Jamaah Haji Diminta Waspadai Heat Stroke
A
A
A
JAKARTA - Heat stroke adalah kondisi suhu tubuh yang meningkat tajam dan tiba-tiba dalam waktu cepat, tetapi tubuh tidak mampu atau tidak memiliki cukup waktu untuk mendinginkan diri. Ini yang banyak dialami jamaan haji.
Ada beberapa faktor risiko heat stroke. Pertama akibat dari tingginya suhu udara di Arafah. Hal ini menyebabkan tubuh mudah kehilangan cairan atau dehidrasi. (Baca juga: 3 Tanda Bayi Belum Siap Konsumsi Makanan Padat! ).
Kedua rendahnya kelembaban udara. Dengan rendahnya kelembaban udara, cairan mudah menguap, sehingga jamaah sering tidak menyadari saat kekurangan cairan. Faktor risiko lainnya adalah perilaku jamaah sendiri, di mana kebiasaan tidak menggunakan alat pelindung diri, seperti payung, menyebabkan jamaah haji mudah terkena sengatan panas di alam terbuka, seperti di Padang Arafah.
Bukan tidak mungkin, kasus heat stroke masih akan terjadi. Oleh karenanya, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc mengimbau jamaah haji tidak terlalu banyak melakukan kegiatan yang tidak perlu.
Sesering mungkin minum, tidak perlu menunggu haus, dan campurkan dengan oralit . Eka juga meminta jamaah untuk menggunakan alat pelindung diri, seperti masker, payung, semprotan air dan sandal, jika memang harus keluar tenda. Terakhir, jika jamaah mengalami keluhan kesehatan, segera menghubungi tenaga kesehatan di kloternya.
Ada beberapa faktor risiko heat stroke. Pertama akibat dari tingginya suhu udara di Arafah. Hal ini menyebabkan tubuh mudah kehilangan cairan atau dehidrasi. (Baca juga: 3 Tanda Bayi Belum Siap Konsumsi Makanan Padat! ).
Kedua rendahnya kelembaban udara. Dengan rendahnya kelembaban udara, cairan mudah menguap, sehingga jamaah sering tidak menyadari saat kekurangan cairan. Faktor risiko lainnya adalah perilaku jamaah sendiri, di mana kebiasaan tidak menggunakan alat pelindung diri, seperti payung, menyebabkan jamaah haji mudah terkena sengatan panas di alam terbuka, seperti di Padang Arafah.
Bukan tidak mungkin, kasus heat stroke masih akan terjadi. Oleh karenanya, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc mengimbau jamaah haji tidak terlalu banyak melakukan kegiatan yang tidak perlu.
Sesering mungkin minum, tidak perlu menunggu haus, dan campurkan dengan oralit . Eka juga meminta jamaah untuk menggunakan alat pelindung diri, seperti masker, payung, semprotan air dan sandal, jika memang harus keluar tenda. Terakhir, jika jamaah mengalami keluhan kesehatan, segera menghubungi tenaga kesehatan di kloternya.
(tdy)