Mengenal Corak, Warna dan Keunikan Batik Marunda Asal Jakarta

Minggu, 29 September 2019 - 12:30 WIB
Mengenal Corak, Warna...
Mengenal Corak, Warna dan Keunikan Batik Marunda Asal Jakarta
A A A
JAKARTA - Batik tak hanya sekedar kain, melainkan wastra nusantara yang di setiap desain dan motifnya menyimpan sejuta filosofi dan makna yang mendalam. Indonesia sendiri memiliki ragam batik yang terus dilestarikan. Salah satunya batik Marunda dari Jakarta.

Sesuai namanya, batik ini merupakan hasil dari pemberdayaan wanita di Rusunawa Marunda, Jakarta. Di bawah binaan Yayasan Meek Nusantara, ibu-ibu Rusunawa Marunda dididik dan dilatih untuk menciptakan sebuah pekerjaan tanpa harus meninggalkan tempat tinggal mereka.

"Ini adalah salah satu karya masyarakat di Marunda yang menjadi kebanggan kita. Menggalakan pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa meninggalkan tempat. Marunda bisa dibilang sangat jauh, jadi kalo bisa diproduksi di tempat itu bisa mengurangi transportasi," kata Ketua Yayasan Meek Nusantara Tati Santosa Gozali saat acara Menyentuh Hati Mengubah Hidup di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Berbeda dari batik Jakarta pada umumnya, batik Marunda memiliki ciri khas tersendiri. Dari segi motif, batik Marunda memiliki motif bunga dan binatang dengan warna dasar berupa hitam, merah, oranye juga hijau yang membuatnya menjadi unik dan berbeda dari batik lainnya.

"Batik Marunda ini adalah sebuah batik yang amat sangat berbeda dari batik lainnya karena batik ini sangat menarik. Dulu, ada batik Betawi, ada tugu nasionalnya atau Monas tapi batik Marunda lebih mengedepankan flora dan fauna," kata desainer sekaligus sekretaris Yayasan Meek Nusantara Mira Hadiprana selaku.

"Ini lahir dari ibu Veronica Tan. Dia merasakan batik Jakarta itu kok ondel-ondel saja dan tugu Monas. Dia pengen buat batik khas Jakarta. Kira-kira apa floranya yang betul-betul dari Jakarta? Ada anggrek, melati. Ada fauna bebek. Nggak ada sebelumnya bebek masuk ke batik. Ada ikan hiu, burung elang," lanjutnya.

Dibuat khusus untuk zaman sekarang atau masa kini, batik Marunda dapat digunakan untuk berbagai kesempatan. Mira menjelaskan, tidak ada batasan dalam penggunaan batik ini. Bahkan, batik Marunda bisa menjadi tantangan bagi setiap desainer untuk memanfaatkannya menjadi berbagai koleksi termasuk disetiap garisnya sehingga tidak akan ada yang terbuang.

"Batik ini diciptakan untuk zaman now. Nggak ada batasan seperti batik Jawa dengan motif tertentu hanya bisa dipakai untuk acara tertentu juga. Bisa melakukan apa saja dengan batik ini. Koleksi satu dengan sebelumnya nggak ada yang sama. Itu membuat para desainer tertantang. Apa saja bisa jadi. Bahkan setiap garis batik ini bisa dimanfaatkan, tidak akan terbuang. Itu bisa jadi baju lagi," papar Mira.

"Batik Marunda sangat-sangat berbeda karena bisa dikombinasikan dengan ikat, lurik, tenun bagus," tambahnya.

Selain itu, Batik Marunda merupakan batik tulis yang dalam proses pembuatannya dijelaskan Mira tidaklah mudah. Selain sudah sustainable, untuk satu batik saja, kurang lebih dibutuhkan waktu pembuatan selama satu minggu sehingga tak heran jika batik Marunda dibandrol dengan harga yang cukup mahal yakni mulai dari Rp1,5—1,75 juta.

"Batik Marunda ini dikerjakan dengan sepenuh hati. Kalo mahal itu karena memang batik tulis semua. Batik Marunda bisa didapat di galery Taman SPBU Lebak Bulus, di situ ada kios nggak terlalu besar yang menjual batik Marunda," tutur Mira.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0969 seconds (0.1#10.140)