Jadi Rising Star Pariwisata, Sulut Kembangkan Potensi Bawah Laut
A
A
A
MANADO - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengembangkan potensi bawah laut setelah ditetapkan sebagai rising star pariwisata Indonesia. Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Dwisuryo Indroyono Soesilo mengatakan, bahwa Sulut bagaikan bintang yang bersinar di dunia pariwisata. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya event internasional terselenggara di Manado.
“Seperti World Ocean Conference (WOC) yang mempertemukan 48 negara dan menghasilkan Manado Ocean Declaration, CTI Summit yang dihadiri oleh 6 Presiden, serta Sail Bunaken di 2009 yang memecahkan 2 rekor dunia Guiness Book of Record,” kata Dwisuryo Indroyono.
Banyaknya penyelengaraan event internasional membuat jumlah kunjungan di Sulawesi Utara mengalami peningkatan. Pada 2018, terdapat sekitar 120.000 kunjungan dan 90% dari kunjungan tersebut berasal dari wisatawan China. “Tingkat kunjungan wisatawan China yang berkunjung ke Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan adanya charter flight Lion Air ke Manado,” ujar Indroyono.
Sejak 2017 hingga 2018, lanjut Indroyono, pertumbuhan turis China mencapai 200% dengan rata-rata belanja UsD 1000 per kunjungan dengan lama kunjungan 4-6 hari. Umumnya, mereka adalah profesional muda yang lebih suka bermalam di hotel berbintang dan berkelompok. Sebanyak 53% dari mereka lebih menyukai wisata alam, terutama laut, pantai, wisata dari pulau ke pulau.
Indoryono juga menyebut, jumlah itu berkat anugerah keindahan alam yang ada di Sulawesi Utara. Bahkan Dive Magazine telah memberikan penghargaan kepada Indonesia sebagai destinasi wisata diving terbaik di dunia.
Dari 10 resort dan spa, 4 diantaranya berasal dari Sulawesi Utara, yaitu Siladen Resort and Spa Indonesia (berada di urutan pertama), Bunaken Oasis Resort and Spa (berada di urutan kedua), Lembeh Resort Indonesia (berada di urutan keempat), dan Nad Lembeh Indonesia (berada di urutan ketujuh).
"Untuk itu, Pemda Sulawesi Utara agar terus aktif memperluas pasar wisata selam ke mancanegara. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah membuka penerbangan langsung dari Jepang untuk meningkatkan kunjungan wisman dari Jepang serta dari West Coast, Amerika Serikat,” kata dia.
“Seperti World Ocean Conference (WOC) yang mempertemukan 48 negara dan menghasilkan Manado Ocean Declaration, CTI Summit yang dihadiri oleh 6 Presiden, serta Sail Bunaken di 2009 yang memecahkan 2 rekor dunia Guiness Book of Record,” kata Dwisuryo Indroyono.
Banyaknya penyelengaraan event internasional membuat jumlah kunjungan di Sulawesi Utara mengalami peningkatan. Pada 2018, terdapat sekitar 120.000 kunjungan dan 90% dari kunjungan tersebut berasal dari wisatawan China. “Tingkat kunjungan wisatawan China yang berkunjung ke Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan adanya charter flight Lion Air ke Manado,” ujar Indroyono.
Sejak 2017 hingga 2018, lanjut Indroyono, pertumbuhan turis China mencapai 200% dengan rata-rata belanja UsD 1000 per kunjungan dengan lama kunjungan 4-6 hari. Umumnya, mereka adalah profesional muda yang lebih suka bermalam di hotel berbintang dan berkelompok. Sebanyak 53% dari mereka lebih menyukai wisata alam, terutama laut, pantai, wisata dari pulau ke pulau.
Indoryono juga menyebut, jumlah itu berkat anugerah keindahan alam yang ada di Sulawesi Utara. Bahkan Dive Magazine telah memberikan penghargaan kepada Indonesia sebagai destinasi wisata diving terbaik di dunia.
Dari 10 resort dan spa, 4 diantaranya berasal dari Sulawesi Utara, yaitu Siladen Resort and Spa Indonesia (berada di urutan pertama), Bunaken Oasis Resort and Spa (berada di urutan kedua), Lembeh Resort Indonesia (berada di urutan keempat), dan Nad Lembeh Indonesia (berada di urutan ketujuh).
"Untuk itu, Pemda Sulawesi Utara agar terus aktif memperluas pasar wisata selam ke mancanegara. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah membuka penerbangan langsung dari Jepang untuk meningkatkan kunjungan wisman dari Jepang serta dari West Coast, Amerika Serikat,” kata dia.
(alv)