Generasi Muda Peduli Anak-Anak
A
A
A
Atas dasar kekeluargaan dan kesamaan misi untuk melakukan kegiatan bakti sosial, sekumpulan mahasiswa di Salatiga mendirikan komunitas Sahabat Jiwa. Tidak sekadar berbagi ilmu, mereka juga melakukan pendampingan bagi anak-anak panti asuhan.
Awalnya komunitas ini hanya kumpul-kumpul sesama mahasiswa psikologi di kampus Universitas Kristen Satya Wacana pada 2010. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah anggota mereka pun semakin bertambah hingga mencapai 50 orang. “Misi kami fokus pada kegiatan yang mampu memberikan edukasi kepada orang banyak, seperti pelatihan, pendampingan, dan pendidikan,” kata Yulius Darmawan, salah satu pendiri komunitas tersebut.
“Melihat kondisi pemuda di Salatiga yang belum banyak peduli membuat program sosial, menggugah kami untuk menyalurkan ilmu kami untuk bisa membantu memberikan pendidikan nilai bangsa yang dikenal dengan gotong-royong dan ramah-tamah,” tambahnya.
Kegiatan Sahabat Jiwa sangat beragam, di antaranya memberikan pelatihan sekolah kreatif untuk anak-anak panti asuhan, pendampingan dengan mengadakan puppet show atau panggung boneka, serta pendidikan untuk menambah wawasan kepada anak-anak panti asuhan.
“Kami memfokuskan kegiatan sosial komunitas Sahabat Jiwa hanya untuk anak-anak karena kami ingin anak-anak Indonesia ke depannya bisa hidup dan tumbuh menjadi lebih baik. Kami lebih memfokuskan diri untuk mengadakan kegiatan di panti asuhan saja,” tambah Yulius. Uniknya, tak ada istilah “ketua” dalam komunitas ini. Yang ada hanya “koordinator”.
Alasannya, mereka bekerja dengan sistem kekeluargaan dan kebersamaan. “Jadi, tidak ada yang perintahperintah. Dasarnya kesadaran sendiri-sendiri,” kata Yulius. Konsep tersebut dinilai sangat efektif dalam melakukan kegiatan. Sebab, semua anggota memiliki posisi sama dan tanggung jawab yang sama.
“Semua anggota jadi punya rasa memiliki, akhirnya muncul rasa tanggung jawab untuk merawat komunitas dengan sendirinya,” ucapnya. Sahabat Jiwa selalu memberikan kegiatan pendampingan kepada anak-anak panti asuhan setiap dua minggu sekali.
“Menurut kami, kegiatan pendampingan itu mulia karena kami bisa memberikan hiburan untuk anak-anak panti asuhan yang memang minim sekali hiburan dan itu merupakan satu kegiatan mulia,” ungkap Yulius. Dalam waktu dekat, Sahabat Jiwa ingin mengadakan perpustakaan keliling di daerah Cirebon dan tentu saja di Salatiga.
Aprilia s andyna
Awalnya komunitas ini hanya kumpul-kumpul sesama mahasiswa psikologi di kampus Universitas Kristen Satya Wacana pada 2010. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah anggota mereka pun semakin bertambah hingga mencapai 50 orang. “Misi kami fokus pada kegiatan yang mampu memberikan edukasi kepada orang banyak, seperti pelatihan, pendampingan, dan pendidikan,” kata Yulius Darmawan, salah satu pendiri komunitas tersebut.
“Melihat kondisi pemuda di Salatiga yang belum banyak peduli membuat program sosial, menggugah kami untuk menyalurkan ilmu kami untuk bisa membantu memberikan pendidikan nilai bangsa yang dikenal dengan gotong-royong dan ramah-tamah,” tambahnya.
Kegiatan Sahabat Jiwa sangat beragam, di antaranya memberikan pelatihan sekolah kreatif untuk anak-anak panti asuhan, pendampingan dengan mengadakan puppet show atau panggung boneka, serta pendidikan untuk menambah wawasan kepada anak-anak panti asuhan.
“Kami memfokuskan kegiatan sosial komunitas Sahabat Jiwa hanya untuk anak-anak karena kami ingin anak-anak Indonesia ke depannya bisa hidup dan tumbuh menjadi lebih baik. Kami lebih memfokuskan diri untuk mengadakan kegiatan di panti asuhan saja,” tambah Yulius. Uniknya, tak ada istilah “ketua” dalam komunitas ini. Yang ada hanya “koordinator”.
Alasannya, mereka bekerja dengan sistem kekeluargaan dan kebersamaan. “Jadi, tidak ada yang perintahperintah. Dasarnya kesadaran sendiri-sendiri,” kata Yulius. Konsep tersebut dinilai sangat efektif dalam melakukan kegiatan. Sebab, semua anggota memiliki posisi sama dan tanggung jawab yang sama.
“Semua anggota jadi punya rasa memiliki, akhirnya muncul rasa tanggung jawab untuk merawat komunitas dengan sendirinya,” ucapnya. Sahabat Jiwa selalu memberikan kegiatan pendampingan kepada anak-anak panti asuhan setiap dua minggu sekali.
“Menurut kami, kegiatan pendampingan itu mulia karena kami bisa memberikan hiburan untuk anak-anak panti asuhan yang memang minim sekali hiburan dan itu merupakan satu kegiatan mulia,” ungkap Yulius. Dalam waktu dekat, Sahabat Jiwa ingin mengadakan perpustakaan keliling di daerah Cirebon dan tentu saja di Salatiga.
Aprilia s andyna
(bbg)