Chitra Subyakto Ciptakan Fashion Berkelanjutan

Jum'at, 22 November 2019 - 11:29 WIB
Chitra Subyakto Ciptakan...
Chitra Subyakto Ciptakan Fashion Berkelanjutan
A A A
FASHION dapat membawa semangat keberlanjutan, kekinian, dan muda dalam filosofi budaya Indonesia yang kaya. Hal inilah yang ingin ditonjolkan Chitra Subyakto melalui label fashionnya, Sejauh Mata Memandang.

Sejak kecil, Chitra sudah menyukai kebudayaan Indonesia. Kecintaannya ini lahir dari pengasuhan yang dibina orang tua Chitra, yang biasa membawanya dalam perjalanan ke museum dan candi setempat. Bersama orang tua dan saudara-saudaranya, Chitra sering diajak melihat pertunjukan tarian tradisional ketika masih muda. “Saya dan saudara-saudara laki-laki saya bertanya-tanya mengapa teman-teman kami pergi ke luar negeri untuk liburan,tetapi kami tidak melakukannya,” kata Chitra saat ditemui di Dharmawangsa Square, Jakarta Selatan, Kamis (7/11).

Perjalanan budaya pada masa kecil ini justrutercetak di benaknya. Chitra pun tumbuhmenjadi lebih sadar akan warisannya, tidakhanya pada peninggalan budaya atau senipertunjukan, tetapi juga bidang tekstil. “Ibu saya biasa mengoleksi batik. Sebagai seorang anak, saya penasaran mengapa semua batik berwarna cokelat. Rasa penasaran saya pada industri tekstil Indonesia terus tumbuh sejak saat itu,” ujar Chitra.

Sama seperti sang ibu, Chitra pun mulai mengoleksi batik dan kain khas Indonesia. Adik kandung Jay Subyakto tersebut bahkan mengaplikasikannya dalam gaya keseharian. Kain-kain tersebut banyak didapatkan Chitra dari berkeliling Indonesia. “Dari kebiasaan mengoleksi ini, saya justru ingin membuka mata anak muda jika ada batik dengan motif modern. Kadang ada yang tidak mau kembaran sama seperti ibunya,” ujar Chitra.

Kepekaannya pada batik dan kain tradisional Indonesia membuat Chitra jatuh cinta lebih dalam pada fashion. Pada 2000-an, Chitra memulai karier di dunia fashion sebagai fashion stylist untuk majalah. “Saya diberi tahu Sarah Sechan dan Ibu Dian Muljadi yang membawa Cosmogirl ke Indonesia bahwa saya memiliki gaya yang unik dalam berdandan.Kemudian, mereka meminta saya bergabung dengan majalah sebagai stylist,” ungkapnya.

Satu pekerjaan mengarah ke pekerjaan lain. Setelah bertahun-tahun menjadi stylist majalah, Chitra pun mulai masuk industri hiburan yang lebih luas. Dia menjadi stylist untuk iklan televisi dan film. “Saya menggali karier di dunia mode Indonesia sebagai pengarah gaya dan kostum untuk berbagai media cetak, seni panggung, film, dan video musik. Pengalaman itu yang akhirnya membawa saya pada penjelajahan tekstil tidak berujung dari Sabang sampai Merauke,” tuturnya.

Kemudian pada 2014, Chitra mendirikan label fashion Sejauh Mata Memandang. Label yang dia ciptakan bersama Arya Dipa ini fokus pada pengembangan motif kain yang terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Indonesia. Selain menghadirkan corak unik, label ini memiliki nama yang menarik. Menurut Chitra, nama Sejauh Mata Memandang didapatkan ketika dia sering berkeliling Indonesia. “Itu karena saya sering jalan-jalan di Indonesia. Misalnya sejauh mata memandang ada pemandangan laut. Ya sudah itu asal mula namanya,” ungkap Chitra.

Dia menerangkan, semua hasil tekstil dibuat dengan menggunakan pewarna aman dan alami dari tanaman dan mineral. Ketidaksempurnaan yang tercipta dari buatan tangan justru membuat produk ini unik dan akan terus menjadi salah satu karakter utama Sejauh Mata Memandang.

Chitra mengaku banyak menggunakan material kain yang dapat terurai dengan cepat apabila tidak digunakan. Sebisa mungkin dia menggunakan bahan yang tidak mengandung poliester, tetapi bahan ramah lingkungan seperti tencel, linen, atau organic cotton.

Kain-kain yang terdapat di Sejauh Mata Memandang jika sudah tidak terpakai bisa dikubur dan terurai. “Kami dari Sejauh Mata Memandang ingin membuat produk atau karya yang ketika saya sudah mati tidak akan menjadi sampah di TPA atau di laut. Itu bisa, yaitu dengan memilih fashion buatan tangan yang bisa dipakai bahkan sampai 10 tahun ke depan,” kata dia.

Sementara itu, motif koleksi Sejauh Mata Memandang digambar dengan teknik batik tulis atau cap. Chitra sengaja tidakmenampilkan motif konvensional agar menarik perhatian anak muda. “Misalnya ayam jago yang sering ditampilkan di mangkuk bakso atau mi ayam atau ilustrasi cerita rakyat Timun Mas,” ujar Chitra. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1526 seconds (0.1#10.140)