8 Etika saat Berkunjung ke Spa
A
A
A
JAKARTA - Menjalani "me time" dengan pergi ke spa untuk mendapatkan perawatan tubuh yang membuat rileks memang menyenangkan. Tapi, kalau Anda berlaku tidak sesuai etika, kegiatan menyenangkan ini bisa berubah menjadi sebaliknya. Maka itu, Anda perlu tahu etika saat ingin mengunjungi tempat spa agar baik Anda maupun staf yang bekerja di sana sama-sama nyaman.
Dikutip dari laman The New York Times, berikut beberapa tata cara atau etika yang sebaiknya Anda terapkan saat ingin berkunjung ke spa.
1. Tiba 15 menit lebih awal.
Tiba lebih awal memberi Anda cukup waktu untuk berganti kostum, mengisi formulir, dan menikmati suasana sekitar. Sebaliknya, kalau datang telat, bisa membuat terapis Anda stres padahal dia yang akan bertugas merawat Anda dan membuat jadwal perawatan buat tamu selanjutnya jadi mundur gara-gara Anda.
Barbara Stirewalt, General Manager Mohonk Mountain House di New York menyarankan agar tamu spa tiba lebih awal agar bisa memanaskan otot di ruang steam, minum teh, dan mempersiapkan diri sepenuhnya untuk menerima perawatan.
2. Matikan gadget.
Bunyi atau dering dari handphone Anda akan merusak suasana spa yang tenang. Jadi, matikan gadget atau titip di loker salon agar staf maupun tamu lain tak ikut terganggu. "Digital detox merupakan bagian penting dari proses relaksasi," kata Stirewalt.
3. Jangan berisik.
Pesta pernikahan ataupun hadir di acara yang melibatkan banyak orang bisa menjadi sangat menyenangkan untuk diceritakan. Tapi, hati-hati, tidak semua orang mau mendengarkan cerita bahagia Anda itu. Jadi, bijaksanalah dalam bercerita kepada orang yang sedang berusaha membuat Anda bahagia, dalam hal ini sang terapis.
4. Komunikasi.
Terapi pijatan dan layanan lainnya dimaksudkan agar Anda memperoleh pengalaman relaksasi yang optimal. Jadi, bicaralah pada terapis Anda saat sesi perawatan daripada melayangkan komplain sesudahnya, terutama secara online. Mungkin Anda ingin pijatan yang lembut, butuh produk hypoallergenic, atau mau mencium aroma tertentu. Bilang saja langsung pada sang terapis.
5. Tunjukkan kalau Anda orang yang bersih.
Irene Forte, Global Wellness Director Rocco Forte Hotels menyarankan, mandi dan keringkan tubuh Anda sebelum masuk ke ruang sauna. Duduk atau bersandarlah pada handuk untuk menghindari kontak langsung dengan bench kayu maupun dinding, termasuk kaki dan punggung Anda. Biasakan selalu membersihkan diri sebelum masuk ke kolam atau apapun itu yang berisi air, yang juga bakal digunakan oleh orang lain.
6. Rapikan semua yang Anda pakai.
Letakkan jubah, handuk, dan sandal ke dalam kontainer ketimbang membiarkan benda-benda tersebut berserakan di lantai. Bila Anda meninggalkan gumpalan rambut rontok di kamar mandi atau sudah menggunakan tisu, buang mereka di tempat sampah.
7. Jangan bawa anak.
Spa adalah tempat yang tenang dan hening. Meminta supaya Anda boleh membawa anak bisa membuat staf salon merasa berada di posisi tak nyaman. Belum lagi Anda bakal dikomplain oleh tamu lain.
8. Perhatikan norma setempat.
Kebiasaan memberi tips, bertelanjang, atau bagian mana pada tubuh yang boleh disentuh oleh seorang terapis wanita berbeda antara satu negara dengan negara lain. Batasan yang berlaku antara spa satu dengan yang lain juga begitu. Maka, Sylvie Cohen Gabay, General Manager Cramim Spa & Wine Resort menyarankan agar Anda bertanya langsung kepada pengelola spa yang dituju mengenai "aturan" yang berlaku di sana.
