Puzzle Tiga Kisah

Sabtu, 15 November 2014 - 13:13 WIB
Puzzle Tiga Kisah
Puzzle Tiga Kisah
A A A
Third Person menceritakan tiga kisah berbeda yang tak saling terkait. Namun, ini bukan film omnibus. Sutradara dan penulis skenario Paul Haggis bermaksud menjadikannya sebagai sebuah film drama penuh tekateki.

Kadang berhasil, kadang tidak. Paul Haggis -yang meraih Piala Oscar lewat Million Dollar Baby dan Crash selalu punya gaya tersendiri dalam menceritakan kisah sederhana yang dibuatnya. Selalu ada subplot yang menarik, lapisan cerita yang penuh gereget, dan kadang-kadang menyentil kehidupan sosial politik. Singkatnya, nama Paul Haggis adalah jaminan mutu bagi sebuah film.

Namun, Third Person tak bisa langsung disebut begitu. Pada awalnya, Haggis mempersembahkan cerita yang menarik. Ada tiga kisah yang terjadi di tiga kota berbeda. Di Paris, penulis pemenang Pulitzer Michael (Liam Neeson) sedang mengerjakan novel terbarunya. Dia mengundang kekasih gelapnya, Anna (Olivia Wilde) untuk menemaninya di Paris.

Di New York, Julia (Mila Kunis) berjuang untuk meyakinkan para pejabat hukum bahwa dia berhak menemui anak lelakinya yang kini tinggal bersama mantan suaminya. Julia dipisahkan dengan anaknya karena dengan sengaja mencelakakannya.

Adapun di Roma, Scott (Adrien Brody) bertemu seorang wanita cantik bernama Monika (Moran Atias) yang berjuang untuk mendapatkan kembali anaknya yang ditahan seorang pria. Dengan tiga cerita ini, perlahan-lahan Haggis menciptakan kisah penuh permainan, teka-teki, tipu daya, dan berujung pada thriller yang membuat penasaran. Hubungan antara Michael dan Anna ternyata adalah hubungan yang unik.

Masing-masing seolah saling tarik dan punya kepentingan tersembunyi. Hidup Julia yang sudah berantakan, makin berantakan dengan berbagai kebetulan yang bisa membuat penonton gemas. Sementara kisah Scott membuat penonton bertanya-tanya, hingga mungkin membuat beberapa skenario alternatif tentang siapa sebenarnya Monika.

Awalnya, kisah ini menarik. Penonton dibuat bertanya-tanya dan diajak menyusun puzzle yang banyak ditebar Haggis pada awal cerita. Namun, tampaknya Haggis terlalu banyak memberi petunjuk kepada penonton, hingga keasyikan main tebak-tebakan kisah ini hanya berakhir hingga setidaknya pada pertengahan cerita.

Setelah itu, penonton setidaknya sudah bisa membaca akan ke mana cerita ini berjalan atau berakhir. Tapi jangan salah, cerita ini tetap menarik ditonton hingga akhir. Hanya, untuk sutradara dan penulis skenario sekelas Haggis, Third Person tidaklah sebaik dan serapi film-filmnya terdahulu. Dengan ide yang cukup cemerlang, Haggis tampaknya kurang apik dalam mengeksekusi skenarionya.

Seandainya dibuat lebih rapi, Third Person bisa menjadi sebuah drama psikologi thriller yang luar biasa. Tapi sekali lagi, film ini tetap enak ditonton. Apalagi didukung oleh aktor dan aktris kelas A yang aktingnya juga nikmat ditonton. Jarang-jarang penonton bisa melihat akting Liam Neeson di luar film laga. Begitu juga dengan kemunculan aktris senior Kim Bassinger. Jadi, mari nikmati saja kisah drama penuh permainan ini.

Herita endriana
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1027 seconds (0.1#10.140)