Terlalu Lama Tatap Gadget Bisa Sebabkan Mata Kering
A
A
A
JAKARTA - Mata kering disebabkan sejumlah faktor pendorong, seperti halnya degeneratif, ketidakstabilan hormon dan penggunaan obat-obatan. Namun demikian, gaya hidup seperti kebiasaan menatap layar gadget dalam waktu yang lama juga dapat meningkatkan risiko mata kering.
"Mata kering merupakan kondisi hilangnya keseimbangan komponen air mata yang ditandai dengan berbagai gejala, mulai dari air mata menjadi tidak stabil, peningkatan kekentalan air mata hingga kerusakan atau peradangan pada permukaan mata," kata Dokter Spesialis Mata Dry Eye Center Jakarta Eye Center, Dr. Nina Asrini Noor, Sp.M saat acara Buka Mata Buka Insto di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (11/9).
Permasalahan mata kering menjadi dekat dengan masyarakat Indonesia karena rata-rata masyarakat Indonesia mengakses internet menggunakan perangkat elektroniknya selama 8 jam 36 menit per hari.
"Aktivitas dengan atensi visual atau fokus tinggi dalam durasi waktu lama, seperti menatap monitor atau gawai, dapat menjadi faktor penyebab mata lelah dan kering," terang Dr. Nina.
Pada saat sedang fokus, Dr. Nina menambahkan, frekuensi berkedip berkurang sehingga mata terasa seperti mengganjal, mudah merah berulang, berair, terasa kering, sensasi berpasir, ada kotoran mata, terasa lengket, rasa gatal yang memicu untuk mengucek mata.
"Membaca buku dan mengemudikan kendaraan juga termasuk kegiatan dengan atensi visual tinggi, yang juga dapat menimbulkan mata lelah atau kering," katanya lagi.
Prevalensi mata kering di dunia sendiri tercatat sekitar 20-50 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa mata kering merupakan permasalahan kesehatan yang bertumbuh secara signifikan di seluruh dunia.
"Meski kadang dianggap sepele karena dianggap hanya menimbulkan perasaan tidak nyaman, permasalahan mata kering yang tidak ditangani dengan baik dapat mengurangi produktivitas," ungkap VP Consumer Healthcare & Wellness and International Operations Combiphar, Weitarsa Hendarto.
"Mata kering merupakan kondisi hilangnya keseimbangan komponen air mata yang ditandai dengan berbagai gejala, mulai dari air mata menjadi tidak stabil, peningkatan kekentalan air mata hingga kerusakan atau peradangan pada permukaan mata," kata Dokter Spesialis Mata Dry Eye Center Jakarta Eye Center, Dr. Nina Asrini Noor, Sp.M saat acara Buka Mata Buka Insto di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (11/9).
Permasalahan mata kering menjadi dekat dengan masyarakat Indonesia karena rata-rata masyarakat Indonesia mengakses internet menggunakan perangkat elektroniknya selama 8 jam 36 menit per hari.
"Aktivitas dengan atensi visual atau fokus tinggi dalam durasi waktu lama, seperti menatap monitor atau gawai, dapat menjadi faktor penyebab mata lelah dan kering," terang Dr. Nina.
Pada saat sedang fokus, Dr. Nina menambahkan, frekuensi berkedip berkurang sehingga mata terasa seperti mengganjal, mudah merah berulang, berair, terasa kering, sensasi berpasir, ada kotoran mata, terasa lengket, rasa gatal yang memicu untuk mengucek mata.
"Membaca buku dan mengemudikan kendaraan juga termasuk kegiatan dengan atensi visual tinggi, yang juga dapat menimbulkan mata lelah atau kering," katanya lagi.
Prevalensi mata kering di dunia sendiri tercatat sekitar 20-50 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa mata kering merupakan permasalahan kesehatan yang bertumbuh secara signifikan di seluruh dunia.
"Meski kadang dianggap sepele karena dianggap hanya menimbulkan perasaan tidak nyaman, permasalahan mata kering yang tidak ditangani dengan baik dapat mengurangi produktivitas," ungkap VP Consumer Healthcare & Wellness and International Operations Combiphar, Weitarsa Hendarto.
(nug)