Sulitnya Mencegah Penyebaran Kanker

Selasa, 07 Januari 2020 - 10:00 WIB
Sulitnya Mencegah Penyebaran...
Sulitnya Mencegah Penyebaran Kanker
A A A
JAKARTA - Lebih dari 10 tahun Ria Irawan berjuang melawan kankernya. Namun akhirnya dia harus menyerah pada kanker endometrium yang sudah menyebar ke tubuhnya.

Sosok Ria Irawan yang selama ini publik tahu selalu berusaha memberi edukasi tentang kanker sekaligus menyemangati para penderita kanker lainnya agar tetap tabah menjalani hidup dan terus berobat sesuai anjuran dokter. Ia tidak segan berbagi pengalaman kepada masyarakat perihal riwayat kankernya selama ini.

Meski kondisinya sendiri setahun terakhir ini terus memburuk.“Untungnya saya punya keluarga besar, mereka selalu mendukung saya,” beber aktris lawas ini dalam Peringatan hari Kanker Sedunia tahun lalu. Sejak 2009, Ria divonis kanker getah bening stadium akhir. Dia sempat dinyatakan sudah bebas kanker tersebut.

Nyatanya, pada 2014, dokter mendiagnosa Ria justru terkena kanker endometrium. Usai dioperasi Ria menjalani kemoterapi dan radioterapi. Ia sempat mengalami relaps atau kambuh setelah sembilan bulan. “Akhirnya saya kemo lagi. Saya divonis dokter sudah stadium 4 tapi saya tetap semangat, bagi saya pribadi stadium tidak ada hubungannya dengan kematian,” papar Ria.

Pada September 2019, kanker endometriumnya diketahui telah bermetastasis (menyebar) ke beberapa organ tubuh, seperti kepala dan paru-paru. Kanker endometrium adalah jenis kanker yang menyerang endometrium atau lapisan rahim bagian dalam. Kanker endometrium tumbuh pada ovarium, tuba falopi, dan saluran menuju vagina.

Risiko penyakit meningkat tajam di usia 45-an sampai pertengahan 60-an. Kanker ini utamanya menyerang wanita pascamenopause. Meski telah menjalani pengobatan seperti radioterapi maupun kemoterapi, rupanya tidak lantas membuat penderitanya serta merta terbebas dari penyakit mematikan ini.

Pasien kanker tetap berisiko kankernya muncul kembali bahkan menyebar. Seperti dikatakan dokter spesialis penyakit dalam, Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp PD-KHOM, pengobatan kanker tidak menjamin kesembuhan 100%. Terlebih bagi pasien yang sudah didiagnosis stadium akhir.

Hal ini dikarenakan tidak semua sel kanker yang ada terkena sasaran kemoterapi. "Nah, sel kanker yang lolos itulah yang akhirnya berisiko memunculkan kembali kanker dalam beberapa tahun ke depan," terang Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) ini. Maka itu ia mengingatkan agar pasien kanker rutin kontrol setiap enam bulan hingga setahun sekali usai menjalani pengobatan.

Sementara itu, penelitian terbaru mengungkap bahwa risiko kematian bagi penderita kanker endometrium akan lebih tinggi dialami oleh mereka yang kelebihan berat badan dan tidak melakukan aktivitas fisik. Pasien dengan indeks massa tubuh (IMB) antara 25- 29,9 (yang dikategorikan kelebihan berat badan), 74% lebih tinggi memiliki risiko kematian dalam kurun waktu 5 tahun sejak didiagnosa, ketimbang pasien dengan IMB yang sehat. Yaitu antara 18,5-24,9.

Tanpa melihat IMB, wanita yang aktif melakukan aktivitas fisik lebih dari 7 jam per minggu, sebelum akhirnya mereka divonis menderita kanker ini, dapat meminimalisir risiko kematian sebesar 36% dalam waktu 5 tahun sejak didiagnosa, dibandingkan perempuan yang jarang berolahraga.

"Penelitian ini menyediakan bukti terbaru bahwa IMB yang sehat dan level aktivitas fisik yang tinggi, berhubungan dengan kehidupan lebih baik para survival kanker endrometrium," ujar pemimpin penelitian Hannah Arem, kandidat doktor dari sekolah kesehatan masyarakat dan peneliti kanker dan genetik di U.S. National Cancer Institute, seperti dikutip dari Healthday.

Boleh dibilang angka kejadian kanker terus meningkat. "Peningkatan terjadi pada 1,4 per 1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 1,79 per 100 penduduk di Indonesia pada tahun 2018," ujar Akademisi dan Praktisi Klinis Dr Ari Fahrial Syam. Menurutnya, kanker juga bisa menyebabkan pasien yang menderita lebih cepat meninggal sehingga harapan hidup pasien dengan kanker lebih rendah dari masyarakat umum.

Namun begitu almarhum Ria Irawan pernah memompa semangat para penderita kanker agar tidak segera menyerah akan penyakitnya. “Jangan sudah takut duluan, akhirnya malah jadi stres dan tidak mau berobat atau justru kalah sama penyakitnya,” ingatnya. Selamat jalan Ria Irawan. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0903 seconds (0.1#10.140)