Kemenpar Serius Kembangkan Danau Toba Jadi Destinasi Wisata Kuliner dan Belanja
A
A
A
SIBORONGBORONG - Kementerian Pariwisata tidak pernah lelah memoles Danau Toba. Sebagai destinasi super prioritas, Danau Toba kian dilengkapi. Kali ini yang menjadi fokus Kemenpar adalah menjadikan Danau Toba sebagai destinasi belanja dan kuliner.
Dukungan Kemenpar untuk Danau Toba dilakukan dalam Workshop Wisata Kuliner dan Belanja dalam rangka Pemberian Dukungan Prioritas Nasional: Perintisan Destinasi Pariwisata Prioritas Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional Toba.
Kegiatan ini akan dilaksanakan Kamis (11/7/2019). Esther Hotel Silangit, Jalan Siborong Borong-Parapat No.75, Silando, Muara, Tapanuli Utara.
Menurut Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar Lokot Ahmad Enda, pengembangan Danau Toba, Sumatera Utara, harus dilakukan.
“Danau Toba adalah destinasi super prioritas. Dan kita harus mengembangkan destinasi ini agar lebih menjual lagi. Agar lebih banyak wisatawan mancanegara yang datang tentunya. Dan lewat workshop, kita coba kembangkan hal itu. Berbagai stakeholder di sekitar Danau Toba juga kita libatkan,” papar Lokot, Rabu (10/7/2019).
Menurut Lokot, Kemenpar akan terus menggali potensi yang ada di Danau Toba. Tujuannya agar bisa ditawarkan ke wisatawan. Termasuk menggali potensi wisata dan belanja.
“Kita lihat ada potensi itu. Potensi untuk melakukan aktivitas belanja dan kuliner. Makanya kita melibatkan daerah-daerah penunjang Danau Toba agar menyatukan visi tersebut,” paparnya.
Dalam workshop kali ini, Kemenpar mengajak Kabupaten Tapanuli Utara, Toba Samosir, juga Humbang Hasundutan.
Sementara Kasubid Destinasi Area 1B Kemenpar Andhy Marpaung menambahkan, dalam workshop nanti akan disampaikan juga agar Danau Toba menjadi destinasi ramah buat seluruh wisatawan. Termasuk ramah untuk wisatawan muslim.
“Kenapa hal ini harus kita pikirkan. Karena faktanya kunjungan wisatawan Malaysia di Danau Toba dan Sumatera Utara cukup besar. Porsinya selalu dominan bisa dikomparasi dengan paspor asing lainnya. Makanya kita ingin agar Danau Toba ramah terhadap semua wisatawan,” paparnya.
Sementara Kabid Pengembangan Destinasi Area I Kemenpar Wijanarko menambahkan, pergerakan wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Sumatera Utama, termasuk Danau Toba, sangat menjanjikan.
“Indikasi yang kita lihat sangat positif. Selama triwulan pertama 2019, kunjungan wisatawan Negeri Jiran mencapai 30.003 orang. Sementara wisatawan Singapura berada di strip 2 dengan angka 4.098 orang wisatawan. Jadi tak salah jika treatment lebih kita berikan untuk wisatawan Malaysia,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pengembangan memang harus dilakukan. Apalagi Danau Toba menyandang status Destinasi Super Prioritas.
“Tuntutan dari Danau Toba adalah menghadirkan lebih banyak wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, kita harus melakukan berbagai treatment untuk mendukungnya. Inovasi harus dilakukan. Promosi juga terus dijalankan. Kita ingin Danau Toba selalu di-upgrade. Dan selalu ada yang baru untuk menarik minat wisatawan,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.
Dukungan Kemenpar untuk Danau Toba dilakukan dalam Workshop Wisata Kuliner dan Belanja dalam rangka Pemberian Dukungan Prioritas Nasional: Perintisan Destinasi Pariwisata Prioritas Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional Toba.
Kegiatan ini akan dilaksanakan Kamis (11/7/2019). Esther Hotel Silangit, Jalan Siborong Borong-Parapat No.75, Silando, Muara, Tapanuli Utara.
Menurut Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar Lokot Ahmad Enda, pengembangan Danau Toba, Sumatera Utara, harus dilakukan.
“Danau Toba adalah destinasi super prioritas. Dan kita harus mengembangkan destinasi ini agar lebih menjual lagi. Agar lebih banyak wisatawan mancanegara yang datang tentunya. Dan lewat workshop, kita coba kembangkan hal itu. Berbagai stakeholder di sekitar Danau Toba juga kita libatkan,” papar Lokot, Rabu (10/7/2019).
Menurut Lokot, Kemenpar akan terus menggali potensi yang ada di Danau Toba. Tujuannya agar bisa ditawarkan ke wisatawan. Termasuk menggali potensi wisata dan belanja.
“Kita lihat ada potensi itu. Potensi untuk melakukan aktivitas belanja dan kuliner. Makanya kita melibatkan daerah-daerah penunjang Danau Toba agar menyatukan visi tersebut,” paparnya.
Dalam workshop kali ini, Kemenpar mengajak Kabupaten Tapanuli Utara, Toba Samosir, juga Humbang Hasundutan.
Sementara Kasubid Destinasi Area 1B Kemenpar Andhy Marpaung menambahkan, dalam workshop nanti akan disampaikan juga agar Danau Toba menjadi destinasi ramah buat seluruh wisatawan. Termasuk ramah untuk wisatawan muslim.
“Kenapa hal ini harus kita pikirkan. Karena faktanya kunjungan wisatawan Malaysia di Danau Toba dan Sumatera Utara cukup besar. Porsinya selalu dominan bisa dikomparasi dengan paspor asing lainnya. Makanya kita ingin agar Danau Toba ramah terhadap semua wisatawan,” paparnya.
Sementara Kabid Pengembangan Destinasi Area I Kemenpar Wijanarko menambahkan, pergerakan wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Sumatera Utama, termasuk Danau Toba, sangat menjanjikan.
“Indikasi yang kita lihat sangat positif. Selama triwulan pertama 2019, kunjungan wisatawan Negeri Jiran mencapai 30.003 orang. Sementara wisatawan Singapura berada di strip 2 dengan angka 4.098 orang wisatawan. Jadi tak salah jika treatment lebih kita berikan untuk wisatawan Malaysia,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pengembangan memang harus dilakukan. Apalagi Danau Toba menyandang status Destinasi Super Prioritas.
“Tuntutan dari Danau Toba adalah menghadirkan lebih banyak wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, kita harus melakukan berbagai treatment untuk mendukungnya. Inovasi harus dilakukan. Promosi juga terus dijalankan. Kita ingin Danau Toba selalu di-upgrade. Dan selalu ada yang baru untuk menarik minat wisatawan,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.
(akn)