Warung Nako, Warteg Modern yang Instagramable
A
A
A
BOGOR - Tempat nongkrong masa kini tidak jauh dari konsep desain yang unik. Seperti Warung Nako di Kota Bogor, Jawa Barat, yang mengusung konsep urban industrial minimalis.
Warna dominannya abu-abu hitam dengan aksen kayu dan besi.Dengan konsep yang demikian menarik, tidak heran bila muda-mudi hingga para ibu yang tengah menunggu anak pulang sekolah, kemudian datang ke Warung Nako.
Sejumlah spot foto dapat ditemukan di sini karena bentuk bangunannya memang unik. Tampak depan ada kaca-kaca besar yang membentuk segitiga atap rumah. Di samping bangunan, juga terdapat banyak kaca nako sebagai ventilasi.
Nama “Nako” sendiri memang terinspirasi dari kaca nako yang sering dipasang di banyak warung tegal (warteg). Bangunan dengan banyak kaca membuat ruangan bisa mendapatkan pencahayaan yang alami.
Saat malam hari, suasana menyejukkan mata terciptakan berkat permainan tata lampu berwarna kekuningan. Hiasan yang dipasang pun terlihat unik, seperti kaleng kerupuk persis di belakang tempat pengambilan makanan.
Dua tangga di pintu masuk warung, juga menjadi spot foto yang menarik karena memiliki latar kaca nako besar di bagian atap. Warung Nako berbeda dari tempat makan instagramable lainnya. Makanan yang disajikan bukan sajian ala restoran bintang lima, melainkan menu-menu yang kerap ditemui di warteg.
Ketersediaan sayur dan lauk pauk khas masakan rumahan di sini membuat pelanggan merasa seperti sedang makan di kediaman sendiri. “Kami memang warteg. Bedanya, kami lebih higienis dan menjadi tempat yang pas untuk nongkrong.
Selain bisa berkumpul dan menyantap hidangan sederhana ala masakan rumah, di sini pengunjung dapat berfoto dengan latar yang menarik,” kata JB Khrisna Susanto, pemilik Warung Nako. Warteg modern ini beroperasi pukul 07.00-18.00 WIB untuk “sesi pertama”.
Terdapat enam paket makan yang bisa dipilih, yakni Paket Anak Kos seharga Rp15.000 yang terdiri atas nasi, dua jenis sayur, dan sambal. Lalu Paket Krisis Rp18.000 untuk nasi dan soto, Paket Akhir Bulan berupa nasi, lauk, sayur, dan gorengan yang dibanderol harga Rp19.000, dan Paket Tengah Bulan Rp25.000 berisi nasi, ayam, sayur, dan sambal.
Untuk paket yang lebih komplet, ada Paket Awal Bulan yang terdiri atas nasi, daging, sayur, sambal, dan gorengan seharga Rp29.000 serta Paket Gajian seharga Rp35.000 dengan menu yang lebih variatif seperti nasi, ayam, sayur, lauk, gorengan, sambal, dan kerupuk.
“Setiap hari ada 10-13 menu sayur dan lauk, juga dua menu sup dan soto yang dibuat bergantian,” ujar Khrisna. Makanan yang sering dibuat lantaran banyak permintaan ialah semur jengkol dan kulit ayam krispi untuk pilihan gorengannya.
Seluruh paket hemat tersebut sudah termasuk teh hangat sepuasnya. Sementara untuk “sesi malam hari”, Warung Nako beroperasi hingga pukul 23.00 WIB dengan menyediakan menu ala carte seperti aneka mi, nasi goreng, dan roti bakar.
Berdiri pada 7 Maret 2018, Warung Nako tidak sendirian karena tepat di sebelahnya terdapat gerai Kopi Nako. Belum lengkap memang bila acara kumpul-kumpul tidak menyertakan kopi. “Kami menyajikan kopi kekinian dengan harga yang tidak terlalu mahal. Kopinya kami roasting sendiri.
Untuk mendukung usaha lokal, ada juga kopi hasil roasting coffee shop lain,” ungkap Khrisna. Setiap hari ada sekitar 400 pengunjung yang datang. Itu saat weekdays.Untuk akhir pekan, Khrisna mengklaim jumlah pelanggannya bisa mencapai 1.000 orang untuk Warung maupun Kopi Nako.
Mereka berasal dari kalangan anak muda, pekerja kantor, hingga keluarga. Berlokasi dekat dengan pintu keluar tol Bogor, Warung Nako terbilang mudah dijangkau.
