Gandeng Kemenparekraf, Kemenkes Kembangkan Wisata Kebugaran dan Jamu

Kamis, 21 November 2019 - 02:02 WIB
Gandeng Kemenparekraf, Kemenkes Kembangkan Wisata Kebugaran dan Jamu
Gandeng Kemenparekraf, Kemenkes Kembangkan Wisata Kebugaran dan Jamu
A A A
JAKARTA - Sebagai wujud pelaksanaan wisata kesehatan atau health tourism, Menteri Kesehatan RI, dr. Terawan Agus Putranto meluncurkan 1 dari 4 bagian wisata kesehatan, yakni wisata kebugaran dan jamu. Pilot project untuk kegiatan ini ada di 3 lokasi, yakni wilayah Joglosemar (Jogjakarta, Solo, Semarang), Bali dan DKI Jakarta.

Dalam mengembangkan wisata kesehatan, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Berdasarkan konsep dan road map pengembangan wisata kesehatan yang disepakati bersama, Wisata Kesehatan terdiri dari empat klaster yaitu Wisata Medis, Wisata Kebugaran dan Jamu, Wisata Olahraga yang mendukung Kesehatan, dan Wisata Ilmiah Kesehatan.

Menkes Terawan menegaskan bahwa Kemenkes bersama Kemenparekraf sepakat untuk memprioritaskan pengembangan wisata kebugaran dan jamu, karena dinilai memiliki prospek kesehatan, budaya dan ekonomi yang tinggi. "Penetapan Wisata Kebugaran dan Jamu menjadi prioritas, ini merupakan keputusan yang tepat, selain mempunyai nilai jual yang tinggi, Indonesia menawarkan tindakan promotif dan preventif lebih utama dalam bidang kesehatan," kata dr. Terawan di Jakarta, baru-baru ini.

Menindaklanjuti kesepakatan tersebut, Kemenkes telah membentuk Tim Gugus Tugas Pelaksanaan Pengembangan Wisata Kesehatan yang beranggotakan lintas program, lintas kementerian/lembaga, pelaku bisnis, akademisi, media, masyarakat dan stakeholders nonpemerintah lainnya. Di sini termasuk juga pelayanan kesehatan swasta serta produsen jamu dan pengobatan tradisional yang telah memiliki kesiapan untuk melaksanakan wisata kesehatan.

Hasil survei Global Buyers Survey 2016-2017 menunjukkan bahwa ada sekitar 11 juta wisatawan atau sekitar 3-4% dari total penduduk dunia melakukan perjalanan wisata dengan tujuan wisata medis. Sedangkan menurut survei Global Wellness Economy Monitor January pada 2017 yang merupakan data di 2015 menunjukkan bahwa jumlah perjalanan untuk pariwisata kebugaran sebanyak 691 juta, jumlah ini meningkat 104,4 juta dibandingkan 2013.

Menurut Menkes, angka tersebut menunjukkan bahwa pariwisata kesehatan khususnya kebugaran memiliki prospek yang kian berkembang ke depannya. "Salah satunya dengan menetapkan beberapa daerah sebagai perjalanan wisata kebugaran di antaranya daerah Joglosemar yaitu Jogja, Solo dan Semarang yang menawarkan kearifan lokal, Bali dengan sajian layanan berkelas serta Jakarta dengan teknologi barunya," terangnya.

Dikenal sebagai ramuan herbal tradisional khas Indonesia yang sudah digunakan secara turun temurun. Jamu dipercaya memiliki khasiat-khasiat yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan melindungi diri dari penyakit sehingga bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan.

Pengembangan wisata kesehatan jamu bisa menjadi perpaduan antara pengobatan, nilai ekonomis, wisata serta edukasi sebagai upaya mengenalkan ramuan herbal asli Indonesia ke kancah internasional. "Selain itu pengembangan wisata kesehatan diharapkan mampu menciptakan multiplier effect untuk menumbuhkan minat investasi di bidang pelayanan wisata kesehatan yang semakin tinggi di Indonesia," pungkas dr. Terawan.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7479 seconds (0.1#10.140)