Akar Jeruji Fasilitasi Penghuni Lapas Anak Salurkan Bakat
A
A
A
JAKARTA - Stigma negatif kerap kali disematkan kepada para penghuni lembaga pemasyarakatan, tak terkecuali mereka yang masuk saat masih usia anak-anak. Mereka kerap dianggap tak memiliki masa depan, sehingga saat keluar dari lapas kesulitan untuk menjalani kehidupan layaknya masyarakat lainnya. Bahkan, mereka juga susah memperoleh pendidikan formal dan pekerjaan.
Di sisi lain, pendidikan serta pekerjaan tak terbatas pada hal-hal berbau formal. Terdapat juga bidang yang lebih menuntut pengalaman dan ketekunan, yang pada akhirnya bisa menjadi kunci sebagai mata pencaharian di masa depan, seperti seni dan aktivitas jalanan.
Beranjak dari hal itu, local brand Urbain Inc dan Karya Adalah Doa berinisiatif menggelar kegiatan Akar Jeruji di Lapas Anak Pria, Tangerang, minggu lalu. Acara yang juga bagian dari Hari Sumpah Pemuda itu berupa gerakan anak muda yang diharapkan menguatkan para penghuni lapas anak dalam bidang seni dan aktivitas jalanan.
Dalam acarah tersebut, terdapat sejumlah mentoring bidang seni dan aktivitas jalanan, seperti breakdance oleh Bian "Kreate", streetball Rico "Spinboy", skateboard Satria Vijie, hip-hop Tuan Tigabelas, t-shirt printing Mohan Hazian Thanksinsomnia dan Fiyan Shining Bright, street art Gardu House, ilustrasi Hari Prast, hingga DJ Trigger Management.
Founder Urbain Inc, Rico dan Hari mengungkapkan bahwa mereka berdua optimistis jika semua rakyat Indonesia punya hak yang sama untuk menjadi putra terbaik bangsa. "Acara ini memberi harapan dan inspirasi kepada anak-anak untuk ikut berkontribusi pada masyarakat ketika sudah keluar dari lapas," kata Rico dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/10).
Pada saat yang sama, Hari menuturkan, acara ini dapat membekali anak-anak dengan keahlian di luar pendidikan formal yang diberikan saat ini, terutama dalam bidang kesenian dan aktivitas jalanan. "Akar Jeruji memberikan kesempatan bagi para pelaku profesional di bidang seni dan aktivitas jalanan untuk memberikan mentoring kepada penghuni lapas anak. Mentoring dilakukan agar anak-anak tersebut dapat memiliki bekal setelah keluar dari tempat tersebut," terangnya.
Salah satu sesi mentoring yang cukup digemari penghuni lapas anak adalah street art graffiti. Di sini, Gardu House berbagi tentang teknik, serta membuat grafiti bersama dengan penghuni lapas anak. Perwakilan Gardu House, Budi mengaku sangat terkesan melihat anak-anak di tempat tersebut sudah mengenal grafiti serta menguasai teknik seni jalanan tersebut.
Gambar yang mereka buat bersama bertuliskan "Never Give Up". Tulisan yang dibuat dengan perasaan senang itu diharapkan membuat mereka tetap kuat dan semangat ke depan. "Akar Jeruji mungkin salah satu cara untuk kami berbagi pengetahuan tentang grafiti terlebih kegiatannya positif dan menarik," kata Budi.
Dalam sesi musik hip-hop atau rap, Tuan Tigabelas mengenalkan dasar menulis lirik dalam rap dengan tema keseharian mereka, kemudian mengaplikasikannya ke dalam suatu irama. Dia juga mengenalkan teknik bercerita yang ringan dengan diiringi musik. Setelahnya, mereka diminta mencoba di depan kelas dengan lirik yang mereka buat.
"Saya ikut acara ini karena menurut saya, hiphop (rap) bisa jadi suatu wadah teman-teman di Lapas Anak untuk menuangkan apa yang mereka rasakan, membantu mereka melewati masa masa sulit dengan cara menulis dan musik," ujar Tuan Tigabelas.
Di sisi lain, pendidikan serta pekerjaan tak terbatas pada hal-hal berbau formal. Terdapat juga bidang yang lebih menuntut pengalaman dan ketekunan, yang pada akhirnya bisa menjadi kunci sebagai mata pencaharian di masa depan, seperti seni dan aktivitas jalanan.
Beranjak dari hal itu, local brand Urbain Inc dan Karya Adalah Doa berinisiatif menggelar kegiatan Akar Jeruji di Lapas Anak Pria, Tangerang, minggu lalu. Acara yang juga bagian dari Hari Sumpah Pemuda itu berupa gerakan anak muda yang diharapkan menguatkan para penghuni lapas anak dalam bidang seni dan aktivitas jalanan.
Dalam acarah tersebut, terdapat sejumlah mentoring bidang seni dan aktivitas jalanan, seperti breakdance oleh Bian "Kreate", streetball Rico "Spinboy", skateboard Satria Vijie, hip-hop Tuan Tigabelas, t-shirt printing Mohan Hazian Thanksinsomnia dan Fiyan Shining Bright, street art Gardu House, ilustrasi Hari Prast, hingga DJ Trigger Management.
Founder Urbain Inc, Rico dan Hari mengungkapkan bahwa mereka berdua optimistis jika semua rakyat Indonesia punya hak yang sama untuk menjadi putra terbaik bangsa. "Acara ini memberi harapan dan inspirasi kepada anak-anak untuk ikut berkontribusi pada masyarakat ketika sudah keluar dari lapas," kata Rico dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/10).
Pada saat yang sama, Hari menuturkan, acara ini dapat membekali anak-anak dengan keahlian di luar pendidikan formal yang diberikan saat ini, terutama dalam bidang kesenian dan aktivitas jalanan. "Akar Jeruji memberikan kesempatan bagi para pelaku profesional di bidang seni dan aktivitas jalanan untuk memberikan mentoring kepada penghuni lapas anak. Mentoring dilakukan agar anak-anak tersebut dapat memiliki bekal setelah keluar dari tempat tersebut," terangnya.
Salah satu sesi mentoring yang cukup digemari penghuni lapas anak adalah street art graffiti. Di sini, Gardu House berbagi tentang teknik, serta membuat grafiti bersama dengan penghuni lapas anak. Perwakilan Gardu House, Budi mengaku sangat terkesan melihat anak-anak di tempat tersebut sudah mengenal grafiti serta menguasai teknik seni jalanan tersebut.
Gambar yang mereka buat bersama bertuliskan "Never Give Up". Tulisan yang dibuat dengan perasaan senang itu diharapkan membuat mereka tetap kuat dan semangat ke depan. "Akar Jeruji mungkin salah satu cara untuk kami berbagi pengetahuan tentang grafiti terlebih kegiatannya positif dan menarik," kata Budi.
Dalam sesi musik hip-hop atau rap, Tuan Tigabelas mengenalkan dasar menulis lirik dalam rap dengan tema keseharian mereka, kemudian mengaplikasikannya ke dalam suatu irama. Dia juga mengenalkan teknik bercerita yang ringan dengan diiringi musik. Setelahnya, mereka diminta mencoba di depan kelas dengan lirik yang mereka buat.
"Saya ikut acara ini karena menurut saya, hiphop (rap) bisa jadi suatu wadah teman-teman di Lapas Anak untuk menuangkan apa yang mereka rasakan, membantu mereka melewati masa masa sulit dengan cara menulis dan musik," ujar Tuan Tigabelas.
(nug)