Jenazah Djaduk Ferianto Tiba di Padepokan Seni Bagong Kussudiarjo
A
A
A
BANTUL - Jenazah Djaduk Ferianto telah dibawa ke Padepokan seni Bagong Kussudiarjo dusun kembaran kidul, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, sekitar 500 meter dari rumah duka pada pukul 11.00 WIB. Di padepokan, jenazah Djaduk diletakkan di tengah pendopo.
Di tempat ini, nanti akan dilakukan misa pemberkatan jenazah. Selanjutnya, jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga pada sekitar pukul 15.00 WIB.
Sama halnya di rumah duka, di padepokan seni Bagong Kussudiarjo sudah banyak pelayat yang menanti. Setibanya di padepokan, para pelayat juga mendoakan jenazah Djaduk Ferianto.
Djaduk meninggal dunia Rabu dini hari sekitar pukul 02.30 WIB dalam usia 55 tahun. Dia meninggalkan satu orang istri, yaitu Petra, dan 5 orang anak, yakni Gusti Arirang, Ratu Hening, Gallus Presiden Dewagana, Kandida Rani Nyaribunyi dan Rajane Tetabuhan.
Djaduk Ferianto adalah seorang aktor, sutradara dan musikus adalah putra bungsu dari Bagong Kussudiardja, koreografer dan pelukis senior Indonesia, serta adik kandung dari Butet Kartaredjasa, aktor dan pemain teater asal Indonesia. Dalam bermusik, dia lebih berkonsentrasi pada penggalian musik-musik tradisi. Djaduk adalah salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Remen, dan Teater Gandrik. Selain bermusik, dia juga menyutradarai beberapa pertunjukan teater dan menggarap ilustrasi musik untuk sinetron di televisi.
"Di pemakanan keluarga juga dimakamkan ayah, ibu dan kakak Djaduk Ferianto," kata teman Djaduk Ferianto, Priyono HN.
Pemberkatan jenazah rencananya digelar pada pukul 12.00 WIB dan untuk pemakamannya pada pukul 15.00 WIB. Jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Sembung, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, sekitar 2 km dari Padepokan Bagong Kussudiarjo.
Di tempat ini, nanti akan dilakukan misa pemberkatan jenazah. Selanjutnya, jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga pada sekitar pukul 15.00 WIB.
Sama halnya di rumah duka, di padepokan seni Bagong Kussudiarjo sudah banyak pelayat yang menanti. Setibanya di padepokan, para pelayat juga mendoakan jenazah Djaduk Ferianto.
Djaduk meninggal dunia Rabu dini hari sekitar pukul 02.30 WIB dalam usia 55 tahun. Dia meninggalkan satu orang istri, yaitu Petra, dan 5 orang anak, yakni Gusti Arirang, Ratu Hening, Gallus Presiden Dewagana, Kandida Rani Nyaribunyi dan Rajane Tetabuhan.
Djaduk Ferianto adalah seorang aktor, sutradara dan musikus adalah putra bungsu dari Bagong Kussudiardja, koreografer dan pelukis senior Indonesia, serta adik kandung dari Butet Kartaredjasa, aktor dan pemain teater asal Indonesia. Dalam bermusik, dia lebih berkonsentrasi pada penggalian musik-musik tradisi. Djaduk adalah salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Remen, dan Teater Gandrik. Selain bermusik, dia juga menyutradarai beberapa pertunjukan teater dan menggarap ilustrasi musik untuk sinetron di televisi.
"Di pemakanan keluarga juga dimakamkan ayah, ibu dan kakak Djaduk Ferianto," kata teman Djaduk Ferianto, Priyono HN.
Pemberkatan jenazah rencananya digelar pada pukul 12.00 WIB dan untuk pemakamannya pada pukul 15.00 WIB. Jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Sembung, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, sekitar 2 km dari Padepokan Bagong Kussudiarjo.
(alv)