Gangguan di Rumah Sulitkan WFH, Ini Cara Antisipasinya
A
A
A
JAKARTA - Bekerja dari rumah memang memiliki sejumlah keuntungan. Tapi, di sisi lain, para pekerja juga kerap mengeluhkan betapa work from home (WFH) bisa sangat melelahkan dan memakan waktu lebih panjang dibandingkan dengan bekerja di kantor.
Bloomberg belum lama ini merilis hasil riset mereka soal jam kerja kalangan profesional setelah diberlakukan kebijakan WFH di beberapa negara di Amerika dan Eropa sejak 11 Maret lalu. Kesimpulan umumnya, jadwal kerja yang biasanya berdurasi 9 jam menjadi molor hingga 12 jam.
Sejumlah alasan mengemuka, mengapa durasi WFH bisa menjadi lebih panjang. Antara lain, para orangtua yang juga pekerja harus membagi waktu dengan kegiatan belajar anak, kerap diselingi dengan kegiatan memasak, sulit mendapat bantuan langsung dari teman, dan tergoda untuk tidur.
Tapi, kondisi tersebut sebetulnya bisa diatasi jika Anda memiliki rencana kerja yang matang. Jadi, meskipun "diganggu" dengan suara ribut dan rengekan anak atau jenis "gangguan" lain di rumah, Anda tetap bisa produktif serta fokus pada pekerjaan. Berikut tips untuk mengoptimalkan WFH, seperti dikutip dari laman Channel News Asia.
1. Kenakan baju layaknya ingin pergi ke kantor.
Meskipun bekerja di rumah, sebaiknya Anda tetap memakai baju formal seperti kemeja saat WFH. Sebab, kalau bekerja pakai piyama atau t-shirt lusuh, Anda akan merasa seperti sedang libur. Lalu, bekerjalah di area luar kamar tidur. Dan, jika kemungkinan Anda bakal sering melakukan video call dengan rekan kerja, lengkapi penampilan dengan blazer supaya mengesankan Anda memang sedang bekerja di kantor.
2. Jangan lupakan ergonomi.
Perusahaan umumnya sangat mementingkan keergonomisan di ruang kerja demi mendukung kelancaran pekerjaan. Nah, usahakan di rumah juga diciptakan kondisi seperti itu. Tak perlu sampai mendekor ulang rumah atau membeli perabotan baru. Cukup dengan membuat ambalan untuk kaki, misalnya. Atau menaruh cermin di dekat meja kerja Anda agar ruangan terasa lebih luas dan membuat nyaman. Posisi komputer juga harus sejajar dengan mata. Intinya, keserasian sistem kerja yang Anda rasakan di kantor harus semaksimal mungkin diciptakan juga di rumah.
3. Tetapkan jadwal kerja.
Mulailah dengan rutinitas pagi seperti mandi dan sarapan, lalu istirahat makan siang. Disiplin dengan jadwal ini. Tak boleh ada gangguan dulu. Tapi, kalau waktu kerja Anda kebetulan lebih fleksibel, dengarkan "alarm" pada tubuh Anda dan bekerjalah ketika pikiran sedang dalam tingkatan paling aktif.
4. Disiplinkan jam makan.
Kerja di rumah bisa mengacaukan waktu makan kita. Selain itu, WFH juga berpotensi membuat Anda lebih banyak berkutat di dapur ketimbang bekerja. Well, kalau memang mau bekerja, jangan menghabiskan waktu terlalu lama untuk memasak. Kalau perlu masaklah sebelum jam kerja dimulai. Atau, pesan delivery makanan saja.
5. Beri anak proyek yang harus dikerjakan, tapi bukan gadget.
Memberi anak gadget agar tak mengganggu jam kerja Anda adalah ide yang buruk. Lebih baik memberi mereka aktivitas seperti menggambar, mewarnai, merangkai puzzle, atau menyusun 2.000 balok lego ketimbang bermain gadget.
Bloomberg belum lama ini merilis hasil riset mereka soal jam kerja kalangan profesional setelah diberlakukan kebijakan WFH di beberapa negara di Amerika dan Eropa sejak 11 Maret lalu. Kesimpulan umumnya, jadwal kerja yang biasanya berdurasi 9 jam menjadi molor hingga 12 jam.
Sejumlah alasan mengemuka, mengapa durasi WFH bisa menjadi lebih panjang. Antara lain, para orangtua yang juga pekerja harus membagi waktu dengan kegiatan belajar anak, kerap diselingi dengan kegiatan memasak, sulit mendapat bantuan langsung dari teman, dan tergoda untuk tidur.
Tapi, kondisi tersebut sebetulnya bisa diatasi jika Anda memiliki rencana kerja yang matang. Jadi, meskipun "diganggu" dengan suara ribut dan rengekan anak atau jenis "gangguan" lain di rumah, Anda tetap bisa produktif serta fokus pada pekerjaan. Berikut tips untuk mengoptimalkan WFH, seperti dikutip dari laman Channel News Asia.
1. Kenakan baju layaknya ingin pergi ke kantor.
Meskipun bekerja di rumah, sebaiknya Anda tetap memakai baju formal seperti kemeja saat WFH. Sebab, kalau bekerja pakai piyama atau t-shirt lusuh, Anda akan merasa seperti sedang libur. Lalu, bekerjalah di area luar kamar tidur. Dan, jika kemungkinan Anda bakal sering melakukan video call dengan rekan kerja, lengkapi penampilan dengan blazer supaya mengesankan Anda memang sedang bekerja di kantor.
2. Jangan lupakan ergonomi.
Perusahaan umumnya sangat mementingkan keergonomisan di ruang kerja demi mendukung kelancaran pekerjaan. Nah, usahakan di rumah juga diciptakan kondisi seperti itu. Tak perlu sampai mendekor ulang rumah atau membeli perabotan baru. Cukup dengan membuat ambalan untuk kaki, misalnya. Atau menaruh cermin di dekat meja kerja Anda agar ruangan terasa lebih luas dan membuat nyaman. Posisi komputer juga harus sejajar dengan mata. Intinya, keserasian sistem kerja yang Anda rasakan di kantor harus semaksimal mungkin diciptakan juga di rumah.
3. Tetapkan jadwal kerja.
Mulailah dengan rutinitas pagi seperti mandi dan sarapan, lalu istirahat makan siang. Disiplin dengan jadwal ini. Tak boleh ada gangguan dulu. Tapi, kalau waktu kerja Anda kebetulan lebih fleksibel, dengarkan "alarm" pada tubuh Anda dan bekerjalah ketika pikiran sedang dalam tingkatan paling aktif.
4. Disiplinkan jam makan.
Kerja di rumah bisa mengacaukan waktu makan kita. Selain itu, WFH juga berpotensi membuat Anda lebih banyak berkutat di dapur ketimbang bekerja. Well, kalau memang mau bekerja, jangan menghabiskan waktu terlalu lama untuk memasak. Kalau perlu masaklah sebelum jam kerja dimulai. Atau, pesan delivery makanan saja.
5. Beri anak proyek yang harus dikerjakan, tapi bukan gadget.
Memberi anak gadget agar tak mengganggu jam kerja Anda adalah ide yang buruk. Lebih baik memberi mereka aktivitas seperti menggambar, mewarnai, merangkai puzzle, atau menyusun 2.000 balok lego ketimbang bermain gadget.
(tsa)