Imajinasi Mode Indonesia
A
A
A
PERHELATAN tren mode tahunan dari Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) Trend Show 2015 kembali digelar. Karya dari desainer kawakan Tanah Air, Biyan Wanaatmadja menjadi show pembuka yang digelar pada Rabu (22/10).
Panggung catwalk dengan back ground yang begitu dramatis dari desain artistik penampakan awan di langit menjadi suguhan menarik dibalik busana rancangan Biyan. Sebelumnya, pembukaan show yang dihadiri oleh Ibu Mufida Jusuf Kalla dan Ibu Herawati Boediono dihelat cukup hikmat. Di antaranya turut menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menghadirkan paduan suara dengan nyanyian tradisional Indonesia.
Pada pagelaran pembuka, personalitas dan perspektif perempuan demikian menarik dikemas dalam tema "Seruni" yang menggambarkan nilai-nilai internal, seperti sifat dan pesona kelembutan seorang perempuan. Meski terinspirasi pada perempuan, pada pergelaran IPMI Trend Show kali ini Biyan juga menempatkan sejumlah pakaian kasual untuk pria.
Bunga krisan yang dipercaya sebagai simbol kehidupan dan keabadian menjadi dasar pemikiran kreatif koleksi tersebut. Diinterpretasikan lewat imajinasi dengan perpaduan seni budaya orang Jepang yang dipertemukan secara kontras dalam nuansa tribal dari Sumba, Indonesia.
Hari pertama pagelaran juga diisi oleh pergelaran desainer Didi Budiardjo. Sebanyak 12 busana koleksi resor 2015 milik desainer asal Malang ini dihelat dalam sebuah presentasi di white cube stage, yang untuk pertama kalinya diadakan di Indonesia. Dalam sebuah ruang persegi, ke-12 model muncul bergiliran pada sebuah gaya busana berpotongan loose dengan getaran elektrik tomboy.
"Koleksi ini bagi saya adalah sebuah fashion journey 12 bersaudara yang sedang pergi traveling bersama," ujar Didi ditemui sebelum pagelaran. Hal yang unik tampil di pagelaran, yaitu busana berpotongan longgar dengan detail embellishment bulu dan batu-batu yang dipasangkan dengan sepatu sneakers. Baginya menyandingkan baju ready to wear deluxe dengan sneakers diharapkan bisa menampilkan keunikan tersendiri.
"Koleksinya masih ada hubungannya dengan 25 tahun berkarya dan dimaknai sebagai perjalanan fashion bagi saya," ungkapnya lagi. Kali ini, kata Didi, dengan menggunakan bentuk presentasi yang baru pertama kalinya di Indonesia diharapkan presentasi mode akan terasa lebih dekat dan lebih intimate. "Presentasi ini menjawab kebutuhan para desainer agar lebih mudah untuk merilis koleksi baru, dengan biaya yang lebih murah," tambahnya.
Selain perhelatan show , IPMI Trend Show 2015 yang tahun ini bermitra dengan Bazaar Fashion Festival dan Mandiri Pasar Indonesia , juga menampilkan lebih dari 200 handicraft dari UMKM binaan Bank Mandiri dan 30 kuliner lokal yang didatangkan langsung dari daerah asalnya. “Secara keseluruhan, akan ada lebih 30 desainer dan label yang akan berpartisipasi,” tutur Sjamsidar Isa, Dewan pengurus IPMI.
Beberapa highlight fashion show ikut dipersembahkan oleh label Danjyo Hiyoji, Monday to Sunday, Lekat, Populo Batik, TIK, dan masih banyak lagi. Mandiri juga membuat sebuah peragaan mode peranakan yang mempersembahkan Sutanto Danuwidjaja, Adrianto Halim, Stephanus Hamy, Yongki Budisutisna, dan Widi Budimulya yang berkolaborasi dengan para desainer.
Sementara itu, Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N Mansury mengatakan, salah satu kunci penting dalam pengembangan bisnis sebuah usaha adalah jaringan pasar yang luas serta kegiatan promosi yang terjangkau dan tepat sasaran. “Kegiatan ini menjadi bentuk komitmen dalam membina dan mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia,” ujarnya.
Dalam pameran Pasar Indonesia dan Fashion Festival ini juga para pengunjung bisa mencicipi suguhan kuliner Indonesia, seperti bihun bebek Medan Suki, soto udang Galah, soto Ahri Garut, gulai kepala ikan RM Keluarga, dan gudeg Yu Djum Yogyakarta.
