Desainer Pencipta Tren yang Berhaluan Minimalis-Fungsionalis
A
A
A
PHOEBE Philo adalah desainer yang seringkali tidak mengikuti tren, namun justru menciptakan tren. Minimalis dan fungsional menjadi dua hal penting yang diterapkan Philo dalam tren fashion ciptaannya. Phoebe Philo lahir pada 1 Januari 1973 di Paris, Prancis. Ayahnya, Richard, adalah seorang surveyor asal Inggris. Sementara ibunya, Celia, seorang pedagang seni dan seniman grafis.
“Ibu saya memiliki andil dalam menciptakan sampul album David Bowie Aladdin Sane,” ujar Philo seperti dilansir dari vogue.co.uk. Philo menuturkan, dia dan keluarganya kembali ke Inggris ketika dia berusia dua tahun dan dia dibesarkan di Harrow, London. Pada 1987, pada usia 14, ia mulai menciptakan pakaiannya sendiri. “Saya menciptakan pakaian sendiri setelah menerima mesin jahit sebagai hadiah ulang tahun dari orang tua saya,” ujar Philo. Philo serius untuk belajar tentang fashion.
Dia kemudian belajar desain busana di Central Saint Martins College, London. Pada 1994 dia bertemu Stella McCartney yang kala itu sebagai teman sekelasnya. Setelah lulus, Philo mulai bekerja untuk Chloe pada 1997 sebagai asisten desain Stella McCartney. Setelah McCartney keluar dari Chloe dan menciptakan labelnya sendiri pada 2001, Philo mengambil alih kendali rumah mode tersebut sebagai direktur kreatif.
Di bawah kepemimpinan Philo, Chloe menjadi salah satu label fashion yang rutin tampil di peragaan busana Paris Fashion Week. Berkat kreasi Philo, label fashion ini menuai keberhasilan komersial dengan gaya desain yang feminin. Dia meluncurkan tas Paddington yang ikonik pada 2005.
Pada 2006 Philo mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri dari Chloe. Alasannya karena dia ingin fokus mengurusi keluarga. Pada 2008 ketua dan CEO Moet Hennessy Louis Vuitton (LVMH) Bernard Arnault menawari Philo posisi direktur kreatif merek LVMH, yakni Celine. Philo pun memimpin rumah mode Paris dari rumahnya di London.
Dia memiliki kontrol kreatif sepenuhnya pada label ini. Desainnya yang abadi untuk Celine memadukan kemewahan dengan fungsionalitas bagi perempuan modern. “Saya merasa sudah waktunya untuk pendekatan yang lebih kembali ke mode. Pakaian yang indah, kuat, dan memiliki ide, tetapi dengan kehidupan nyata yang menggerakkan mereka,” ujar Philo.
Para pengamat mode melihat Philo memiliki kontribusi besar untuk kesuksesan Celine. Sebelum Philo datang di Celine pada 2008, ada beberapa fashion designer yang memimpin label tersebut. Berawal dari 1946 dengan koleksi sepatunya, Celine Vipiana mulai memfokuskan koleksi ready-to-wear pada 1970.
Beberapa desainer ternama telah menyumbang kreasinya untuk koleksi ready-to-wear milik Celine ini, mulai dari Michael Kors yang mendesain koleksi aksesoris hingga Roberto Menichetti yang mendesain koleksi purse .
Namun, belum ada yang mampu membuat Celine menjadi trend setter sebagaimana yang dilakukan oleh Philo. “Karya saya mendefinisikan kembali apa yang dicita-citakan perempuan untuk dikenakan. Setiap busana mencerminkan estetika minimalis, garis bersih, dan palet warna tonus,” ujar Philo. Tren fashion yang dipelopori Philo di antaranya koleksi Pyjama Shirt yang dikeluarkan pada runway Celine, Spring/Summer 2011.
Selain itu, terdapat juga Mannish Coat yang terinspirasi dari gaya berpakaian lakilaki. Potongan coat ini lebih panjang di sisi depan dan terlihat oversized pada bagian pinggang ke bawah. Selain bermain pada koleksi pakaian, koleksi aksesorisnya juga tidak kalah populer. Tas andalan dari Philo yaitu Trapeze Bag berhasil menembus pasar dan eksis di kalangan selebritas internasional.
Keindahan rancangan-rancangan Philo untuk Celine adalah paduan antara kesan artistik minimalis dan fungsionalitas. Selama berada di Celine, Philo menciptakan pakaian yang konsisten dan didambakan untuk perempuan kontemporer. Melalui koleksi-koleksinya, Philo berhasil menaikkan profit Celine menjadi tiga kali lipat serta menjadi trend setter busana modern dan minimalis perempuan masa kini.
