Ilmuwan Temukan Sebab Pekerja Malam Alami Obesitas

Rabu, 19 November 2014 - 11:16 WIB
Ilmuwan Temukan Sebab...
Ilmuwan Temukan Sebab Pekerja Malam Alami Obesitas
A A A
WASHINGTON - Sejumlah penelitian mengungkapkan orang yang bekerja shift malam cenderung mengalami kenaikan berat badan dan obesitas. Lantas apa penyebabnya?

Riset terbaru menyebutkan, makan di malam hari mengacaukan metabolisme alami tubuh dan para pekerja malam hari hanya membakar sedikit kalori.

Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal PNAS ini didapat setelah para peneliti melakukan percobaan kecil dimana para sukarelawan menyantap makanan dalam jumlah yang sama ketika mereka harus bekerja antara siang dan malam hari.

Selama dua hari pertama, para sukarelawan mengikuti jadwal normal—tidur di malam hari, tetap terjaga sepanjang siang dan menyantap sarapan, makan siang serta makan malam. Tiga hari selanjutnya, mereka begadang di malam hari dan makan pada malam serta tidur di siang hari. Meskipun waktu makan diubah, kandungan kalori tetap sama.

Total pengeluaran energi—berapa banyak energi (kalori) yang dibakar sukarelawan—turun ketika mereka diubah ke pola kerja malam hari.

Meskipun pada awalnya peserta membakar lebih banyak lemak—mungkin karena mereka kurang tidur selama transisi ke malam hari—pelepasan energi selama tiga hari kerja malam lebih rendah.

Peneliti utama kajian ini dari University of Colorado, Kenneth Wright memaparkan, itu terjadi karena perubahan jam kerja tak sejalan dengan proses biologi dasar kita. Jam tubuh internal kita lebih cocok makan selama jam siang.

“Perubahan jam kerja memaksa hari biologis kita terjadi pada malam hari dan jam biologis malam terjadi pada siang hari dan itu sangat sulit diraih karena Matahari adalah isyarat kuat. Kita bisa mengubah jam kita—selama beberapa jam—tapi kemudian pada saat libur, jam itu kembali. Pekerja yang bekerja sesuai shift tidak pernah beradaptasi,” papar dia, seperti dikutip BBC.

Para periset menyatakan, penemuan paling mengejutkan adalah para sukarelawan membakar lebih banyak lemak ketika mereka tidur di siang hari ketimbang ketika tidur di malam hari.

Menurut Wright, pembakaran lemak itu mungkin terpicu transisi antara jadwal siang dan malam—waktu ketika pekerja shift biasanya tidur siang untuk bersiap bekerja di malam hari. Tapi, saat melakukannya, mereka terjaga lebih lama dan membakar lebih banyak energi. Permintaan tambahan energi menyebabkan tubuh mulai membakar lemak.

Meskipun ada fenomena pembakaran lemak ini, periset menyatakan pekerja malam hari membakar antara 12—16% kalori lebih rendah ketimbang jika mereka tidur di malam hari.

Wright menyatakan, riset lebih lanjut dibutuhkan terhadap pekerja shift sesungguhnya yang dietnya tidak terkontrol. Tapi, dia menyebut penemuan itu adalah titik awal yang baik untuk membuat rekomendasi dalam memperbaiki kesehatan pekerja shift.

“Yang bisa kami katakan adalah mungkin lebih penting melakukan diet yang sehat bagi pekerja shift dan juga jumlah aktivitas fisik yang sehat,” ujar dia, dikutip Foxnews.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1029 seconds (0.1#10.140)