Mendorong Pengembangan Aplikasi Regional
A
A
A
Startup asal Australia, Wattcost, menjadi pemenang utama ajang SingTel Group-Samsung Regional Mobile App Challenge di Singapura, menyisihkan kelima finalis lain termasuk Jepret Story asal Bandung.
Wattcost adalah sistem terpadu untuk mengukur biaya listrik yang ada di dalam rumah secara seketika. Sebuah wireless beacon (suar nirkabel) dihubungkan ke meteran listrik dirumah. Kemudian, suar tersebut akan mengidentifikasi dengan detil berapa besar listrik yang dihasilkan oleh berbagai perangkat elektronik di dalam rumah seperti kulkas, lampu, microwave, hingga pendingin udara, dan mengirim informasinya ke smartphone melalui jaringan wifi.
Harapannya agar informasi di iOS dan Android tersebut dapat membantu konsumen dalam melakukan penghematan listrik serta meningkatkan keamanan rumah mereka. Rencananya, suar nirkabel Wattcost akan dipasarkan senilai USD99. Dengan kemenangan itu, Wattcost mendapat hadiah senilai SDG10.000 serta membuka kemungkinan kerja sama dengan pelanggan Samsung dan SingTel yang berjumlah total 500 juta di kawasan Asia dan Afrika.
Adapun aplikasi buatan studio Dycode asal Bandung, Jepret Story, walau gagal menjadi juara mengaku tetap optimistis. CEO Dycode Andri Yadi mengatakan, ia akan tetap berfokus mengembangkan aplikasi buatannya. Pihaknya juga mengaku mendapat banyak ilmu melalui proses pitching serta mentorshipintens yang dilakukan selama berbulan-bulan itu.
Keenam finalis yang bersaing di SingTel Group-Samsung Regional Mobile App Challenge adalah pilihan terbaik dari total 500 kontestan dan 1.000 aplikasi masuk dari masing-masing negara yang memang berupaya untuk menaklukkan problematik lokal. Epic Story dari Filipina, misalnya, menciptakan game yang terhubung ke smartwatch Samsung. Untuk bisa naik level, pengguna harus berolahraga.
Sementara Fiuzu dari Singapura berfokus pada aplikasi smart traveling untuk menjawab tingginya minat warga Singapura bepergian. Ajang adu aplikasi ini digelar oleh SingTel Group, termasuk diantaranya SingTel di Singapura, Optus di Australia AIS di Thailand, Airtel di India dan Africa, Globe Telecom di Filipina, serta Telkomsel di Indonesia. CEO International SingTel Mark Chong menilai, kegiatan Regional Mobile App Challenge seperti ini menjadi bagian dari strategi untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem startup regional.
”Startuphadir dengan solusi untuk mengatasi masalah yang ada dilingkungannya, yang dalam jangka panjang diharapkan bisa memberi dampak pada perekonomian,” katanya. Ketika penetrasismartphone di Singapura sudah mencapai 95 persen, Chong mengatakan, operator harus berinovasi ke aplikasi. ”Singaporean suka sekali traveling. Karena itu aplikasi yang kami pilih adalah perencanaan perjalanan Fiuzu yang kami harapkan bisa berguna bagi konsumen,” katanya.
MD dan CEO Bharti Airtel India Gopal Vittal berpendapat, aplikasi membuat banyak sekali pelanggan ponsel di India beralih dari feature phoneke smartphone. ”Karena mereka mendapatkan manfaat dari aplikasi yang dapat melakukan jasa seperti layanan kiriman uang dalam valuta asing (remittance) hingga aplikasi hiburan,” papar Gopal.
Adapun Presiden Direktur PT Telkomsel Alex J. Sinaga menyebut pentingnya aplikasi sebagian bagian dari strategi utama perusahaan selain device dan network. ”Kami terus berkolaborasi untuk membuat aplikasi menjadi kokoh dan bisa mendorong networkdan device,” katanya.
Lebih lanjut, Alex berpendapat bahwa aplikasi akan bisa mengisi jenjang kosong antara biaya produksi dan harga dari layanan data. ”Ketika bicara aplikasi, seperti sosial media, tools, atau game, konsumen tidak peduli terhadap berapa data yang digunakan, karena memiliki nilai,” paparnya.
