Review Film Anna
A
A
A
JAKARTA - Sebuah film mata-mata selalu menarik untuk dinikmati. Apalagi, jika tokohnya adalah seorang wanita. Intrik dan aksi menarik sepertinya menjadi jaminan film seperti ini sangat layak dinantikan. Jaminan ini pula yang diberikan film Anna di trailernya.
Anna mengisahkan tentang seorang wanita muda asal Rusia bernama Anna Poliatova (Sasha Luss) yang kemudian direkrut menjadi agen KGB. Dalam perjalanannya, dia menyamar sebagai model untuk agensi model ternama di Paris dalam membidik target yang telah diberikan para bosnya. Bermodal wajah cantik dan memikat, Anna dengan mudah melumpuhkan para target-targetnya. Ini menjadikan Anna sebagai salah satu agen sekaligus pembunuh paling mumpuni di KGB. Namun, suatu kali, dia merasa sangat lelah dan ingin bebas.
Disutradarai Luc Besson, Anna menampilkan banyak aksi intrik yang dilakukan Anna dalam melumpuhkan para targetnya. Disajikan dengan gaya maju mundur (flash back-forward), film ini seharusnya menjadi tontonan yang mengasyikkan. Sayang, ceritanya terkesan sangat biasa dan tidak ada momen yang bisa membuat film ini menjadi salah satu film yang cukup bisa dikenang.
Alurnya yang maju mundur membuat film ini harus benar-benar dicermati dari detik satu ke detik berikutnya. Twist-nya yang lumayan banyak sebenarnya menjanjikannya menjadi tontonan menarik. Jika Anda suka dengan film dengan alur yang maju mundur, Anna bisa menjadi salah satu alternatif menonton Anda pada pekan ini.
Secara keseluruhan, Anna adalah karakter la femme fatale yang biasa saja. Kemampuannya untuk menjadi mata-mata hampir pernah ada di tokoh-tokoh mata-mata wanita yang sudah pernah tampil sebelumnya. Yang membuatnya berbeda adalah cara penyampaian cerita dalam film ini.
Strategi penceritaan alur maju mundur yang diberlakukan Luc dalam film berdurasi 118 menit ini adalah upaya untuk membuat cerita Anna yang biasa menjadi menarik. Twist yang muncul di setiap alur waktu memang membuat film ini tampak menggoda untuk diikuti. Namun, tidak bisa meyelamatkannya dari fakta bahwa ceritanya sangat biasa.
Hal lain yang menarik adalah tentang KGB. Sangat jarang film yang menampilkan agen KGB. Biasanya adalah tentang agen CIA yang menyamar untuk meruntuhkan KGB. Di film ini, tokoh sentralnya adalah agen KGB dengan intrik yang juga diberikan oleh agen KGB lainnya. Memang ada tokoh CIA, tapi, bukan menjadi tokoh sentralnya.
Anna adalah film tentang la femme fatale yang sangat biasa yang disajikan dengan alur yang maju mundur untuk membuatnya lebih menarik untuk dinikmati. Fokus pada agen KGB di masa Perang Dingin membuatnya menjadi salah satu alasan yang menarik. Namun, untuk jalan cerita dan eksekusi, semuanya biasa-biasa saja.
Anna sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Karena banyaknya unsur kekerasan dan seksual di film ini, penonton diharapkan untuk lebih bijak dengan tidak membawa anak-anak di bawah usia 17 tahun saat menontonnya. LSF telah membanderol film ini sebagai film Dewasa alias untuk 17 tahun. Bijaklah memilih tontonan Anda dan keluarga. Selamat menyaksikan!
Anna mengisahkan tentang seorang wanita muda asal Rusia bernama Anna Poliatova (Sasha Luss) yang kemudian direkrut menjadi agen KGB. Dalam perjalanannya, dia menyamar sebagai model untuk agensi model ternama di Paris dalam membidik target yang telah diberikan para bosnya. Bermodal wajah cantik dan memikat, Anna dengan mudah melumpuhkan para target-targetnya. Ini menjadikan Anna sebagai salah satu agen sekaligus pembunuh paling mumpuni di KGB. Namun, suatu kali, dia merasa sangat lelah dan ingin bebas.
Disutradarai Luc Besson, Anna menampilkan banyak aksi intrik yang dilakukan Anna dalam melumpuhkan para targetnya. Disajikan dengan gaya maju mundur (flash back-forward), film ini seharusnya menjadi tontonan yang mengasyikkan. Sayang, ceritanya terkesan sangat biasa dan tidak ada momen yang bisa membuat film ini menjadi salah satu film yang cukup bisa dikenang.
Alurnya yang maju mundur membuat film ini harus benar-benar dicermati dari detik satu ke detik berikutnya. Twist-nya yang lumayan banyak sebenarnya menjanjikannya menjadi tontonan menarik. Jika Anda suka dengan film dengan alur yang maju mundur, Anna bisa menjadi salah satu alternatif menonton Anda pada pekan ini.
Secara keseluruhan, Anna adalah karakter la femme fatale yang biasa saja. Kemampuannya untuk menjadi mata-mata hampir pernah ada di tokoh-tokoh mata-mata wanita yang sudah pernah tampil sebelumnya. Yang membuatnya berbeda adalah cara penyampaian cerita dalam film ini.
Strategi penceritaan alur maju mundur yang diberlakukan Luc dalam film berdurasi 118 menit ini adalah upaya untuk membuat cerita Anna yang biasa menjadi menarik. Twist yang muncul di setiap alur waktu memang membuat film ini tampak menggoda untuk diikuti. Namun, tidak bisa meyelamatkannya dari fakta bahwa ceritanya sangat biasa.
Hal lain yang menarik adalah tentang KGB. Sangat jarang film yang menampilkan agen KGB. Biasanya adalah tentang agen CIA yang menyamar untuk meruntuhkan KGB. Di film ini, tokoh sentralnya adalah agen KGB dengan intrik yang juga diberikan oleh agen KGB lainnya. Memang ada tokoh CIA, tapi, bukan menjadi tokoh sentralnya.
Anna adalah film tentang la femme fatale yang sangat biasa yang disajikan dengan alur yang maju mundur untuk membuatnya lebih menarik untuk dinikmati. Fokus pada agen KGB di masa Perang Dingin membuatnya menjadi salah satu alasan yang menarik. Namun, untuk jalan cerita dan eksekusi, semuanya biasa-biasa saja.
Anna sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Karena banyaknya unsur kekerasan dan seksual di film ini, penonton diharapkan untuk lebih bijak dengan tidak membawa anak-anak di bawah usia 17 tahun saat menontonnya. LSF telah membanderol film ini sebagai film Dewasa alias untuk 17 tahun. Bijaklah memilih tontonan Anda dan keluarga. Selamat menyaksikan!
(alv)