Kembangkan Potensi Wisata, Pameran Seni Budaya Suku Kamoro Digelar

Senin, 09 Desember 2019 - 21:21 WIB
Kembangkan Potensi Wisata, Pameran Seni Budaya Suku Kamoro Digelar
Kembangkan Potensi Wisata, Pameran Seni Budaya Suku Kamoro Digelar
A A A
JAKARTA - Keberagaman budaya di Indonesia merupakan sumber daya nasional strategis yang mengedepankan kearifan lokal serta semangat gotong royong dan berperan penting dalam pembangunan Indonesia. Untuk itu, Yayasan Lontar bekerjasama dengan Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe dan PT Freeport Indonesia (PTFI) menyelenggarakan Pameran serta Lelang Seni Ukir dan Anyaman Suku Kamoro di Darmawangsa Residences, Jakarta, belum lama ini.

Pameran tersebut menampilkan seni dan budaya tradisional Suku Kamoro, yaitu suku yang tinggal di wilayah pesisir selatan Papua di Kabupaten Mimika dan bertetangga langsung dengan wilayah kerja PTFI. Suku Kamoro dikenal memiliki berbagai kekayaan budaya seperti ritual alam, upacara adat, seni ukir, anyaman, tarian, dan hasil kerajinan. Suku Kamoro juga dikenal sebagai suku yang memiliki kemampuan tinggi dalam hal seni ukir. Berbagai macam bentuk ukiran dipamerkan dalam event ini mulai perisai, dayung, mangkuk sagu, gendang, dan barang-barang sehari-hari lain. Mereka juga membuat ukiran khusus yang disebut Wemawe, patung berbentuk manusia dan Mbitoro, totem yang dibuat untuk para leluhur.

“Seni dan budaya Suku Kamoro menjadi salah satu potensi pengembangan pariwisata di Kabupaten Mimika. Ukiran Kamoro kini memiliki kualitas yang tidak kalah dengan ukiran Asmat. Sinergi antarpemangku kepentingan di Timika bagi pengembangan ukiran Kamoro seperti yang dilakukan melalui event ini, dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Kamoro,” kata Muhammad Thoha, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Mimika.

Selain pameran, lelang ukiran juga diselenggarakan dalam acara ini. Masing-masing karya seni memiliki keunikan dan kisah tersendiri. “Hasil lelang yang terkumpul bakal dikembalikan kepada pengukirnya. Sebagian lagi digunakan untuk program pengembangan dan pelestarian seni budaya Kamoro,” ujar Luluk Intarti, Founder Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe.

“Karya seni ukir dan anyaman merupakan bentuk penuturan yang dilakukan Suku Kamoro dalam mewariskan budaya serta kearifan lokal ke generasi berikutnya. Karena itu, kami berupaya melestarikan seni ukir dan anyam ini sebagai akar tradisi Suku Kamoro agar pengetahuannya tidak lenyap begitu saja tanpa bekas. Kami meyakini bahwa kearifan lokal ini bisa berkontribusi besar kepada kekayaan pengetahuan secara global,” sambung Yuli Ismartono, Direktur Eksekutif Yayasan Lontar.

Berdasarkan laporan yang dibuat United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) bertajuk Creative Economy Outlook: Trends in International Trade in Creative Industries, industri kreatif adalah sektor paling dinamis dalam perekonomian dunia dan menyediakan peluang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Bahkan berdasarkan data yang dihimpun, nilai ekonomi produk kreatif mengalami pertumbuhan hingga dua kali lipat antara tahun 2002 sampai 2015 dari USD208 miliar menjadi USD509 miliar.

“Kami telah dan akan terus berkomitmen dalam upaya pemberdayaan masyarakat Papua, khususnya masyarakat yang menjadi tetangga terdekat di wilayah operasi kami. Besar harapan kami, melalui upaya promosi dan pelestarian seni dan budaya lokal ini dapat memotivasi para pengukir untuk dapat terus berkarya dan menghasilkan karya seni berkualitas tinggi secara berkelanjutan. Dengan demikian, mereka juga dapat ikut menciptakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Kamoro dan Kabupaten Mimika secara lebih luas,” pungkas Tony Wenas, Presiden Direktur PTFI.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6548 seconds (0.1#10.140)