Pada 2017 setelah 10 tahun bekerja di Celine, banyak berita di media yang mengumumkan bahwa Philo mengundurkan diri sebagai direktur kreatif Celine. “Bekerja untuk Celine merupakan pengalaman luar biasa. Saya bersyukur sudah bekerja dengan tim berbakat dan memiliki komitmen tinggi. Saya ingin berterima kasih semua orang yang telah berkolaborasi dengan saya selama di brand ini,” ucap Philo.
“Ibu saya memiliki andil dalam menciptakan sampul album David Bowie Aladdin Sane,” ujar Philo seperti dilansir dari vogue.co.uk. Philo menuturkan, dia dan keluarganya kembali ke Inggris ketika dia berusia dua tahun dan dia dibesarkan di Harrow, London. Pada 1987, pada usia 14, ia mulai menciptakan pakaiannya sendiri. “Saya menciptakan pakaian sendiri setelah menerima mesin jahit sebagai hadiah ulang tahun dari orang tua saya,” ujar Philo. Philo serius untuk belajar tentang fashion.
Dia kemudian belajar desain busana di Central Saint Martins College, London. Pada 1994 dia bertemu Stella McCartney yang kala itu sebagai teman sekelasnya. Setelah lulus, Philo mulai bekerja untuk Chloe pada 1997 sebagai asisten desain Stella McCartney. Setelah McCartney keluar dari Chloe dan menciptakan labelnya sendiri pada 2001, Philo mengambil alih kendali rumah mode tersebut sebagai direktur kreatif.
Di bawah kepemimpinan Philo, Chloe menjadi salah satu label fashion yang rutin tampil di peragaan busana Paris Fashion Week. Berkat kreasi Philo, label fashion ini menuai keberhasilan komersial dengan gaya desain yang feminin. Dia meluncurkan tas Paddington yang ikonik pada 2005.
Pada 2006 Philo mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri dari Chloe. Alasannya karena dia ingin fokus mengurusi keluarga. Pada 2008 ketua dan CEO Moet Hennessy Louis Vuitton (LVMH) Bernard Arnault menawari Philo posisi direktur kreatif merek LVMH, yakni Celine. Philo pun memimpin rumah mode Paris dari rumahnya di London.
Dia memiliki kontrol kreatif sepenuhnya pada label ini. Desainnya yang abadi untuk Celine memadukan kemewahan dengan fungsionalitas bagi perempuan modern. “Saya merasa sudah waktunya untuk pendekatan yang lebih kembali ke mode. Pakaian yang indah, kuat, dan memiliki ide, tetapi dengan kehidupan nyata yang menggerakkan mereka,” ujar Philo.
Para pengamat mode melihat Philo memiliki kontribusi besar untuk kesuksesan Celine. Sebelum Philo datang di Celine pada 2008, ada beberapa fashion designer yang memimpin label tersebut. Berawal dari 1946 dengan koleksi sepatunya, Celine Vipiana mulai memfokuskan koleksi ready-to-wear pada 1970.
Beberapa desainer ternama telah menyumbang kreasinya untuk koleksi ready-to-wear milik Celine ini, mulai dari Michael Kors yang mendesain koleksi aksesoris hingga Roberto Menichetti yang mendesain koleksi purse .
Namun, belum ada yang mampu membuat Celine menjadi trend setter sebagaimana yang dilakukan oleh Philo. “Karya saya mendefinisikan kembali apa yang dicita-citakan perempuan untuk dikenakan. Setiap busana mencerminkan estetika minimalis, garis bersih, dan palet warna tonus,” ujar Philo. Tren fashion yang dipelopori Philo di antaranya koleksi Pyjama Shirt yang dikeluarkan pada runway Celine, Spring/Summer 2011.
Selain itu, terdapat juga Mannish Coat yang terinspirasi dari gaya berpakaian lakilaki. Potongan coat ini lebih panjang di sisi depan dan terlihat oversized pada bagian pinggang ke bawah. Selain bermain pada koleksi pakaian, koleksi aksesorisnya juga tidak kalah populer. Tas andalan dari Philo yaitu Trapeze Bag berhasil menembus pasar dan eksis di kalangan selebritas internasional.
Keindahan rancangan-rancangan Philo untuk Celine adalah paduan antara kesan artistik minimalis dan fungsionalitas. Selama berada di Celine, Philo menciptakan pakaian yang konsisten dan didambakan untuk perempuan kontemporer. Melalui koleksi-koleksinya, Philo berhasil menaikkan profit Celine menjadi tiga kali lipat serta menjadi trend setter busana modern dan minimalis perempuan masa kini.
Pada 2017 setelah 10 tahun bekerja di Celine, banyak berita di media yang mengumumkan bahwa Philo mengundurkan diri sebagai direktur kreatif Celine. “Bekerja untuk Celine merupakan pengalaman luar biasa. Saya bersyukur sudah bekerja dengan tim berbakat dan memiliki komitmen tinggi. Saya ingin berterima kasih semua orang yang telah berkolaborasi dengan saya selama di brand ini,” ucap Philo.
(don)