Lagi, Ajang Mode Ditunda karena Corona, Kali Ini Met Gala
A
A
A
JAKARTA - Ajang Met Gala yang direncanakan digelar pada 4 Mei mendatang resmi ditunda. Pengumuman penundaan itu dilakukan oleh pihak penyelenggara, yaitu The Metropolitan Museum of Art yang berbasis di New York, pada Senin (16/3) malam menyusul merebaknya wabah corona.
Penundaan ajang berkumpulnya para tokoh dari berbagai profesi untuk mendukung dunia mode itu tak memiliki batas waktu alias belum tahu sampai kapan. Acara yang diprakarsai Anna Wintour dari Vogue ini lazimnya diisi dengan penggalangan dana dari para tokoh dan pesohor dunia untuk Costume Institute milik The Metropolitan Museum of Art. Acara tahunan tersebut telah digelar sejak 2005.
Met Gala tahun ini tadinya bakal mengambil tema "About Time: Fashion and Duration" dengan sponsor Louis Vuitton. Pekan lalu, tim penyelenggara juga telah mengumumkan penutupan museum sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah dua karyawannya menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.
Menurut Vogue, email internal telah dikirim kepada staf di Metropolitan Museum of Art pada Senin (16/3) dan mengumumkan bahwa museum akan tetap ditutup hingga 4 April 2020.
“Karena keputusan yang tak terhindarkan dan Metropolitan Museum of Art sedang menutup pintunya, (acara ini) akan ditunda ke tanggal berikutnya,” tulis Anna Wintour melalui Vogue, seperti dikutip laman Channel News Asia.
Pemimpin redaksi majalah Vogue Amerika itu mengambil kesempatan untuk mempertimbangkan situasi COVID-19 yang sedang berkembang dengan menyinggung soal pemilihan presiden mendatang di Amerika Serikat. “Seperti orang lain, saya menganggap krisis COVID-19 sebagai serangkaian perkembangan yang menyakitkan, di mana orang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi setiap hari,” kata Wintour.
Membahas mengenai Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Wintour mengatakan, “Saya, seperti banyak dari kita, terkejut dengan bagaimana dia menanggapi pandemi COVID-19, soal jaminan optimisme bahwa semuanya akan baik-baik saja, penerapan larangan perjalanan yang kacau, dan klaim tentang 'virus asing'. Narsistik yang dengan mudah menyalahkan orang lain, ketidakjujurannya dengan orang-orang Amerika, dan yang terburuk, kurangnya rasa empati serta belas kasihnya kepada mereka yang menderita dan takut,” tulis Wintour lagi.
“Sementara itu, pemerintahannya lamban untuk memberi pengecekan kesehatan dan memobilisasi perawatan bagi mereka yang membutuhkan. Minggu-minggu ini telah menjadi pengingat bahwa Amerika harus memilih presiden baru,” tambah Wintour, seraya terang-terangan mengatakan bakal mendukung kandidat presiden dari Pakai Demokrat, Joe Biden. (deslita krissanta sibuea)
Penundaan ajang berkumpulnya para tokoh dari berbagai profesi untuk mendukung dunia mode itu tak memiliki batas waktu alias belum tahu sampai kapan. Acara yang diprakarsai Anna Wintour dari Vogue ini lazimnya diisi dengan penggalangan dana dari para tokoh dan pesohor dunia untuk Costume Institute milik The Metropolitan Museum of Art. Acara tahunan tersebut telah digelar sejak 2005.
Met Gala tahun ini tadinya bakal mengambil tema "About Time: Fashion and Duration" dengan sponsor Louis Vuitton. Pekan lalu, tim penyelenggara juga telah mengumumkan penutupan museum sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah dua karyawannya menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.
Menurut Vogue, email internal telah dikirim kepada staf di Metropolitan Museum of Art pada Senin (16/3) dan mengumumkan bahwa museum akan tetap ditutup hingga 4 April 2020.
“Karena keputusan yang tak terhindarkan dan Metropolitan Museum of Art sedang menutup pintunya, (acara ini) akan ditunda ke tanggal berikutnya,” tulis Anna Wintour melalui Vogue, seperti dikutip laman Channel News Asia.
Pemimpin redaksi majalah Vogue Amerika itu mengambil kesempatan untuk mempertimbangkan situasi COVID-19 yang sedang berkembang dengan menyinggung soal pemilihan presiden mendatang di Amerika Serikat. “Seperti orang lain, saya menganggap krisis COVID-19 sebagai serangkaian perkembangan yang menyakitkan, di mana orang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi setiap hari,” kata Wintour.
Membahas mengenai Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Wintour mengatakan, “Saya, seperti banyak dari kita, terkejut dengan bagaimana dia menanggapi pandemi COVID-19, soal jaminan optimisme bahwa semuanya akan baik-baik saja, penerapan larangan perjalanan yang kacau, dan klaim tentang 'virus asing'. Narsistik yang dengan mudah menyalahkan orang lain, ketidakjujurannya dengan orang-orang Amerika, dan yang terburuk, kurangnya rasa empati serta belas kasihnya kepada mereka yang menderita dan takut,” tulis Wintour lagi.
“Sementara itu, pemerintahannya lamban untuk memberi pengecekan kesehatan dan memobilisasi perawatan bagi mereka yang membutuhkan. Minggu-minggu ini telah menjadi pengingat bahwa Amerika harus memilih presiden baru,” tambah Wintour, seraya terang-terangan mengatakan bakal mendukung kandidat presiden dari Pakai Demokrat, Joe Biden. (deslita krissanta sibuea)
(tsa)