Letupan Nasionalisme di Konser Satu Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Karya-karya masterpiece Guruh Soekarnoputra sanggup meletupkan semangat nasionalisme penonton yang hadir dalam konser Satu Indonesia, Salute to Guruh Soekarnoputra (GSP) di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), tadi malam.
Ribuan penonton hanyut dalam romansa tembang-tembang sarat makna dan menginspirasi. Konser yang diprakarsai PT Astra International ini memang ditujukan untuk memberikan ilham bagi generasi muda Indonesia agar mereka berani dan bisa terus berkarya dalam semua bidang yang dikuasainya.
Konser ini sekaligus mendorong setiap insan Indonesia untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Seperti yang telah dilakukan oleh Guruh Soekarno putra melalui karyakaryanya. Melalui aransemen Erwin Gutawa, lagu-lagu putra mantan Presiden Soekarno itu dibawakan apik oleh sederet musisi muda bertalenta seperti Raisa, Tulus, Nowela Idol, Judika, grup band Superman is Dead, Overtunes, RAN, dan kelompok binaan Erwin Gutawa dan Gita Gutawa; Di Atas Rata- Rata (DARR).
Lewat tangan dingin konduktor Erwin, konser benar-benar menjadi panggung musik yang kental perpaduan budaya tradisional dan modern tampak baik dari aransemen musik maupun balutan busana yang dipakai oleh para musisi.
Dimulai pada pukul 21.30 WIB konser dibuka dengan menghadirkan sembilan penari bedoyo disusul penampilan sekumpulan anak-anak berbakat DARR yang melantunkan Simfoni Raya Indonesia dan Zamrud Khatulistiwa. Lagu Janger dan Indonesia Mahardika masih dalam album Guruh Gipsy dibawakan Judika dengan iringan musisi tradisional asal Bali, Kompyang Raka.
Konser penghargaan untuk Guruh itu merupakan salah satu bentuk perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/ CSR) Astra International, yakni Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini Astra mengangkat tiga program yang intinya untuk lebih meluaskan kiprah Astra dalam kepedulian kepada masyarakat.
Thomasmanggalla
Ribuan penonton hanyut dalam romansa tembang-tembang sarat makna dan menginspirasi. Konser yang diprakarsai PT Astra International ini memang ditujukan untuk memberikan ilham bagi generasi muda Indonesia agar mereka berani dan bisa terus berkarya dalam semua bidang yang dikuasainya.
Konser ini sekaligus mendorong setiap insan Indonesia untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Seperti yang telah dilakukan oleh Guruh Soekarno putra melalui karyakaryanya. Melalui aransemen Erwin Gutawa, lagu-lagu putra mantan Presiden Soekarno itu dibawakan apik oleh sederet musisi muda bertalenta seperti Raisa, Tulus, Nowela Idol, Judika, grup band Superman is Dead, Overtunes, RAN, dan kelompok binaan Erwin Gutawa dan Gita Gutawa; Di Atas Rata- Rata (DARR).
Lewat tangan dingin konduktor Erwin, konser benar-benar menjadi panggung musik yang kental perpaduan budaya tradisional dan modern tampak baik dari aransemen musik maupun balutan busana yang dipakai oleh para musisi.
Dimulai pada pukul 21.30 WIB konser dibuka dengan menghadirkan sembilan penari bedoyo disusul penampilan sekumpulan anak-anak berbakat DARR yang melantunkan Simfoni Raya Indonesia dan Zamrud Khatulistiwa. Lagu Janger dan Indonesia Mahardika masih dalam album Guruh Gipsy dibawakan Judika dengan iringan musisi tradisional asal Bali, Kompyang Raka.
Konser penghargaan untuk Guruh itu merupakan salah satu bentuk perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/ CSR) Astra International, yakni Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini Astra mengangkat tiga program yang intinya untuk lebih meluaskan kiprah Astra dalam kepedulian kepada masyarakat.
Thomasmanggalla
(bbg)