Penderita Obesitas Genetik Lebih Sulit Turunkan Berat Badan

Minggu, 01 Maret 2020 - 11:30 WIB
Penderita Obesitas Genetik...
Penderita Obesitas Genetik Lebih Sulit Turunkan Berat Badan
A A A
JAKARTA - Gaya hidup yang tidak sehat kerap dituding sebagai penyebab obesitas. Padahal, faktor genetik juga memiliki andil pada seberapa besar bobot tubuh seseorang bisa terbentuk.

Dikutip dari laman Insider, ada lebih dari 400 varian gen berhubungan dengan obesitas. Bila satu atau lebih gen-gen ini Anda punya, berarti Anda akan lebih cenderung mengalami obesitas daripada mereka yang tak memilikinya. Namun, hal tersebut bukan berarti Anda pasti bakal mengalami kelebihan berat badan.

Salah satu varian gen yang dimaksud adalah gen pemicu kegemukan atau FTO yang ditemukan pada lebih dari 43% populasi di Amerika Serikat. Gen ini terlibat dalam pengaturan nafsu makan, pengeluaran energi, diferensiasi sel lemak, dan metabolisme lipid.

Studi menunjukkan bahwa orang dengan gen FTO, 67% kecenderungannya akan menjadi gemuk. Bandingkan dengan mereka yang tidak mewarisi gen ini. Meski demikian, orang dengan gen FTO bisa menurunkan risiko obesitasnya sebesar 27% bila mereka berolahraga secara teratur. Kalau Anda mengikuti aturan diet sehat dan olahraga, Anda tentu bisa menjaga berat badan ideal.

Tanda bahwa Anda secara genetik memiliki kecenderungan mengalami obesitas adalah, pertama, sulit sekali menurunkan berat badan, walaupun Anda sudah mengurangi asupan kalori dan meningkatkan jadwal olahraga selama berbulan-bulan.

Tanda kedua adalah, Anda selalu mengalami kelebihan berat badan. Lalu, orangtua atau anggota keluarga lain ada yang mengalami kelebihan bobot.

Dokter bisa melakukan tes untuk mengetahui apakah Anda memiliki gen pemicu kegemukan. Bagaimanapun, mengetahui bahwa lebih sulit buat Anda memangkas bobot tubuh tak akan mengubah rekomendasi para dokter untuk orang-orang yang berjuang menurunkan berat badan, yaitu bakarlah lebih banyak kalori daripada yang Anda konsumsi. Menjaga berat badan ideal menjadi penting sejak obesitas dihubungkan dengan beberapa kondisi kesehatan yang serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.

"Pada akhirnya, kecuali Anda punya kelainan gen tunggal yang serius, ini hanyalah soal kebiasaan diet dan olahraga," kata Stephen O'Rahilly, Direktur MRC Metabolic Diseases Unit di Universitas Cambridge.

"Tapi, kita perlu memahami bahwa untuk mereka yang memiliki kecenderungan gemuk secara genetik, akan lebih sulit untuk mengimplementasikan hal tersebut," katanya.

Gen yang membuat kita akan cenderung memiliki berat badan berlebih berbeda dengan tipe kondisi yang disebut monogenic obesity atau obesitas monogenik. Obesitas monogenik lebih langka dan terjadi ketika Anda lahir dengan kelainan gen tunggal major. Untuk orang dengan kelainan gen ini hampir tak mungkin bisa menjaga berat badan tanpa pengobatan.

Mereka yang memiliki kelainan genetik akan mengalami defisiensi leptin. Leptin adalah hormon yang sangat berperan dalam regulasi berat tubuh dengan menghilangkan rasa lapar ketika perut sudah terisi. Untuk orang tanpa leptin, perasaan lapar seakan tidak pernah hilang.

Orang dengan kelainan genetik juga akan mengalami defisiensi proopiomelanocortin (POMC). Orang dengan kondisi ini selalu merasa lapar karena otak mereka tak mampu menginterpretasikan secara benar sinyal lapar dan kenyang.

Mereka juga akan mengalami defisiensi MC4R. Kondisi tersebut kerap mengganggu sinyal otak yang ingin menginstruksikan perasaan kenyang. Sekitar 2%-3% orang dengan berat badan berlebih memiliki kondisi genetik seperti ini.

"Orang dengan kelainan genetik tunggal akan mulai menggemuk di tahun pertama kehidupannya. Kadang di usia 3 bulan sudah obesitas," ujar O'Rahilly.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5427 seconds (0.1#10.140)