Dyah ayu pamela/Sali pawiatan
SABTU 25 OKTOBER 2014
Panggung catwalk dengan back ground yang begitu dramatis dari desain artistik penampakan awan di langit menjadi suguhan menarik dibalik busana rancangan Biyan. Sebelumnya, pembukaan show yang dihadiri oleh Ibu Mufida Jusuf Kalla dan Ibu Herawati Boediono dihelat cukup hikmat. Di antaranya turut menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menghadirkan paduan suara dengan nyanyian tradisional Indonesia.
Pada pagelaran pembuka, personalitas dan perspektif perempuan demikian menarik dikemas dalam tema "Seruni" yang menggambarkan nilai-nilai internal, seperti sifat dan pesona kelembutan seorang perempuan. Meski terinspirasi pada perempuan, pada pergelaran IPMI Trend Show kali ini Biyan juga menempatkan sejumlah pakaian kasual untuk pria.
Bunga krisan yang dipercaya sebagai simbol kehidupan dan keabadian menjadi dasar pemikiran kreatif koleksi tersebut. Diinterpretasikan lewat imajinasi dengan perpaduan seni budaya orang Jepang yang dipertemukan secara kontras dalam nuansa tribal dari Sumba, Indonesia.
Hari pertama pagelaran juga diisi oleh pergelaran desainer Didi Budiardjo. Sebanyak 12 busana koleksi resor 2015 milik desainer asal Malang ini dihelat dalam sebuah presentasi di white cube stage, yang untuk pertama kalinya diadakan di Indonesia. Dalam sebuah ruang persegi, ke-12 model muncul bergiliran pada sebuah gaya busana berpotongan loose dengan getaran elektrik tomboy.
"Koleksi ini bagi saya adalah sebuah fashion journey 12 bersaudara yang sedang pergi traveling bersama," ujar Didi ditemui sebelum pagelaran. Hal yang unik tampil di pagelaran, yaitu busana berpotongan longgar dengan detail embellishment bulu dan batu-batu yang dipasangkan dengan sepatu sneakers. Baginya menyandingkan baju ready to wear deluxe dengan sneakers diharapkan bisa menampilkan keunikan tersendiri.
"Koleksinya masih ada hubungannya dengan 25 tahun berkarya dan dimaknai sebagai perjalanan fashion bagi saya," ungkapnya lagi. Kali ini, kata Didi, dengan menggunakan bentuk presentasi yang baru pertama kalinya di Indonesia diharapkan presentasi mode akan terasa lebih dekat dan lebih intimate. "Presentasi ini menjawab kebutuhan para desainer agar lebih mudah untuk merilis koleksi baru, dengan biaya yang lebih murah," tambahnya.
Selain perhelatan show , IPMI Trend Show 2015 yang tahun ini bermitra dengan Bazaar Fashion Festival dan Mandiri Pasar Indonesia , juga menampilkan lebih dari 200 handicraft dari UMKM binaan Bank Mandiri dan 30 kuliner lokal yang didatangkan langsung dari daerah asalnya. “Secara keseluruhan, akan ada lebih 30 desainer dan label yang akan berpartisipasi,” tutur Sjamsidar Isa, Dewan pengurus IPMI.
Beberapa highlight fashion show ikut dipersembahkan oleh label Danjyo Hiyoji, Monday to Sunday, Lekat, Populo Batik, TIK, dan masih banyak lagi. Mandiri juga membuat sebuah peragaan mode peranakan yang mempersembahkan Sutanto Danuwidjaja, Adrianto Halim, Stephanus Hamy, Yongki Budisutisna, dan Widi Budimulya yang berkolaborasi dengan para desainer.
Sementara itu, Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N Mansury mengatakan, salah satu kunci penting dalam pengembangan bisnis sebuah usaha adalah jaringan pasar yang luas serta kegiatan promosi yang terjangkau dan tepat sasaran. “Kegiatan ini menjadi bentuk komitmen dalam membina dan mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia,” ujarnya.
Dalam pameran Pasar Indonesia dan Fashion Festival ini juga para pengunjung bisa mencicipi suguhan kuliner Indonesia, seperti bihun bebek Medan Suki, soto udang Galah, soto Ahri Garut, gulai kepala ikan RM Keluarga, dan gudeg Yu Djum Yogyakarta.
Dyah ayu pamela/Sali pawiatan
SABTU 25 OKTOBER 2014
(bbg)