Keindahan Busana Modernitas dari Tenun Tapanuli
A
A
A
JAKARTA - ULOS merupakan kain tradisional asal Tapanuli, Sumatera Utara, yang memiliki beragam jenis dan motif yang sarat makna.
Ulos Harungguan disebut sebagai raja ulos di Tapanuli karena pada masa lampau hanya dipakai raja dan kalangan terpandang sehingga dianggap memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan jenis ulos lain. Keistimewaan Ulos Harungguan memiliki motif kompleks yang menggabungkan semua motif ulos sehingga tidak ada pengulangan motif.
Ulos Harungguan hanya dibuat penenun di Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga telah melakukan binaan untuk mengembangkan kerajinan ulos di Muara.
Kain ulos yang semula terkesan kaku, berat, dan terbatas pada warna cenderung gelap dengan pewarna alam diolah menjadi lebih ringan, lembut, dengan pilihan warna lebih variatif sehingga lebih nyaman dikenakan tanpa meninggalkan motif tradisi yang menjadi identitasnya.
Kain Ulos Harungguan hasil pengembangan tersebut diaplikasikan oleh fashion designer Wignyo Rahadi dalam rangkaian koleksi bertema “Sahala”. Koleksi tersebut memadukan elemen histori dengan sentuhan modernitas sehingga mewujudkan tampilan baru.
Koleksi berupa 20 outfit yang terdiri dari busana kontemporer dan modest wear itu menggunakan Ulos Harungguan dalam pilihan warna cerah dan gelap yang berpadu harmonis serta dikombinasikan dengan tenun ATBM motif Ulos Sodum yang penuh bintik dan lurik.
Ulos Harungguan kombinasi tenun ATBM beragam corak dituangkan dalam varian blus, outer , celana, long dress , dan long coat bergaya modern. Ditampilkan pula selendang ulos yang menciptakan gaya klasik kontemporer.
Koleksi “Sahala” rancangan Wignyo Rahadi yang menggunakan Ulos Harungguan ditampilkan dalam Pergelaran Karya Kreatif Kain Tenun Tapanuli yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga beberapa waktu lalu di Rooftop Terminal Pelabuhan Laut Sibolga, Sumatera Utara.
“Pergelaran Karya Kreatif Tenun Tapanuli yang menampilkan keindahan kain ulos dalam bentuk busana siap pakai (ready to wear ) ini diharapkan turut mendorong sentra kain ulos sebagai industri fashion .
Dengan mengangkat kultur tradisi dan sentuhan modern sehingga memiliki daya pakai lebih tinggi, kain ulos dapat terus dilestarikan lintas zaman dan generasi dan dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas, tidak terbatas masyarakat Tapanuli, bahkan di negara lain.
Hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan para perajin kain ulos,” papar Wignyo Rahadi yang sebelumnya pernah mengembangkan selendang Ulos Ragidup dan meraih penghargaan World Craft Council Award of Excellence for Handicrafts in South-East Asia and South Asia pada 2014.
Keindahan busana dari kain tenun Tapanuli ditampilkan di Rooftop Terminal Pelabuhan Laut Sibolga dengan latar arsitektur yang modern serta pemandangan alam saat senja di area dermaga dan laut lepas yang memesona.
Pergelaran Karya Kreatif Tenun Tapanuli juga bertujuan mempromosikan Pelabuhan Laut Sibolga sebagai destinasi wisata di Kota Sibolga. Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga Suti Masniari Nasution mengatakan, Pergelaran Karya Kreatif Tenun Tapanuli merupakan salah satu kontribusi nyata Bank Indonesia dalam mendukung pariwisata dan industri kreatif di Indonesia.
“Kami mengangkat warisan budaya leluhur, yaitu Ulos Harungguan, yang disajikan dalam tampilan modern yang disukai semua generasi. Terminal Pelabuhan Laut Sibolga dipilih menjadi lokasi fashion show sebagai dukungan promosi pariwisata Kota Sibolga,” papar Suti.
