Masih Ada Harapan untuk Doraemon
A
A
A
Stand by Me Doraemon , film yang ditunggu-tunggu oleh penonton di Indonesia dan laris manis di Jepang dengan pendapatan USD81 juta, disebut-sebut akan menjadi film layar lebar terakhir bagi Doraemon.
Hal ini tentu membuat patah hati para penggemarnya. Namun sesungguhnya, berita ini pun belum tentu benar. Pasalnya, pengarang cerita Doraemon, Fujiko F Fujio, telah wafat sebelum menyelesaikan cerita tentang robot kucing ini. Jadi, selalu ada harapan untuk tetap melihat kucing gemuk ini di layar lebar.
Stand by Me Doraemon sesungguhnya adalah kumpulan cerita dari episode-episode Doraemon sebelumnya, ditambah sedikit cerita baru. Jadi, penonton akan banyak familier dengan kisahnya. Pada awalnya, Doraemon (Wasabi Mizuta) dikirim dari masa depan untuk membantu Nobita (Megumi Ohara) mengatasi masalah-masalahnya, sekaligus membuatnya bahagia.
Doraemon tak bisa pulang selama misinya belum selesai. Selain menceritakan persahabatan Nobita dan Doraemon, Stand by Me Doraemon banyak berfokus pada kisah Nobita dan Shizuka (Yumi Kakazu). Malah, ketertarikan Nobita pada Shizukalah yang menggerakkan cerita film ini, sekaligus membuat Nobita mau mengubah sifat-sifat buruknya.
Bagi penonton yang sudah akrab dengan kisah Doraemon, menyaksikan film karya sutradara Takashi Yamazaki dan Ryuichi Yagi ini mungkin tak memberikan sesuatu yang baru. Kita sudah tahu bagaimana kebiasaan merajuk Nobita kepada Doraemon, kita juga sudah paham betapa sayangnya Doraemon kepada Nobita.
Kita tahu berbagai alat-alat ajaib di kantong Doraemon yang saat kecil dulu sangat ingin kita miliki, kita juga tahu kelakuan Giant (Subaru Kimura) dan Suneo (Tomokazu Seki) kepada Nobita. Juga betapa terobsesinya Nobita pada Shizuka dan keinginannya untuk bisa menikahi teman masa kecilnya itu. Semuanya bisa kita lihat kembali di sini. Sedikit banyak, film ini hanya menawarkan nostalgia bagi penonton film serinya yang tayang puluhan tahun itu.
Namun, justru karena menjual nostalgia itulah, Stand by Me Doraemon jadi kisah yang mengharukan. Saat tugas Doraemon selesai dan dia harus meninggalkan Nobita selamanya, kita akan kesulitan untuk menahan air mata. Saat Nobita sadar akan kelakuan-kelakuan buruknya dan mau mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan Shizuka, kita juga akan sadar dan terharu karena artinya Nobita berhasil mengalahkan ketakutan-ketakutannya.
Doraemon pun sukses membimbing Nobita jadi anak yang lebih baik. Pesan yang disampaikan film ini jelas, yaitu hidup kita tak akan berubah menjadi lebih baik kalau kita tidak mengubah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Hal-hal yang ajaib, seperti Doraemon, hanya mampu memotivasi diri kita. Sebuah pesan apik, tak hanya untuk penonton anak-anak, juga penonton dewasa.
Herita endriana
Hal ini tentu membuat patah hati para penggemarnya. Namun sesungguhnya, berita ini pun belum tentu benar. Pasalnya, pengarang cerita Doraemon, Fujiko F Fujio, telah wafat sebelum menyelesaikan cerita tentang robot kucing ini. Jadi, selalu ada harapan untuk tetap melihat kucing gemuk ini di layar lebar.
Stand by Me Doraemon sesungguhnya adalah kumpulan cerita dari episode-episode Doraemon sebelumnya, ditambah sedikit cerita baru. Jadi, penonton akan banyak familier dengan kisahnya. Pada awalnya, Doraemon (Wasabi Mizuta) dikirim dari masa depan untuk membantu Nobita (Megumi Ohara) mengatasi masalah-masalahnya, sekaligus membuatnya bahagia.
Doraemon tak bisa pulang selama misinya belum selesai. Selain menceritakan persahabatan Nobita dan Doraemon, Stand by Me Doraemon banyak berfokus pada kisah Nobita dan Shizuka (Yumi Kakazu). Malah, ketertarikan Nobita pada Shizukalah yang menggerakkan cerita film ini, sekaligus membuat Nobita mau mengubah sifat-sifat buruknya.
Bagi penonton yang sudah akrab dengan kisah Doraemon, menyaksikan film karya sutradara Takashi Yamazaki dan Ryuichi Yagi ini mungkin tak memberikan sesuatu yang baru. Kita sudah tahu bagaimana kebiasaan merajuk Nobita kepada Doraemon, kita juga sudah paham betapa sayangnya Doraemon kepada Nobita.
Kita tahu berbagai alat-alat ajaib di kantong Doraemon yang saat kecil dulu sangat ingin kita miliki, kita juga tahu kelakuan Giant (Subaru Kimura) dan Suneo (Tomokazu Seki) kepada Nobita. Juga betapa terobsesinya Nobita pada Shizuka dan keinginannya untuk bisa menikahi teman masa kecilnya itu. Semuanya bisa kita lihat kembali di sini. Sedikit banyak, film ini hanya menawarkan nostalgia bagi penonton film serinya yang tayang puluhan tahun itu.
Namun, justru karena menjual nostalgia itulah, Stand by Me Doraemon jadi kisah yang mengharukan. Saat tugas Doraemon selesai dan dia harus meninggalkan Nobita selamanya, kita akan kesulitan untuk menahan air mata. Saat Nobita sadar akan kelakuan-kelakuan buruknya dan mau mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan Shizuka, kita juga akan sadar dan terharu karena artinya Nobita berhasil mengalahkan ketakutan-ketakutannya.
Doraemon pun sukses membimbing Nobita jadi anak yang lebih baik. Pesan yang disampaikan film ini jelas, yaitu hidup kita tak akan berubah menjadi lebih baik kalau kita tidak mengubah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Hal-hal yang ajaib, seperti Doraemon, hanya mampu memotivasi diri kita. Sebuah pesan apik, tak hanya untuk penonton anak-anak, juga penonton dewasa.
Herita endriana
(bbg)