Dikutip dari laman The New York Times, berikut beberapa tata cara atau etika yang sebaiknya Anda terapkan saat ingin berkunjung ke spa.
1. Tiba 15 menit lebih awal.
Tiba lebih awal memberi Anda cukup waktu untuk berganti kostum, mengisi formulir, dan menikmati suasana sekitar. Sebaliknya, kalau datang telat, bisa membuat terapis Anda stres padahal dia yang akan bertugas merawat Anda dan membuat jadwal perawatan buat tamu selanjutnya jadi mundur gara-gara Anda.
Barbara Stirewalt, General Manager Mohonk Mountain House di New York menyarankan agar tamu spa tiba lebih awal agar bisa memanaskan otot di ruang steam, minum teh, dan mempersiapkan diri sepenuhnya untuk menerima perawatan.
2. Matikan gadget.
Bunyi atau dering dari handphone Anda akan merusak suasana spa yang tenang. Jadi, matikan gadget atau titip di loker salon agar staf maupun tamu lain tak ikut terganggu. "Digital detox merupakan bagian penting dari proses relaksasi," kata Stirewalt.
3. Jangan berisik.
Pesta pernikahan ataupun hadir di acara yang melibatkan banyak orang bisa menjadi sangat menyenangkan untuk diceritakan. Tapi, hati-hati, tidak semua orang mau mendengarkan cerita bahagia Anda itu. Jadi, bijaksanalah dalam bercerita kepada orang yang sedang berusaha membuat Anda bahagia, dalam hal ini sang terapis.
4. Komunikasi.
Terapi pijatan dan layanan lainnya dimaksudkan agar Anda memperoleh pengalaman relaksasi yang optimal. Jadi, bicaralah pada terapis Anda saat sesi perawatan daripada melayangkan komplain sesudahnya, terutama secara online. Mungkin Anda ingin pijatan yang lembut, butuh produk hypoallergenic, atau mau mencium aroma tertentu. Bilang saja langsung pada sang terapis.
5. Tunjukkan kalau Anda orang yang bersih.
Irene Forte, Global Wellness Director Rocco Forte Hotels menyarankan, mandi dan keringkan tubuh Anda sebelum masuk ke ruang sauna. Duduk atau bersandarlah pada handuk untuk menghindari kontak langsung dengan bench kayu maupun dinding, termasuk kaki dan punggung Anda. Biasakan selalu membersihkan diri sebelum masuk ke kolam atau apapun itu yang berisi air, yang juga bakal digunakan oleh orang lain.
6. Rapikan semua yang Anda pakai.
Letakkan jubah, handuk, dan sandal ke dalam kontainer ketimbang membiarkan benda-benda tersebut berserakan di lantai. Bila Anda meninggalkan gumpalan rambut rontok di kamar mandi atau sudah menggunakan tisu, buang mereka di tempat sampah.
7. Jangan bawa anak.
Spa adalah tempat yang tenang dan hening. Meminta supaya Anda boleh membawa anak bisa membuat staf salon merasa berada di posisi tak nyaman. Belum lagi Anda bakal dikomplain oleh tamu lain.
8. Perhatikan norma setempat.
Kebiasaan memberi tips, bertelanjang, atau bagian mana pada tubuh yang boleh disentuh oleh seorang terapis wanita berbeda antara satu negara dengan negara lain. Batasan yang berlaku antara spa satu dengan yang lain juga begitu. Maka, Sylvie Cohen Gabay, General Manager Cramim Spa & Wine Resort menyarankan agar Anda bertanya langsung kepada pengelola spa yang dituju mengenai "aturan" yang berlaku di sana.
(tsa)