Review Film The Secret Life of Pets 2
A
A
A
Film pertama The Secret Life of Pets yang dirilis pada 2016 memberikan hiburan yang cukup seru di tengah maraknya film-film animasi bertema hewan di tahun tersebut. Di tahun itu, Disney merilis Zootopia dan Illumunation/Universal Studios merilis Sing. The Secret Life of Pets yang juga dikeluarkan Illumination/Universal pun tak kehilangan momen. Film ini sukses di box office dan juga memenangkan hati para kritikus.
Tahun ini, Illmunination merilis sekuel The Secret Life of Pets. Film ini masih berfokus pada anjing jack Russell terrier bernama Max (Patton Oswald) yang tinggal bersama majikannya, Katie, dan anjing Newfoundland mix berwarna cokelat, Duke (Eric Stonestreet). Kehidupan mereka pun berjalan dengan baik hingga Katie bertemu Chuck dan menikah. Setelah menikah, mereka kemudian memiliki seorang bayi, Liam.
Max awalnya tidak suka pada Liam. Karakternya yang sering cemas membuatnya cemburu pada Liam. Max mengira kehadiran Liam akan membuat Katie dan Chuck melupakan dirinya. Namun, Liam membuat Max kemudian yakin kalau dia masih diinginkan keluarga tersebut. Max pun bertekad untuk selalu melindungi Liam. Max selalu khawatir jika dia terpisah dari Liam meski hanya sebentar. Kecemasan Max membuat Katie membawanya ke psikater khusus hewan. Psikiater itu kemudian memasang corong ke leher Max untuk mencegahnya menggaruk-garuk leher ketika kecemasan melandanya. Katie dan Chuck kemudian membawa Liam, Max dan Duke berlibur ke pedesaan. Di tempat itu, Max dan Duke berkenalan dengan Rooster (Harrison Ford), seekor anjing penggembala. Rooster memberikan pelajaran bagi Max agar menjadi anjing yang tangguh.
Di sisi lain, di blok apartemen tempat tinggal Max, sejumlah hewan pun punya petualangan masing-masing. Pomerian berwarna putih, Gidget (Jenny Slate), belajar menjadi seekor kucing setelah mainan kesayang Max yang dititipkan kepadanya, Busy Bee, jatuh ke kamar apartemen yang ditinggali puluhan ekor kucing bersama majikannya, seorang nenek-nenek. Untuk mengambil kembali mainan itu, Gidget harus berpura-pura menjadi kucing. Gidget belajar mendapatkan pelajaran untuk menjadi seekor kucing dari Chloe (Lake Bell), seekor kucing tabby gendut yang pemalas. Sementara, Daisy (Tiffany Hadish), seekor Shih Tzu, meminta bantuan Snowball (Kevin Hart), kelinci yang punya superhero complex untuk membantunya membebaskan seekor harimau dari cengkraman pemilik sirkus, Sergei, yang jahat.
Dari tiga cerita di atas, hanya cerita Max dan Gidget yang sepertinya nyambung. Namun, seiring berjalannya film, ketiganya ternyata nyambung di akhir-akhir film. Memang terasa dipaksakan untuk sebuah film sepanjang 86 menit ini.
Tak banyak hal baru yang terkuak dari sekuel ini. Para hewan-hewan itu masih berperilaku seperti biasa. Hanya, Max yang mendapatkan pelajaran di film ini, meskipun pelajaran yang diberikan Rooster kepadanya dangkal dan tak terlalu mendalam. Rooster hanya menyuruh Max untuk bisa lebih tangguh, tanpa menyinggung kecemasan dan ketakutan yang sering dihadapi Max. Dan, itu sudah dianggap selesai. Biasanya, film anak-anak sering kali memberikan solusi tentang bagaimana karakter utama di film itu menghadapi ketakutan mereka. Namun, itu tidak ada di film ini. Yang ada, Max justru diolok-olok karena ketakutannya itu.
Hiburan paling menghibur di film ini adalah petualangan Gidget dan Chloe. Cerita merekalah yang cukup tebal dan enak untuk dinikmati karena konyol dan sedikit tidak masuk akal. Tapi, bukankah hal-hal seperti ini yang membuat film kartun itu menyenangkan untuk disaksikan, kan? Sedangkan, cerita petualangan Daisy dan Snowball cukup berat. Mungkin, ini harusnya mendapatkan porsi lebih besar dan menjadi fokus untuk sebuah film tersendiri.
