Wujudkan Mudik Hepi dengan Peta Digital sebagai Acuan Awal
A
A
A
JAKARTA - Menciptakan keselamatan dan kenyamanan dalam pulang kampung di momen Lebaran melalui mudik hepi atau mudik asyik mesti terus dibangun. Dengan melibatkan seluruh stakeholder, hal tersebut perlu perjuangan untuk merealisasikannya.
Dalam mewujudkan mudik hepi terdapat sejumlah hal yang harus dilakukan. Sebagaimana diungkapkan oleh Dirkamsel Korlantas Polri, Brigjen. Pol Chryshnanda Dwilaksana, salah satu di antaranya adalah membudayakan para petugas maupun masyarakat menggunakan peta digital sebagai acuan awal.
"Tahap awal untuk membudayakan penggunaan peta digital bisa memanfaatkan aplikasi google maps yang murah cepat dan semua bisa mengimplementasikan," tegas Chryshnanda dalam keterangan resminya yang diterima SINDOnews, Jumat (7/6).
Kemudian, dalam praktiknya petugas lapangan juga mengecek hasil pantauan apakah sama atau tidak dengan yang diinfokan dalam maps. Bila yang berwarna merah pekat segera dicairkan. Intinya petugas polisi lalu lintas dapat dianalogikan dokter jantung mengobati sumbatan yang tergambar pada hasil MRI.
Tidak hanya itu, pihak kepolisian, khususnya Korlantas membuat hasil analisa atas pelayanan mudik Lebaran. Dilanjutkan dengan membangun intellegence traffic analysis sebagai basic modernisasi polantas. Sementara itu, nantinya Operasi Ketupat 2020 akan dilakukan electronic toll collection supaya menjadi andalan untuk mengatasi masalah perlambatan di gate toll.
Berikutnya, penerapan TARC (traffic accident research centre), yakni menganalisa dan mengkaji kecelakaan lalu lintas menonjol maupun implementasi operasi ketupat. "Baik secara manajemen maupun operasional terutama dalam mengambil langkah-langkah prioritas dari pengalihan arus, sistem buka tutup, contra flow sampai dengan one way dapat dibuat protokolnya," jelas Chryshnanda.
Lebih lanjut, Chryshnanda menambahkan, tak ketinggalan dilakukan sistem K3I (komunikasi, koordinasi, komando pengendalian dan informasi) dari tingkat pos polisi setiap satlantas, induk PJR dan TMC Polda maupun NTMC. "Penggunaan sistem peta digital dan data yang dapat dinilai kecepatan dan ketepatan mengurai perlambatan dan penanganan hal-hal yang bersifat darurat," sambungnya.
"Langkah selanjutnya meningkatkan kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya dalam memberikan pelayanan yang prima. Yang menjadi perhatian adalah lokasi-lokasi seperti Tonjong-Bumiayu, Gentong-Garut mapun daerah-daerah wisata lainnya yang secara geografis harus ada rekayasa jalan atau dibangun jalur yang memenuhi standar road safety dapat direncanakan pembangunannya solusi," jelas Chryshnanda.
Kebijakan para pimpinan pada posko atau back office hingga di semua lini wajib mememahami dan mengimplementasikan sistem-sistem K3I. Ini untuk mengatasi black spot maupun trouble spot. Sehingga mudik aman selamat lancar tertib sampai tujuan.
Dalam mewujudkan mudik hepi terdapat sejumlah hal yang harus dilakukan. Sebagaimana diungkapkan oleh Dirkamsel Korlantas Polri, Brigjen. Pol Chryshnanda Dwilaksana, salah satu di antaranya adalah membudayakan para petugas maupun masyarakat menggunakan peta digital sebagai acuan awal.
"Tahap awal untuk membudayakan penggunaan peta digital bisa memanfaatkan aplikasi google maps yang murah cepat dan semua bisa mengimplementasikan," tegas Chryshnanda dalam keterangan resminya yang diterima SINDOnews, Jumat (7/6).
Kemudian, dalam praktiknya petugas lapangan juga mengecek hasil pantauan apakah sama atau tidak dengan yang diinfokan dalam maps. Bila yang berwarna merah pekat segera dicairkan. Intinya petugas polisi lalu lintas dapat dianalogikan dokter jantung mengobati sumbatan yang tergambar pada hasil MRI.
Tidak hanya itu, pihak kepolisian, khususnya Korlantas membuat hasil analisa atas pelayanan mudik Lebaran. Dilanjutkan dengan membangun intellegence traffic analysis sebagai basic modernisasi polantas. Sementara itu, nantinya Operasi Ketupat 2020 akan dilakukan electronic toll collection supaya menjadi andalan untuk mengatasi masalah perlambatan di gate toll.
Berikutnya, penerapan TARC (traffic accident research centre), yakni menganalisa dan mengkaji kecelakaan lalu lintas menonjol maupun implementasi operasi ketupat. "Baik secara manajemen maupun operasional terutama dalam mengambil langkah-langkah prioritas dari pengalihan arus, sistem buka tutup, contra flow sampai dengan one way dapat dibuat protokolnya," jelas Chryshnanda.
Lebih lanjut, Chryshnanda menambahkan, tak ketinggalan dilakukan sistem K3I (komunikasi, koordinasi, komando pengendalian dan informasi) dari tingkat pos polisi setiap satlantas, induk PJR dan TMC Polda maupun NTMC. "Penggunaan sistem peta digital dan data yang dapat dinilai kecepatan dan ketepatan mengurai perlambatan dan penanganan hal-hal yang bersifat darurat," sambungnya.
"Langkah selanjutnya meningkatkan kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya dalam memberikan pelayanan yang prima. Yang menjadi perhatian adalah lokasi-lokasi seperti Tonjong-Bumiayu, Gentong-Garut mapun daerah-daerah wisata lainnya yang secara geografis harus ada rekayasa jalan atau dibangun jalur yang memenuhi standar road safety dapat direncanakan pembangunannya solusi," jelas Chryshnanda.
Kebijakan para pimpinan pada posko atau back office hingga di semua lini wajib mememahami dan mengimplementasikan sistem-sistem K3I. Ini untuk mengatasi black spot maupun trouble spot. Sehingga mudik aman selamat lancar tertib sampai tujuan.
(nug)