Terinspirasi Film Spanyol
A
A
A
Spanish embriodery, yang terinspirasi film Matador’s Mistress, menjadi tema pergelaran busana desainer Denny Wirawan di Jakarta Fashion Week (JFW ) 2015 lalu.
Kisah nyata percintaan seorang legendaris matador yang berlatar Spanyol era 1940-an tersebut digambarkan dalam serangkaian busana indah nan glamor. Tajuk “Mamita” dipakai sebagai tema yang diambil dari nama tokoh Mamita yang diperankan oleh Penelope Cruz.
Sang perempuan penghibur yang mampu menaklukkan hati banyak pria inilah yang menjadi inspirasi kuat dalam menghasilkan daya cipta kreasi kali ini. “Konsepnya sudah dipikirkan sejak beberapa bulan lalu dan saya mengambil inspirasi dari film ini karena ceritanya berkesan sekali,” ujar Denny saat konferensi pers.
Diungkapkan desainer yang pernah menggelar fashion show di Den Haag ini, balutan baju nan indah dengan ciri embriodery membawa ide dari film yang mengangkat kisah nyata legendaris matador Spanyol, Manuel Sanchez, yang jatuh cinta dengan wanita penghibur bernama Lupe Sino atau disapa Mamita membawa pada sisi drama percintaan.
Diiringi musik bernuansa kental ala Spanyol yang mengantarkan para tamu undangan menelusuri lorong waktu ke dunia masa lalu di Spanyol yang penuh irama, harmoni, cinta, dan kepedihan, koleksi ready-to-wear de lux, mulai day wear, cocktail hingga evening wear hadir dengan potongan simpel namun memberi kesan elegan.
Kemudian sekaligus tampil istimewa berkat penempatan aplikasi berupa bordir bergaya Spanyol. Tak hanya itu, sentuhan bebatuan dan kristal di beberapa busana ikut menambah kesan glamor. “Spanyol pada era 1940-an saya interpretasikan dengan aksen ruffles, juga motif flower print dan polkadot, serta penempatan renda berbahan lace yang diambil dari pakaian matador,” tutur desainer yang pernah mendapatkan penghargaan untuk best costume award lewat ajang The International Textiles and Costume Congress dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Adapun siluetnya banyak menampilkan gaya bolerpip, coat, loose dress, dan blouses yang dipadu bersama cigaret pants atau pencil skirt dengan bahan shantung silk, crepe silk, organza, dan jacquard. Adapun sequence akhir ditutup dengan gaun panjang berbahan sifon dan tule, serta warna-warna yang didominasi merah dan hitam. Peragaan busana yang mempresentasikan sebanyak 50 koleksi spring/summer 2015 ini menjadi bagian dari kolaborasi Yayasan Jantung Indonesia dengan Denny Wirawan untuk kampanye Go Red For Women .
Karena itu, sebanyak 12 muse ikut berkontribusi memperagakan busana dalam acara sosial yang diiringi dengan lagu-lagu yang dilantunkan oleh Nina Taman. Syahlina Zuhal, Ketua Yayasan Jantung Indonesia, mengatakan sudah tahun ke-6 kampanye Go Red For Women berkolaborasi dengan berbagai desainer di perhelatan JFW.
“Simbol dari kampanye ini adalah gaun merah, gaun sebagai gambaran perempuan yang universal dan merah sebagai warna kesehatan, hidup dan semangat, tapi juga tanda peringatan,” tuturnya. Sekarang ini, menurut dia, lebih dari 50 negara telah menyuarakan kampanye Go Red For Women .
Kampanye ini selain untuk menyadarkan perempuan untuk lebih berhati-hati terhadap penyakit jantung, juga merupakan ajang penggalangan dana untuk operasi jantung bagi masyarakat yang kurang mampu. Adapun selain mengampanyekan Go Red For Women , Denny pada pergelaran koleksi kali ini juga ikut berkolaborasi dengan Oscar Daniel untuk potongan headpiece dan aksesori. Untuk sepatunya, dia bekerja sama dengan desainer sepatu Marista Santividya.
