Prodia-Fakultas Kedokteran Undip Kembangkan Laboratorium Klinik
A
A
A
SEMARANG - Laboratorium Klinik Prodia berkomitmen untuk selalu menjalankan visi Cetre of Excellence. Komitmen itu ditunjukkan dengan melanjutkan kerja sama yang telah dijalin sejak 2011 dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) Semarang dalam bidang pendidikan dan penelitian, khususnya mengenai laboratorium klinik.
Perpanjangan kerja sama ditandatangani oleh Dekan FK Undip Dwi Pudjonarko dan Assistant Vice President Business and Marketing – Clinical Laboratory PT Prodia Widyahusada Tbk. Indri Marya Wulandari di Kampus Fakultas Kedokteran Undip, Semarang, Selasa (21/1).
Indri mengatakan, dengan kerja sama ini sangat diharapkan mampu membuat hubungan kedua belah pihak menjadi semakin solid.
“Kami berterima kasih atas kesempatan dan dukungan yang selama ini diberikan Fakultas Kedokteran Undip kepada Prodia. Semoga melalui kerjasama ini bisa menciptakan peluang untuk berbagi ilmu, khususnya di bidang laboratorium klinik,” kata Indri dalam keterangan tertulis.
“Kami berharap semakin banyak tercipta beragam kolaborasi riset yang tentu bermanfaat dalam penelitian di bidang kedokteran laboratorium,” lanjutnya.
Indri menjelaskan, bentuk kerja sama yang dilakukan Prodia dengan FK Undip yaitu transfer of knowledge dalam bentuk penunjang penelitian yang terkait dengan faktor kritis dalam pre-analitik, analitik dan post-analitik suatu pemeriksaan, tren biomarker terbaru untuk penelitian (diabetes mellitus, aterisklerosis, kanker, hematologi, penyakit infeksi, ginjal, hipertensi, dan lain-lain), serta metodologi penelitian (pemilihan uji hipotesis/ statistik).
Menurutnya, Prodia juga dapat menyediakan narasumber dalam bidang manajemen laboratorium klinik (pengendalian dan pemantapan mutu, proses akreditasi ISO, manajemen laboratorium), sebagai dosen tamu dalam mata kuliah terkait laboratorium kedokteran, biomedik, dan patobiologi suatu penyakit (biologi molecular, stem cell).
“Kerjasama lain yang juga disepakati adalah program magang untuk mahasiswa serta melakukan program kolaborasi penelitian,” ujarnya.
Prodia telah mendukung penelitian sejak 1991. Dengan pengalaman selama 28 tahun, Prodia telah membantu sebanyak 3.755 penelitian dan mengerjakan sebanyak 450 jenis pemeriksaan baru untuk kebutuhan riset.
Untuk diketahui, Prodia telah menjalin kerja sama dengan 34 universitas ternama di Indonesia dan satu lembaga riset yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Selain itu juga telah menyediakan sumber informasi terkini mengenai perkembangan ilmu kedokteran dan laboratorium bagi dokter, peneliti, akademisi, serta masyarakat umum melalui Forum Diagnosticum, Info Laboratorium, The Indonesian Biomedical Journal, seminar, diskusi ilmiah, hingga penyuluhan kesehatan.
Dalam bidang laboratorium dan wellness clinic, Prodia telah melakukan berbagai pengembangan pemeriksaan dan inovasi layanan. Di antaranya mengembangkan pemeriksaan berbasis genetik, yaitu Prodia Genomics. Pemeriksaan yang dikembangkan antara lain NIPT-Prosafe untuk mengetahui risiko kelainan kromosom pada janin, CArisk untuk mengetahui faktor risiko terhadap kanker, DIArisk untuk menilai risiko seseorang terhadap penyakit diabetes, Prodia Nutrigenomics untuk mengidentifikasi asupan nutrisi dan jenis olahraga yang sesuai, serta IMMUNErisk untuk mengetahui risiko terhadap penyakit autoimun dan alergi.
Perpanjangan kerja sama ditandatangani oleh Dekan FK Undip Dwi Pudjonarko dan Assistant Vice President Business and Marketing – Clinical Laboratory PT Prodia Widyahusada Tbk. Indri Marya Wulandari di Kampus Fakultas Kedokteran Undip, Semarang, Selasa (21/1).
Indri mengatakan, dengan kerja sama ini sangat diharapkan mampu membuat hubungan kedua belah pihak menjadi semakin solid.
“Kami berterima kasih atas kesempatan dan dukungan yang selama ini diberikan Fakultas Kedokteran Undip kepada Prodia. Semoga melalui kerjasama ini bisa menciptakan peluang untuk berbagi ilmu, khususnya di bidang laboratorium klinik,” kata Indri dalam keterangan tertulis.
“Kami berharap semakin banyak tercipta beragam kolaborasi riset yang tentu bermanfaat dalam penelitian di bidang kedokteran laboratorium,” lanjutnya.
Indri menjelaskan, bentuk kerja sama yang dilakukan Prodia dengan FK Undip yaitu transfer of knowledge dalam bentuk penunjang penelitian yang terkait dengan faktor kritis dalam pre-analitik, analitik dan post-analitik suatu pemeriksaan, tren biomarker terbaru untuk penelitian (diabetes mellitus, aterisklerosis, kanker, hematologi, penyakit infeksi, ginjal, hipertensi, dan lain-lain), serta metodologi penelitian (pemilihan uji hipotesis/ statistik).
Menurutnya, Prodia juga dapat menyediakan narasumber dalam bidang manajemen laboratorium klinik (pengendalian dan pemantapan mutu, proses akreditasi ISO, manajemen laboratorium), sebagai dosen tamu dalam mata kuliah terkait laboratorium kedokteran, biomedik, dan patobiologi suatu penyakit (biologi molecular, stem cell).
“Kerjasama lain yang juga disepakati adalah program magang untuk mahasiswa serta melakukan program kolaborasi penelitian,” ujarnya.
Prodia telah mendukung penelitian sejak 1991. Dengan pengalaman selama 28 tahun, Prodia telah membantu sebanyak 3.755 penelitian dan mengerjakan sebanyak 450 jenis pemeriksaan baru untuk kebutuhan riset.
Untuk diketahui, Prodia telah menjalin kerja sama dengan 34 universitas ternama di Indonesia dan satu lembaga riset yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Selain itu juga telah menyediakan sumber informasi terkini mengenai perkembangan ilmu kedokteran dan laboratorium bagi dokter, peneliti, akademisi, serta masyarakat umum melalui Forum Diagnosticum, Info Laboratorium, The Indonesian Biomedical Journal, seminar, diskusi ilmiah, hingga penyuluhan kesehatan.
Dalam bidang laboratorium dan wellness clinic, Prodia telah melakukan berbagai pengembangan pemeriksaan dan inovasi layanan. Di antaranya mengembangkan pemeriksaan berbasis genetik, yaitu Prodia Genomics. Pemeriksaan yang dikembangkan antara lain NIPT-Prosafe untuk mengetahui risiko kelainan kromosom pada janin, CArisk untuk mengetahui faktor risiko terhadap kanker, DIArisk untuk menilai risiko seseorang terhadap penyakit diabetes, Prodia Nutrigenomics untuk mengidentifikasi asupan nutrisi dan jenis olahraga yang sesuai, serta IMMUNErisk untuk mengetahui risiko terhadap penyakit autoimun dan alergi.
(tsa)