The Secret Life of Pets 2 memang menghibur dengan sejumlah humornya. Namun, tidak ada momen ‘awww’ di film besutan Chris Renaud ini sehingga film ini pun terasa biasa saja.
The Secret Life of Pets 2 bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda mulai Jumat (14/6/2019. Selamat menyaksikan!
Tahun ini, Illmunination merilis sekuel The Secret Life of Pets. Film ini masih berfokus pada anjing jack Russell terrier bernama Max (Patton Oswald) yang tinggal bersama majikannya, Katie, dan anjing Newfoundland mix berwarna cokelat, Duke (Eric Stonestreet). Kehidupan mereka pun berjalan dengan baik hingga Katie bertemu Chuck dan menikah. Setelah menikah, mereka kemudian memiliki seorang bayi, Liam.
Max awalnya tidak suka pada Liam. Karakternya yang sering cemas membuatnya cemburu pada Liam. Max mengira kehadiran Liam akan membuat Katie dan Chuck melupakan dirinya. Namun, Liam membuat Max kemudian yakin kalau dia masih diinginkan keluarga tersebut. Max pun bertekad untuk selalu melindungi Liam. Max selalu khawatir jika dia terpisah dari Liam meski hanya sebentar. Kecemasan Max membuat Katie membawanya ke psikater khusus hewan. Psikiater itu kemudian memasang corong ke leher Max untuk mencegahnya menggaruk-garuk leher ketika kecemasan melandanya. Katie dan Chuck kemudian membawa Liam, Max dan Duke berlibur ke pedesaan. Di tempat itu, Max dan Duke berkenalan dengan Rooster (Harrison Ford), seekor anjing penggembala. Rooster memberikan pelajaran bagi Max agar menjadi anjing yang tangguh.
Di sisi lain, di blok apartemen tempat tinggal Max, sejumlah hewan pun punya petualangan masing-masing. Pomerian berwarna putih, Gidget (Jenny Slate), belajar menjadi seekor kucing setelah mainan kesayang Max yang dititipkan kepadanya, Busy Bee, jatuh ke kamar apartemen yang ditinggali puluhan ekor kucing bersama majikannya, seorang nenek-nenek. Untuk mengambil kembali mainan itu, Gidget harus berpura-pura menjadi kucing. Gidget belajar mendapatkan pelajaran untuk menjadi seekor kucing dari Chloe (Lake Bell), seekor kucing tabby gendut yang pemalas. Sementara, Daisy (Tiffany Hadish), seekor Shih Tzu, meminta bantuan Snowball (Kevin Hart), kelinci yang punya superhero complex untuk membantunya membebaskan seekor harimau dari cengkraman pemilik sirkus, Sergei, yang jahat.
Dari tiga cerita di atas, hanya cerita Max dan Gidget yang sepertinya nyambung. Namun, seiring berjalannya film, ketiganya ternyata nyambung di akhir-akhir film. Memang terasa dipaksakan untuk sebuah film sepanjang 86 menit ini.
Tak banyak hal baru yang terkuak dari sekuel ini. Para hewan-hewan itu masih berperilaku seperti biasa. Hanya, Max yang mendapatkan pelajaran di film ini, meskipun pelajaran yang diberikan Rooster kepadanya dangkal dan tak terlalu mendalam. Rooster hanya menyuruh Max untuk bisa lebih tangguh, tanpa menyinggung kecemasan dan ketakutan yang sering dihadapi Max. Dan, itu sudah dianggap selesai. Biasanya, film anak-anak sering kali memberikan solusi tentang bagaimana karakter utama di film itu menghadapi ketakutan mereka. Namun, itu tidak ada di film ini. Yang ada, Max justru diolok-olok karena ketakutannya itu.
Hiburan paling menghibur di film ini adalah petualangan Gidget dan Chloe. Cerita merekalah yang cukup tebal dan enak untuk dinikmati karena konyol dan sedikit tidak masuk akal. Tapi, bukankah hal-hal seperti ini yang membuat film kartun itu menyenangkan untuk disaksikan, kan? Sedangkan, cerita petualangan Daisy dan Snowball cukup berat. Mungkin, ini harusnya mendapatkan porsi lebih besar dan menjadi fokus untuk sebuah film tersendiri.
The Secret Life of Pets 2 memang menghibur dengan sejumlah humornya. Namun, tidak ada momen ‘awww’ di film besutan Chris Renaud ini sehingga film ini pun terasa biasa saja.
The Secret Life of Pets 2 bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda mulai Jumat (14/6/2019. Selamat menyaksikan!
(alv)