Penggunaan Silikon Cair Lebih Berbahaya

Senin, 17 November 2014 - 14:31 WIB
Penggunaan Silikon Cair Lebih Berbahaya
Penggunaan Silikon Cair Lebih Berbahaya
A A A
BANDUNG - Memiliki payudara dan bokong yang indah tentunya menjadi dambaan sebagian wanita, akhirnya mereka pun memilih cara jalan pintas dengan menanam silikon di kedua area vitalnya tersebut.

Namun, jika pasien tidak hati-hati, silikon dalam tubuh bisa pecah atau meleleh. Contohnya, seperti yang dialami terpidana kasus pencucian uang, Malinda Dee, beberapa waktu lalu. Lalu, apa sebenarnya penyebab silikon di tubuh bisa meleleh?

Dokter Bedah Plastik di RS Advent Bandung, Wagiono Suparang menjelaskan, pecahnya silikon bisa dilihat dari jenis yang digunakan. Dalam kasus di atas, pasien menggunakan jenis silikon suntik.

"Jenis itu bisa dikategorikan silikon murah, dan banyak dipakai sama oknum," kata Wagino kepada Sindonews, Senin (17/11/2014).

Menurutnya, dalam kondisi tersebut pasien mengalami inflamasi atau peradangan kronis yang terjadi di bagian tubuh yang tersisipi bahan asing. Dalam keadaan ini, kondisi tubuh sangat mempengaruhi ketahanan silikon yang meresap ke dalam daging, seperti pada kasus Malinda Dee.

"Sejak tahun 1956, silikon cair dilarang digunakan. Bila seseorang menyuntikan cairan tersebut, reaksi negatif bisa terjadi langsung ataupun beberapa bulan setelah penyuntikan, semua tergantung kondisi tubuh. Termasuk umur," ucapnya.

Wagino melanjutkan, penyuntikan silikon cair dan dampak yang ditimbulkan sangat tergantung dari kondisi tubuh seseorang. Dalam hal ini, kondisi umur pun menjadi tolak ukur indikasi kuat pasien bisa mengalami peradangan akibat silikon cair.

Dalam dunia medis, penggunaan implan atau silikon jel memang lumrah dilakukan. Kekuatan implan bisa mencapai lima sampai 20 tahun. Bila ada kondisi implan pecah bisa dikatakan aman, karena posisi implan hanya akan bergeser.

"Kalau pecah, implan enggak akan menyebar. Hanya posisi dan bentuk yang akan berubah. Jika itu terjadi, penangananya bisa dilakukan pengangkatan implan pecah kemudian diganti implan baru. Beda dengan silikon cair yang meresap ke daging, jika ada radang dagingnya harus dibuang,” terangnya.

Seperti diketahui, silikon sudah banyak digunakan di dunia medis untuk merekonstruksi bagian tubuh manusia. Silikon merupakan bahan polimer non organik yang bervariasi, mulai berbentuk cairan, gel, karet, hingga sejenis plastik keras.

Wagino menambahkan, silikon jenis jelly, kolagen, dan cair ada beberapa jenis silikon yang marak beredar di masyarakat. Sementara jenis silikon yang biasa digunakan pada payudara yakni silikon jelly. Sifat kenyal silikon ini cocok untuk payudara.

Sedangkan kata dia, silikon kolagen biasa digunakan untuk merekonstruksi kulit, karena unsur penyusunnya sama dengan tulang, kulit, dan gigi. Sedangkan silikon cair, biasa digunakan untuk sektor industri, seperti pelapis mesin dan pelumas.

"Silikon cair juga biasa digunakan peralatan rumah tangga. Bahkan digunakan untuk dot bayi dan penambal akuarium," tandasnya.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6099 seconds (0.1#10.140)