Lima Pelari Lakukan Misi Baik untuk Anak-Anak Aceh
A
A
A
BANDA ACEH - Sebagai ungkapan rasa syukur seraya membawa harapan dan komitmen untuk kehidupan yang lebih baik bagi anak anak Aceh setelah peristiwa tsunami 15 tahun lalu, lima pelari tergerak untuk melakukan misi kemanusiaan yang diberi tajuk Run to Care Aceh 250 KM. Kelima pelari itu yakni Nicky Hogan, Carla Felany, Gatot Sudariyono, Vonny Anggraini, dan Beny Syaaf Jafar, telah menuntaskan perjuangan mereka pada akhir November lalu dengan menyelesaikan rute berjarak 250 KM dari Meulaboh (ground zero) menuju Banda Aceh.
Lima pelari berlari melintasi jejak tsunami Aceh dan mengajak orang lain untuk ikut bergerak mewujudkan mimpi anak Aceh melalui donasi yang selama tiga bulan sudah terkumpul sebesar Rp413.821.171. "Langkah kaki kita untuk memperjuangkan mimpi anak-anak Indonesia tidak pernah usai. Karena semua yang kita lakukan selalu dalam satu tujuan yang sama, yaitu untuk anak Indonesia," ucap Alminazul Kamal, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh.
Rute yang dilalui seluruh pelari dimulai dari Polsek Teunom melintas Krueng Sabee, Kuala Bakong, hingga Sampoiniet dan pada etape kedua, mereka melahap aspal panas lebih dari 100 kilometer. Para pelari lalu rehat sejenak dengan menyantap jamuan makan siang di pendopo Kabupaten Aceh Jaya di Calang. Keindahan pemandangan menjadi semangat bagi para pelari di etape ketiga menuju finish dengan melintasi Sampoiniet, Gunung Geurutee, Blang Mee, Gunung Kulu, Leupeung, Lhoknga, pesisir pantai Ulee Lheue, dan menuju garis finish di SOS Children’s Village Banda Aceh di Lamreung, Aceh Besar.
SOS Children’s Villages Indonesia, lembaga non-pemerintah yang fokus pada pengasuhan anak berbasis keluarga, merupakan lembaga yang hingga kini bekerja bagi anak dan keluarga di Aceh. Setahun pasca bencana, dua desa anak didirikan di Lamreung, Aceh besar, dan Meulaboh, Aceh Barat, yang menjadi rumah bagi 250 anak.
Peluh kelima pelari terus bercucuran sebagai bukti perjuangan mereka untuk mewujudkan mimpi 250 anak Aceh. Pada etape terakhir, bergabung dalam perjuangan menuju garis finish National Director SOS Children’s Villages Indonesia Gregor Hadi Nitihardjo, yang ikut berlari sejauh 60 kilometer. Dukungan terus datang pada etape terakhir di mana puluhan pelari dari komunitas Gundala Runner dan Indorunners Aceh ikut berlari beriringan pada dua kilometer terakhir yang menjadi penanda ikatan kuat antara SOS Children’s Villages dengan masyarakat Aceh.
“Berlari buat saya bukan sekadar olahraga, badan sehat, atau prestasi. Tapi, dengan berlari ada sesuatu yang kita perjuangkan dan akan kita berikan untuk sesama. Ini yang memotivasi saya menyelesaikan 250 kilometer di Aceh selama empat hari,” ujar Carla Felany, salah satu pelari wanita pada Run to Care Aceh 250 KM.
Mengusung tagline #AnakAcehHebat, kelima pelari menyelesaikan rute lari sekaligus menggalang dana yang dilakukan melalui crowdfunding. Dimulai pada 25 September hingga berakhir pada Desember ini, publik diajak berdonasi melalui website runtocare.com/aceh.
Lima pelari berlari melintasi jejak tsunami Aceh dan mengajak orang lain untuk ikut bergerak mewujudkan mimpi anak Aceh melalui donasi yang selama tiga bulan sudah terkumpul sebesar Rp413.821.171. "Langkah kaki kita untuk memperjuangkan mimpi anak-anak Indonesia tidak pernah usai. Karena semua yang kita lakukan selalu dalam satu tujuan yang sama, yaitu untuk anak Indonesia," ucap Alminazul Kamal, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh.
Rute yang dilalui seluruh pelari dimulai dari Polsek Teunom melintas Krueng Sabee, Kuala Bakong, hingga Sampoiniet dan pada etape kedua, mereka melahap aspal panas lebih dari 100 kilometer. Para pelari lalu rehat sejenak dengan menyantap jamuan makan siang di pendopo Kabupaten Aceh Jaya di Calang. Keindahan pemandangan menjadi semangat bagi para pelari di etape ketiga menuju finish dengan melintasi Sampoiniet, Gunung Geurutee, Blang Mee, Gunung Kulu, Leupeung, Lhoknga, pesisir pantai Ulee Lheue, dan menuju garis finish di SOS Children’s Village Banda Aceh di Lamreung, Aceh Besar.
SOS Children’s Villages Indonesia, lembaga non-pemerintah yang fokus pada pengasuhan anak berbasis keluarga, merupakan lembaga yang hingga kini bekerja bagi anak dan keluarga di Aceh. Setahun pasca bencana, dua desa anak didirikan di Lamreung, Aceh besar, dan Meulaboh, Aceh Barat, yang menjadi rumah bagi 250 anak.
Peluh kelima pelari terus bercucuran sebagai bukti perjuangan mereka untuk mewujudkan mimpi 250 anak Aceh. Pada etape terakhir, bergabung dalam perjuangan menuju garis finish National Director SOS Children’s Villages Indonesia Gregor Hadi Nitihardjo, yang ikut berlari sejauh 60 kilometer. Dukungan terus datang pada etape terakhir di mana puluhan pelari dari komunitas Gundala Runner dan Indorunners Aceh ikut berlari beriringan pada dua kilometer terakhir yang menjadi penanda ikatan kuat antara SOS Children’s Villages dengan masyarakat Aceh.
“Berlari buat saya bukan sekadar olahraga, badan sehat, atau prestasi. Tapi, dengan berlari ada sesuatu yang kita perjuangkan dan akan kita berikan untuk sesama. Ini yang memotivasi saya menyelesaikan 250 kilometer di Aceh selama empat hari,” ujar Carla Felany, salah satu pelari wanita pada Run to Care Aceh 250 KM.
Mengusung tagline #AnakAcehHebat, kelima pelari menyelesaikan rute lari sekaligus menggalang dana yang dilakukan melalui crowdfunding. Dimulai pada 25 September hingga berakhir pada Desember ini, publik diajak berdonasi melalui website runtocare.com/aceh.
(tsa)