Dyah ayu pamela
Kisah nyata percintaan seorang legendaris matador yang berlatar Spanyol era 1940-an tersebut digambarkan dalam serangkaian busana indah nan glamor. Tajuk “Mamita” dipakai sebagai tema yang diambil dari nama tokoh Mamita yang diperankan oleh Penelope Cruz.
Sang perempuan penghibur yang mampu menaklukkan hati banyak pria inilah yang menjadi inspirasi kuat dalam menghasilkan daya cipta kreasi kali ini. “Konsepnya sudah dipikirkan sejak beberapa bulan lalu dan saya mengambil inspirasi dari film ini karena ceritanya berkesan sekali,” ujar Denny saat konferensi pers.
Diungkapkan desainer yang pernah menggelar fashion show di Den Haag ini, balutan baju nan indah dengan ciri embriodery membawa ide dari film yang mengangkat kisah nyata legendaris matador Spanyol, Manuel Sanchez, yang jatuh cinta dengan wanita penghibur bernama Lupe Sino atau disapa Mamita membawa pada sisi drama percintaan.
Diiringi musik bernuansa kental ala Spanyol yang mengantarkan para tamu undangan menelusuri lorong waktu ke dunia masa lalu di Spanyol yang penuh irama, harmoni, cinta, dan kepedihan, koleksi ready-to-wear de lux, mulai day wear, cocktail hingga evening wear hadir dengan potongan simpel namun memberi kesan elegan.
Kemudian sekaligus tampil istimewa berkat penempatan aplikasi berupa bordir bergaya Spanyol. Tak hanya itu, sentuhan bebatuan dan kristal di beberapa busana ikut menambah kesan glamor. “Spanyol pada era 1940-an saya interpretasikan dengan aksen ruffles, juga motif flower print dan polkadot, serta penempatan renda berbahan lace yang diambil dari pakaian matador,” tutur desainer yang pernah mendapatkan penghargaan untuk best costume award lewat ajang The International Textiles and Costume Congress dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Adapun siluetnya banyak menampilkan gaya bolerpip, coat, loose dress, dan blouses yang dipadu bersama cigaret pants atau pencil skirt dengan bahan shantung silk, crepe silk, organza, dan jacquard. Adapun sequence akhir ditutup dengan gaun panjang berbahan sifon dan tule, serta warna-warna yang didominasi merah dan hitam. Peragaan busana yang mempresentasikan sebanyak 50 koleksi spring/summer 2015 ini menjadi bagian dari kolaborasi Yayasan Jantung Indonesia dengan Denny Wirawan untuk kampanye Go Red For Women .
Karena itu, sebanyak 12 muse ikut berkontribusi memperagakan busana dalam acara sosial yang diiringi dengan lagu-lagu yang dilantunkan oleh Nina Taman. Syahlina Zuhal, Ketua Yayasan Jantung Indonesia, mengatakan sudah tahun ke-6 kampanye Go Red For Women berkolaborasi dengan berbagai desainer di perhelatan JFW.
“Simbol dari kampanye ini adalah gaun merah, gaun sebagai gambaran perempuan yang universal dan merah sebagai warna kesehatan, hidup dan semangat, tapi juga tanda peringatan,” tuturnya. Sekarang ini, menurut dia, lebih dari 50 negara telah menyuarakan kampanye Go Red For Women .
Kampanye ini selain untuk menyadarkan perempuan untuk lebih berhati-hati terhadap penyakit jantung, juga merupakan ajang penggalangan dana untuk operasi jantung bagi masyarakat yang kurang mampu. Adapun selain mengampanyekan Go Red For Women , Denny pada pergelaran koleksi kali ini juga ikut berkolaborasi dengan Oscar Daniel untuk potongan headpiece dan aksesori. Untuk sepatunya, dia bekerja sama dengan desainer sepatu Marista Santividya.
Dyah ayu pamela
(bbg)