Danang arradian
Wattcost adalah sistem terpadu untuk mengukur biaya listrik yang ada di dalam rumah secara seketika. Sebuah wireless beacon (suar nirkabel) dihubungkan ke meteran listrik dirumah. Kemudian, suar tersebut akan mengidentifikasi dengan detil berapa besar listrik yang dihasilkan oleh berbagai perangkat elektronik di dalam rumah seperti kulkas, lampu, microwave, hingga pendingin udara, dan mengirim informasinya ke smartphone melalui jaringan wifi.
Harapannya agar informasi di iOS dan Android tersebut dapat membantu konsumen dalam melakukan penghematan listrik serta meningkatkan keamanan rumah mereka. Rencananya, suar nirkabel Wattcost akan dipasarkan senilai USD99. Dengan kemenangan itu, Wattcost mendapat hadiah senilai SDG10.000 serta membuka kemungkinan kerja sama dengan pelanggan Samsung dan SingTel yang berjumlah total 500 juta di kawasan Asia dan Afrika.
Adapun aplikasi buatan studio Dycode asal Bandung, Jepret Story, walau gagal menjadi juara mengaku tetap optimistis. CEO Dycode Andri Yadi mengatakan, ia akan tetap berfokus mengembangkan aplikasi buatannya. Pihaknya juga mengaku mendapat banyak ilmu melalui proses pitching serta mentorshipintens yang dilakukan selama berbulan-bulan itu.
Keenam finalis yang bersaing di SingTel Group-Samsung Regional Mobile App Challenge adalah pilihan terbaik dari total 500 kontestan dan 1.000 aplikasi masuk dari masing-masing negara yang memang berupaya untuk menaklukkan problematik lokal. Epic Story dari Filipina, misalnya, menciptakan game yang terhubung ke smartwatch Samsung. Untuk bisa naik level, pengguna harus berolahraga.
Sementara Fiuzu dari Singapura berfokus pada aplikasi smart traveling untuk menjawab tingginya minat warga Singapura bepergian. Ajang adu aplikasi ini digelar oleh SingTel Group, termasuk diantaranya SingTel di Singapura, Optus di Australia AIS di Thailand, Airtel di India dan Africa, Globe Telecom di Filipina, serta Telkomsel di Indonesia. CEO International SingTel Mark Chong menilai, kegiatan Regional Mobile App Challenge seperti ini menjadi bagian dari strategi untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem startup regional.
”Startuphadir dengan solusi untuk mengatasi masalah yang ada dilingkungannya, yang dalam jangka panjang diharapkan bisa memberi dampak pada perekonomian,” katanya. Ketika penetrasismartphone di Singapura sudah mencapai 95 persen, Chong mengatakan, operator harus berinovasi ke aplikasi. ”Singaporean suka sekali traveling. Karena itu aplikasi yang kami pilih adalah perencanaan perjalanan Fiuzu yang kami harapkan bisa berguna bagi konsumen,” katanya.
MD dan CEO Bharti Airtel India Gopal Vittal berpendapat, aplikasi membuat banyak sekali pelanggan ponsel di India beralih dari feature phoneke smartphone. ”Karena mereka mendapatkan manfaat dari aplikasi yang dapat melakukan jasa seperti layanan kiriman uang dalam valuta asing (remittance) hingga aplikasi hiburan,” papar Gopal.
Adapun Presiden Direktur PT Telkomsel Alex J. Sinaga menyebut pentingnya aplikasi sebagian bagian dari strategi utama perusahaan selain device dan network. ”Kami terus berkolaborasi untuk membuat aplikasi menjadi kokoh dan bisa mendorong networkdan device,” katanya.
Lebih lanjut, Alex berpendapat bahwa aplikasi akan bisa mengisi jenjang kosong antara biaya produksi dan harga dari layanan data. ”Ketika bicara aplikasi, seperti sosial media, tools, atau game, konsumen tidak peduli terhadap berapa data yang digunakan, karena memiliki nilai,” paparnya.
Danang arradian
(bbg)