Review Film Ford v Ferrari

Jum'at, 15 November 2019 - 13:30 WIB
Review Film Ford v Ferrari
Review Film Ford v Ferrari
A A A
Sebuah film dengan tema olahraga tak jarang memicu emosi tersendiri pada penontonnya. Film ini pun bisa menjadi begitu memikat dengan kehadiran aktor yang pas, cerita yang kuat dan sinematografi yang apik. Ini semua bisa didapatkan di fim Ford v Ferrari.

Film besutan sutradara James Mangold (Logan, Girl: Interrupted) ini diangkat dari kisah nyata persaingan antara Ford dan Ferrari di balapan 24 Hours of Le Mans 1966. Dibintangi Matt Damon dan Christian Bale, Ford v Ferrari memberikan tontonan yang menghibur, dramatis, emosional sekaligus memacu adrenalin semua orang, bahkan yang bukan penggemar balapan mobil sekalipun.

Film ini berawal dari Wakil Presiden Ford Lee Iacocca (Jon Bernthal) yang mengusulkan kepada Henry Ford II (Tracy Letts) untuk membeli Ferrari yang sedang di ujung kebangkrutan pada 1963. Di sisi lain, pembelian ini juga bisa meningkatkan kemampuan Ford di landasan balapan bergengsi 24 Hours of Le Mans selain untuk mendongkrak penjualan mobil mereka. Namun, tawaran pembelian Ford ditolak mentah-mentah Enzo Ferrari (Remo Girone) yang telah mendapatkan tawaran lebih menarik dari Fiat.

Tersinggung, marah dan kecewa atas penolakan itu, Henry kemudian membentuk sendiri tim balapannya. Dia menugaskan perusahaan itu untuk membuat mobil balap yang tangguh yang akan mengalahkan Ferrari. Iacocca kemudian mengontak Carol Shelby (Matt Damon), seorang pembalap yang memenangkan Le Mans pada 1959, tapi dia terpaksa pensiun karena kondisi jantungnya. Shelby kemudian menggandeng Ken Miles (Christian Bale), seorang pembalap Inggris yang juga punya kemampuan mekanik yang mumpuni.

Shelby dan Miles bersama tim mereka menguji purwarupa Ford GT40 Mk I. Mereka menguji mobil itu, melihat kecacatannya dan memperbaikinya. Namun, Henry tidak sepakat dengan kehadiran Miles di Le Mans 1964 dan menggandeng pembalap lain. Ford pun kalah dalam balapan tersebut.

Meski begitu, Shelby dan Miles tetap bekerja sama. Mereka kemudian menguji dan mengembangkan Ford GT40 Mk II yang juga dipersiapkan untuk pertandingan Daytona. Shelby kemudian berhasil meyakinkan Ford untuk mengizinkan Miles mengaspal di Daytona. Miles memenangkan balapan ini dan dia pun akhirnya bisa balapan di Le Mans 1966.

Didukung cerita tentang persaingan yang menarik dan penampilan para cast-nya yang memikat, Ford v Ferrari menjadi tontonan yang sangat bisa dinikmati meski Anda tidak suka balapan atau tidak familiar dengan olahraga yang satu ini. Selama 152 menit atau 2 jam 32 menit, emosi Anda akan diaduk-aduk oleh cerita dan sinematografi film ini. Emosi sudah muncul di awal-awal film yang memperlihatkan Shelby sedang berlomba di Le Mans. Namun, setelah itu, drama di bengkel, di kantor Ford dan juga di rumah Miles menjadi bumbu tersendiri.

Yang menarik, jika biasanya pertandingan balapan mobil atau motor akan memperlihatkan mobil yang balapan dari belakang atau samping, maka di film ini, Anda seolah diajak masuk dan ikut balapan bareng Ken Miles. Banyak adegan yang diambil langsung dari dalam mobil ketika Ken sedang berkendara dan memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi. Baik itu sedang uji coba, di Daytona maupun di Le Mans.

Adrenalin Anda akan terpacu setiap saat Miles atau Shelby memacu kendaraannya di jalanan. Cara pengambilan gambar yang menarik—dengan memperlihatkan landasan pacu tepat di depan mata dari dalam jok depan mobil—memberikan sensasi tersendiri saat menontonnya. Anda akan merasa ikut balapan dan menjelajahi lintasan yang dilalui mobil yang dikendarai para cast di film ini. Sensasi menikung tajam, ketegangan saat bersaing dengan pembalap lain di sirkuit dan merasakan masalah di dalam mobil membuat film ini memberikan hiburan dengan caranya tersendiri.

Penampilan solid Matt dan Christian di film ini menjadi catatan istimewa. Mereka mampu membangun chemistry yang turut membangun cerita film ini. Sebagai teman, hubungan mereka pun mengalami pasang surut. Mereka tertawa bersama sekaligus bisa saling pukul di kala emosi memuncak. Yang menarik, baik karakter Shelby dan Miles di film ini sama-sama keras kepala. Mereka tidak mudah menyerah pada keadaan dan tidak mau mendengarkan kata orang lain. Tak heran, jika ada orang yang tidak suka mereka meskipun mereka sama-sama punya kemampuan yang hebat.

Memerankan tokoh Miles bukan sebuah perkara sepele bagi Christian Bale. Di film ini, dia harus menurunkan berat badannya agar bisa tampil seperti Miles asli. Padahal, sebelumnya, dia harus menggemukkan badan untuk memerankan tokoh Dick Cheney di film lain. Di Ford v Ferrari, Christian tidak hanya berhasil menampilkan sosok Miles yang kurus dan tirus, tapi juga lengkap dengan aksen Inggrisnya yang kental.

Sebagian besar cerita dan peristiwa di film ini memang diambil dari kejadian nyata. Namun, penulis skenario film ini, Jez Butterworth, John-Henry Butterworth dan Jason Keller, menambahkan sejumlah elemen untuk menambah rasa di film ini. Dan, ini berhasil. Berkat kemampuan akting para cast, cerita yang disajikan ketiga orang itu pun tampil dengan baik. Tak ada rasa bosan atau ingin cepat-cepat keluar dari studio saat menonton film ini. Anda justru ingin menikmati momen demi momen di film ini demi menyenangkan adrenalin Anda.

Ford v Ferrari memberikan tontonan segar, menegangkan, emosional, dramatis tapi tetap menghibur dengan cerita, alur plot, dan penampilan para bintangnya yang solid. Film ini juga memberikan pengalaman baru dalam menikmati sebuah film balapan atau bertema olahraga. Adrenalin jelas akan ikut terpacu saat menonton film ini.

Ford v Ferrari sudah bisa Anda saksikan di bioskop kesayangan Anda. Selamat menyaksikan!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0705 seconds (0.1#10.140)