Bayi dengan Berat Badan Rendah Berisiko Alami Masalah Jantung
A
A
A
JAKARTA - Anak-anak yang lahir dengan berat badan rendah berisiko mengalami masalah jantung di kemudian hari. Temuan ini berdasarkan penelitian dengan implikasi untuk merencanakan intervensi yang membantu anak-anak menjauh dari penyakit jantung ketika mereka tumbuh dewasa.
Dilansir Times Now News, studi yang dipublikasikan dalam Journal of Developmental Origins of Health and Disease ini mengamati 20.000 siswa kelas lima yang lahir di Virginia Barat, Amerika Serikat dan menemukan bahwa jika anak-anak memiliki berat badan rendah saat lahir, lebih cenderung menunjukkan risiko kardiovaskular.
Para peneliti dari West Virginia University menyebutkan bahwa berat badan lahir rendah dikaitkan dengan kadar kolesterol jahat dan molekul lemak jahat yang lebih tinggi, bersama dengan kadar kolesterol baik yang lebih rendah pada anak-anak.
Secara keseluruhan, penelitian ini mencatat bahwa sifat-sifat ini adalah faktor risiko untuk serangan jantung, stroke, penyakit arteri perifer, aterosklerosis, dan gangguan lainnya.
"Sebelumnya diperkirakan bahwa faktor risiko penyakit kardiovaskular hanya diamati pada orang dewasa karena penyakit kardiovaskular sebagian besar terlihat pada orang dewasa," kata rekan penulis studi, Amna Umer.
Namun, Umer menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, faktor risiko diamati juga pada anak-anak. Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti mempertimbangkan berat lahir anak-anak, indeks massa tubuh di kelas lima, bersama dengan kadar trigliserida - lemak yang beredar dalam darah - dan berbagai jenis kolesterol.
Mereka juga memperhitungkan sosio-demografi anak-anak, riwayat kesehatan keluarga, di antara faktor-faktor lain, dan menemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor risiko ini dan berat lahir rendah tetap signifikan.
"Berat badan lahir rendah tidak hanya terjadi saat lahir secara spontan," kata rekan penulis studi, Christa Lilly.
Lilly menambahkan bahwa itu adalah tanda pertumbuhan lambat dalam rahim, memberikan kesempatan bagi orang tua untuk melakukan intervensi selama kehamilan untuk mengurangi pertumbuhan janin yang tidak optimal. Tetapi, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan orang tua jika bayi mereka lahir dengan berat badan rendah.
"Sekarang setelah Anda tahu ada bayi dengan berat badan lahir rendah, Anda dapat memastikan mereka mendapatkan makanan pascakelahiran yang tepat, memantau pertumbuhan mereka dan mengajari anak-anak tentang diet yang baik, nutrisi, aktivitas fisik, dan pencegahan perilaku kesehatan berisiko seperti merokok. Anda dapat campur tangan dari masa kanak-kanak ke dewasa," tutup Umer.
Dilansir Times Now News, studi yang dipublikasikan dalam Journal of Developmental Origins of Health and Disease ini mengamati 20.000 siswa kelas lima yang lahir di Virginia Barat, Amerika Serikat dan menemukan bahwa jika anak-anak memiliki berat badan rendah saat lahir, lebih cenderung menunjukkan risiko kardiovaskular.
Para peneliti dari West Virginia University menyebutkan bahwa berat badan lahir rendah dikaitkan dengan kadar kolesterol jahat dan molekul lemak jahat yang lebih tinggi, bersama dengan kadar kolesterol baik yang lebih rendah pada anak-anak.
Secara keseluruhan, penelitian ini mencatat bahwa sifat-sifat ini adalah faktor risiko untuk serangan jantung, stroke, penyakit arteri perifer, aterosklerosis, dan gangguan lainnya.
"Sebelumnya diperkirakan bahwa faktor risiko penyakit kardiovaskular hanya diamati pada orang dewasa karena penyakit kardiovaskular sebagian besar terlihat pada orang dewasa," kata rekan penulis studi, Amna Umer.
Namun, Umer menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, faktor risiko diamati juga pada anak-anak. Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti mempertimbangkan berat lahir anak-anak, indeks massa tubuh di kelas lima, bersama dengan kadar trigliserida - lemak yang beredar dalam darah - dan berbagai jenis kolesterol.
Mereka juga memperhitungkan sosio-demografi anak-anak, riwayat kesehatan keluarga, di antara faktor-faktor lain, dan menemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor risiko ini dan berat lahir rendah tetap signifikan.
"Berat badan lahir rendah tidak hanya terjadi saat lahir secara spontan," kata rekan penulis studi, Christa Lilly.
Lilly menambahkan bahwa itu adalah tanda pertumbuhan lambat dalam rahim, memberikan kesempatan bagi orang tua untuk melakukan intervensi selama kehamilan untuk mengurangi pertumbuhan janin yang tidak optimal. Tetapi, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan orang tua jika bayi mereka lahir dengan berat badan rendah.
"Sekarang setelah Anda tahu ada bayi dengan berat badan lahir rendah, Anda dapat memastikan mereka mendapatkan makanan pascakelahiran yang tepat, memantau pertumbuhan mereka dan mengajari anak-anak tentang diet yang baik, nutrisi, aktivitas fisik, dan pencegahan perilaku kesehatan berisiko seperti merokok. Anda dapat campur tangan dari masa kanak-kanak ke dewasa," tutup Umer.
(tdy)