Keluar tol Bogor, ambil arah ke kiri menuju Jalan Pajajaran, lalu mengikuti rute ke Rumah Sakit BMC. Warung Nako berjarak 100 meter dari rumah sakit tersebut. (Ananda Nararya)
Warna dominannya abu-abu hitam dengan aksen kayu dan besi.Dengan konsep yang demikian menarik, tidak heran bila muda-mudi hingga para ibu yang tengah menunggu anak pulang sekolah, kemudian datang ke Warung Nako.
Sejumlah spot foto dapat ditemukan di sini karena bentuk bangunannya memang unik. Tampak depan ada kaca-kaca besar yang membentuk segitiga atap rumah. Di samping bangunan, juga terdapat banyak kaca nako sebagai ventilasi.
Nama “Nako” sendiri memang terinspirasi dari kaca nako yang sering dipasang di banyak warung tegal (warteg). Bangunan dengan banyak kaca membuat ruangan bisa mendapatkan pencahayaan yang alami.
Saat malam hari, suasana menyejukkan mata terciptakan berkat permainan tata lampu berwarna kekuningan. Hiasan yang dipasang pun terlihat unik, seperti kaleng kerupuk persis di belakang tempat pengambilan makanan.
Dua tangga di pintu masuk warung, juga menjadi spot foto yang menarik karena memiliki latar kaca nako besar di bagian atap. Warung Nako berbeda dari tempat makan instagramable lainnya. Makanan yang disajikan bukan sajian ala restoran bintang lima, melainkan menu-menu yang kerap ditemui di warteg.
Ketersediaan sayur dan lauk pauk khas masakan rumahan di sini membuat pelanggan merasa seperti sedang makan di kediaman sendiri. “Kami memang warteg. Bedanya, kami lebih higienis dan menjadi tempat yang pas untuk nongkrong.
Selain bisa berkumpul dan menyantap hidangan sederhana ala masakan rumah, di sini pengunjung dapat berfoto dengan latar yang menarik,” kata JB Khrisna Susanto, pemilik Warung Nako. Warteg modern ini beroperasi pukul 07.00-18.00 WIB untuk “sesi pertama”.
Terdapat enam paket makan yang bisa dipilih, yakni Paket Anak Kos seharga Rp15.000 yang terdiri atas nasi, dua jenis sayur, dan sambal. Lalu Paket Krisis Rp18.000 untuk nasi dan soto, Paket Akhir Bulan berupa nasi, lauk, sayur, dan gorengan yang dibanderol harga Rp19.000, dan Paket Tengah Bulan Rp25.000 berisi nasi, ayam, sayur, dan sambal.
Untuk paket yang lebih komplet, ada Paket Awal Bulan yang terdiri atas nasi, daging, sayur, sambal, dan gorengan seharga Rp29.000 serta Paket Gajian seharga Rp35.000 dengan menu yang lebih variatif seperti nasi, ayam, sayur, lauk, gorengan, sambal, dan kerupuk.
“Setiap hari ada 10-13 menu sayur dan lauk, juga dua menu sup dan soto yang dibuat bergantian,” ujar Khrisna. Makanan yang sering dibuat lantaran banyak permintaan ialah semur jengkol dan kulit ayam krispi untuk pilihan gorengannya.
Seluruh paket hemat tersebut sudah termasuk teh hangat sepuasnya. Sementara untuk “sesi malam hari”, Warung Nako beroperasi hingga pukul 23.00 WIB dengan menyediakan menu ala carte seperti aneka mi, nasi goreng, dan roti bakar.
Berdiri pada 7 Maret 2018, Warung Nako tidak sendirian karena tepat di sebelahnya terdapat gerai Kopi Nako. Belum lengkap memang bila acara kumpul-kumpul tidak menyertakan kopi. “Kami menyajikan kopi kekinian dengan harga yang tidak terlalu mahal. Kopinya kami roasting sendiri.
Untuk mendukung usaha lokal, ada juga kopi hasil roasting coffee shop lain,” ungkap Khrisna. Setiap hari ada sekitar 400 pengunjung yang datang. Itu saat weekdays.Untuk akhir pekan, Khrisna mengklaim jumlah pelanggannya bisa mencapai 1.000 orang untuk Warung maupun Kopi Nako.
Mereka berasal dari kalangan anak muda, pekerja kantor, hingga keluarga. Berlokasi dekat dengan pintu keluar tol Bogor, Warung Nako terbilang mudah dijangkau.
Keluar tol Bogor, ambil arah ke kiri menuju Jalan Pajajaran, lalu mengikuti rute ke Rumah Sakit BMC. Warung Nako berjarak 100 meter dari rumah sakit tersebut. (Ananda Nararya)
(nfl)