Kenalkan Indonesia, Naila Ajak Penerjun Payung Luar Negeri Beraksi di Tanah Air

Minggu, 11 Agustus 2019 - 21:56 WIB
Kenalkan Indonesia, Naila Ajak Penerjun Payung Luar Negeri Beraksi di Tanah Air
Kenalkan Indonesia, Naila Ajak Penerjun Payung Luar Negeri Beraksi di Tanah Air
A A A
JAKARTA - Salah satu diaspora yang bergelut di dunia terjun payung ekstrem, Naila Novaranti memperoleh kesempatan untuk berbicara di depan ratusan diaspora dari berbagai negara dalam Kongres Diaspora Indonesia di Jakarta, Sabtu (10/8).

Menjadi satu-satunya penerjun payung ekstrem dari Indonesia, Naila pun banyak berbicara mengenai pengalaman di bidangnya tersebut. Banyak hal yang disampaikan Naila. Selain berbagi pengalaman, Naila juga berbicara soal bagaimana dia jatuh bangun menjalani profesi sebagai pelatih dan penerjun payung wanita.

"Saya coba memberikan semangat terus berjuang seperti yang pernah saya jalani sebagai pelatih dan penerjun payung wanita," tegas Naila, yang baru sajamenaklukkan Mount Everest, Nepal, baru-baru ini.

Sebagai diaspora, Naila juga merasa memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan Indonesia melalui bidang yang digelutinya. "Saya selalu mempromosikan Indonesia pada penerjun-penerjun luar negeri. Beberapa waktu lalu sekitar 40-an penerjun luar negeri datang ke Indonesia untuk terjun di sejumlah lokasi," kata ibu tiga anak ini dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Minggu (11/8).

Naila, yang juga tamu VIP di Kongres Diaspora, pernah mencoba menggaet investor dari luar negeri untuk berinvestasi dalam dunia terjun payung di Indonesia. Sayangnya, hal tersebut terkendala birokrasi. "Sebenarnya banyak yang mau investasi, tapi ya itu terhadang birokrasi," tandas Naila, yang akhir tahun ini akan kembali melakukan terjun ekstrem di Kutub Selatan.

Meski memiliki ribuan jam terbang dan mengantongi lisensi terjun seumur hidup, ternyata Naila masih tetap memiliki rasa takut ketika melakukan aksinya. "Setiap akan terjun saya pasti Bismillah dulu. Rasa takut pasti ada. Karena kita enggak pernah tahu bagaimana kondisi yang akan terjadi saat terjun. Di Everest pun saya mengalami kuncup parasut. Untungnya hal itu bisa ditangani," terangnya.

Selain mengucap Bismillah sebelum beraksi, Naila juga mempunyai tips yakni menerapkan 'how to deal' saat menemui situasi yang tidak diinginkan, seperti parasutnya tak mengembang sebagaimana yang terjadi di Mount Everest.

"Konsentrasi juga penting, karena bisa saja kita terkesima saat mengalami masalah. Beberapa detik saja kita telat respons, bisa lain jadinya," ungkap Naila.

Sementara itu, Kongres Diaspora Indonesia kali ini merupakan yang kalima digelar di Ibu Kota Jakarta. Kongres yang mengangkat tema Empowering Indonesia's Human Capital ini dibuka Menteri Luar Negeri RI yang sekaligus menjadi keynote speaker, Retno LP Marsudi.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3855 seconds (0.1#10.140)