Begini Saran Psikolog agar Anak Betah di Rumah Selama Wabah Covid-19

Jum'at, 20 Maret 2020 - 05:35 WIB
Begini Saran Psikolog agar Anak Betah di Rumah Selama Wabah Covid-19
Begini Saran Psikolog agar Anak Betah di Rumah Selama Wabah Covid-19
A A A
JAKARTA - Psikolog Universitas Indonesia (UI), Rose Mini Agoes Salim ikut memberikan saran dan tips agar anak-anak tidak merasa bosan selama tinggal di rumah akibat wabah Covid-19 yang kian meluas di Indonesia. Rose merasa perlu menyampaikan masukan, menyusul masih banyaknya yang tidak mengindahkan anjuran pemerintah untuk belajar di rumah.

Sebagian orang tua cenderung membiarkan anaknya karena mengangggap belajar di rumah diartikan sebagai liburan. "Untuk usia balita dan biasanya juga balita kadang mereka bertanya kenapa mereka harus berada di rumah dan kenapa tidak pergi ke sekolahnya," kata Rose saat dihubungi awak media, Kamis (19/3).

"Itu kita lakukan dengan cara yang sangat gampang dan mudah menggunakan boneka atau menggunakan video lucu atau menggunakan sesuatu tentang virus yang kemudian itu bisa dibuat oleh orang tuanya sendiri," sambungnya.

Menurut Rose, langkah orang tua memberikan edukasi tentang virus corona terutama untuk anak-anak yang sudah lebih besar dari SD sampai ke perguruan tinggi, jika mereka belum mengerti adalah dengan melakukan diskusi. "Apa yang didiskusikan? Tanya kan dulu kepada anak apa yang mereka ketahui tentang yang namanya Covid-19. Bahan diskusi dimulai dari apa yang sudah mereka ketahui itu. Sehingga akan mudah untuk mereka cerna," paparnya.

Rose menganggap, akibat wabah virus corona baru ini membuat anak-anak terpaksa tidak bisa ke sekolah, dan orang tuanya pun tidak ke kantor. Kondisi tersebut sangat berdampak berat kepada anak-anak, karena banyak kecemasan yang timbul pada dirinya terutama bila orang tua terlihat cemas. Masalahnya cemas itu sangat mudah ditularkan, artinya orang tua yang cemas akan membuat anaknya turut menjadi cemas.

Oleh karena itu, lanjut dia, jangan memberikan informasi bahwa Covid-19 sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian. Informasi yang demikian ini tidak layak untuk diberikan kepada anak. "Tetapi yg kita berikan adalah kita fokus pada pemahaman virus corona bisa dicegah dan disembuhkan. Tegaskan pula bahwa orang yang terkena virus sudah ada buktinya yang sembuh, namun untuk itu kita harus memperhatikan beberapa hal," tutur dia.

Langkah selanjutnya, kata Rose, adalah mengajak anak untuk menerapkan pola hidup sehat, terapkan dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Termasuk makanan sehat dan olahraga. Tinggal di rumah bukan berarti tidak melakukan apa-apa, tapi bisa juga melakukan olahraga di dalam rumah.

"Lalu katakan kepada anak pola hidup sehat ini akan meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan virus corona ini sehingga orang tua harus banyak mencontohkan hal tersebut," ungkapnya.

Tak sampai di situ, Rose mengutarakan, biasanya timbul pertanyaan, apa yang harus dilakukan untuk mencegah terinfeksi Covid 19 ini? Mulai dari manfaat agar anak tidak sakit dan tertular. Contohnya tanyakan kepada anak, "Sakit itu tidak enak ya?" Bila dia mengatakan, "Tidak enak", maka jawab, "Oleh karena itu kita harus mencegah supaya jangan sakit, ya."

Kita perlu katakan kepada dia apa yang harus kita lakukan untuk menjaga daya tahan tubuh dan kemudian belajar hidup sehat. Beritahu pada anak langkah-langkah pencegahan yang dilakukan agar tidak terpapar virus ini. Misalnya dengan cara rutin mencuci tangan, diajarkan juga dengan cara yang baik bagaimana cara mencuci tangan tidak hanya ditaruh di bawah air keran kemudian beres.

"Lalu gunakan masker saat sedang sakit atau juga selalu pergi keluar kalau memang dibutuhkan tempatnya, memang terpaksa masuk ke rumah sakit dan sebaiknya menggunakan masker," ujarnya.

Setelah itu, kata Rose, mulai terapkan pemahaman kepada anak-anak kenapa tidak boleh keluar rumah di tengah wabah Corona. Agar tidak bertemu dengan orang lain dan berjaga jarak dengan orang lain untuk sementara waktu.

Katakan pada anak pelan-pelan bahwa bersalaman tidak boleh, berciuman apalagi, lalu setelah melakukan hubungan dengan cara bersalaman kita harus cepat cuci tangan atau memegang sesuatu yang sifatnya umum, anak diajarkan untuk mencuci tangan. Tidak boleh pegang mata hidung, semua yang ada di kepala kita terutama khususnya mata hidung, mulut, telinga.

"Sehingga mereka tahu bahwa kalau tangannya belum dicuci sebaiknya tidak memegang. Anak tidak boleh main ke rumah tetangga, bukan berarti di rumah berarti boleh di rumah tetangga. Makanya anak bisa bermain di dalam rumah, dan juga tidak boleh pergi ke tempat permainan di mall. Karena beberapa terlihat bahwa ada orang tua karena mungkin sepi membawa anaknya ke mall," tuturnya.

"Menciptakan kegiatan agar anak senang berada di rumah. Ini bukan tidak mungkin anak merasa bosan di rumah oleh karena itu selama 2 pekan ini menyediakan anak tentang virus corona orang tua perlu memberi pengertian tentang pentingnya berada di rumah selama terutama 14 hari pertama ini," pungkasnya.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6183 seconds (0.1#10.140)