(Dwi Nur Ratnaningsih)
Ulos Harungguan disebut sebagai raja ulos di Tapanuli karena pada masa lampau hanya dipakai raja dan kalangan terpandang sehingga dianggap memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan jenis ulos lain. Keistimewaan Ulos Harungguan memiliki motif kompleks yang menggabungkan semua motif ulos sehingga tidak ada pengulangan motif.
Ulos Harungguan hanya dibuat penenun di Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga telah melakukan binaan untuk mengembangkan kerajinan ulos di Muara.
Kain ulos yang semula terkesan kaku, berat, dan terbatas pada warna cenderung gelap dengan pewarna alam diolah menjadi lebih ringan, lembut, dengan pilihan warna lebih variatif sehingga lebih nyaman dikenakan tanpa meninggalkan motif tradisi yang menjadi identitasnya.
Kain Ulos Harungguan hasil pengembangan tersebut diaplikasikan oleh fashion designer Wignyo Rahadi dalam rangkaian koleksi bertema “Sahala”. Koleksi tersebut memadukan elemen histori dengan sentuhan modernitas sehingga mewujudkan tampilan baru.
Koleksi berupa 20 outfit yang terdiri dari busana kontemporer dan modest wear itu menggunakan Ulos Harungguan dalam pilihan warna cerah dan gelap yang berpadu harmonis serta dikombinasikan dengan tenun ATBM motif Ulos Sodum yang penuh bintik dan lurik.
Ulos Harungguan kombinasi tenun ATBM beragam corak dituangkan dalam varian blus, outer , celana, long dress , dan long coat bergaya modern. Ditampilkan pula selendang ulos yang menciptakan gaya klasik kontemporer.
Koleksi “Sahala” rancangan Wignyo Rahadi yang menggunakan Ulos Harungguan ditampilkan dalam Pergelaran Karya Kreatif Kain Tenun Tapanuli yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga beberapa waktu lalu di Rooftop Terminal Pelabuhan Laut Sibolga, Sumatera Utara.
“Pergelaran Karya Kreatif Tenun Tapanuli yang menampilkan keindahan kain ulos dalam bentuk busana siap pakai (ready to wear ) ini diharapkan turut mendorong sentra kain ulos sebagai industri fashion .
Dengan mengangkat kultur tradisi dan sentuhan modern sehingga memiliki daya pakai lebih tinggi, kain ulos dapat terus dilestarikan lintas zaman dan generasi dan dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas, tidak terbatas masyarakat Tapanuli, bahkan di negara lain.
Hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan para perajin kain ulos,” papar Wignyo Rahadi yang sebelumnya pernah mengembangkan selendang Ulos Ragidup dan meraih penghargaan World Craft Council Award of Excellence for Handicrafts in South-East Asia and South Asia pada 2014.
Keindahan busana dari kain tenun Tapanuli ditampilkan di Rooftop Terminal Pelabuhan Laut Sibolga dengan latar arsitektur yang modern serta pemandangan alam saat senja di area dermaga dan laut lepas yang memesona.
Pergelaran Karya Kreatif Tenun Tapanuli juga bertujuan mempromosikan Pelabuhan Laut Sibolga sebagai destinasi wisata di Kota Sibolga. Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga Suti Masniari Nasution mengatakan, Pergelaran Karya Kreatif Tenun Tapanuli merupakan salah satu kontribusi nyata Bank Indonesia dalam mendukung pariwisata dan industri kreatif di Indonesia.
“Kami mengangkat warisan budaya leluhur, yaitu Ulos Harungguan, yang disajikan dalam tampilan modern yang disukai semua generasi. Terminal Pelabuhan Laut Sibolga dipilih menjadi lokasi fashion show sebagai dukungan promosi pariwisata Kota Sibolga,” papar Suti.
(Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)