Popok Nyaman Bayi Tenang
A
A
A
Memilih popok bayi jangan asal. Pasalnya, popok berkualitas membuat bayi lebih nyaman juga aman bagi kesehatan kulitnya. Popok rupanya juga memengaruhi tumbuh kembang anak.
Penasaran? Popok bukan hanya wadah penampung kotoran bayi semata. Lebih dari itu, popok juga berpengaruh pada kesehatan kulit dan perkembangannya. Ada dua jenis popok, popok kain dan popok sekali pakai (disposable diapers). Popok kain kini banyak dijajakan, baik di pasar maupun secara online dengan ragam motif.
Uniknya, popok ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan pada bayi usia berapa pun. Ada beberapa kancing pada popok kain tersebut yang bisa diatur ukurannya. Jika ingin dibesarkan, tinggal membuka kancing-kancing yang ada. Sebaliknya, jika ingin dikecilkan cukup mengancingkan kenop-kenopnya. Tentu popok jenis ini lebih hemat.
Masalahnya, jika mencucinya tidak bersih, akan meninggalkan kuman yang jika tertinggal dapat menimbulkan masalah kulit, seperti ruam. Di samping itu, kemampuan penyerapan popok kain juga dipertanyakan. Popok ini bisa membuat kulit mudah lembap dan kotoran tidak terserap maksimal.
“Keduanya merupakan salah satu faktor penyebab ruam,” kata spesialis anak dr Herbowo Soetomenggolo pada acara penyuluhan para kader posyandu yang digelar produk popok Merries Good Skin di Bogor, Selasa (9/12). Ruam popok adalah terminologi yang mengacu pada peradangan di daerah yang tertutup popok, seperti sekitar alat kelamin, pantat, dan pangkal paha bagian dalam.
Masalah kulit ini umum dialami oleh bayi yang baru lahir terlebih kulit bayi masih sangat peka dan sensitif. Faktor penyebab ruam, yakni kelembapan yang berlebihan, terpapar bakteri, dan penggunaan plastik serta alergi. Kulit bayi yang terlalu lama terkena urine atau kotoran bayi akibat popok yang terlalu lama dikenakan dalam kondisi kotor akan menimbulkan bakteri.
Sementara itu, pemakaian popok yang terbuat dari plastik atau karet bisa menyebabkan iritasi. Alergi juga merupakan salah satu faktor penyebab ruam, khususnya jika anak mempunyai alergi pada bahan-bahan tertentu. Dokter anak dari IDAI Jakarta ini menyebutkan ciriciri ruam popok.
Di antaranya, kulit yang kemerahan dengan lecetlecet ringan dan gatal. Di beberapa negara maju, jumlah kasus ruam popok ini bisa mencapai 10% hingga 30% dari kasus kulit lainnya. Di Indonesia, kata Herbowo, belum ada data pasti. Namun, dia memperkirakan, kasusnya juga mencapai 30%.
Hal ini menandakan, kewaspadaan orang tua terhadap masalah ruam popok masih sangat rendah. Rasa gatal dan kulit kemerahan yang menyerang si kecil membuatnya tidak nyaman. Kondisi ini dapat mengganggu tidur anak. Padahal, tidur sangat penting bagi tumbuh kembangnya, terutama pada perkembangan otak dan kesehatan mental bayi.
Ada dua fase yang terjadi selama bayi terlelap, yakni fase tidur aktif atau sering disebut rapid eye movement (REM). Pada tahap ini, otak mengembangkan sinapsis, yaitu koneksi penting yang memungkinkan manusia belajar, bergerak, berpikir, dan mengembangkan berbagai keterampilan baru.
Sebaliknya, fase non-REM yang juga disebut deep sleep adalah tahapan seseorang benar-benar tertidur pulas. Pada fase tersebut, tubuh bekerja untuk menghasilkan growth hormon (hormon pertumbuhan) untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak. Nah, agar tidurnya tak terganggu, pastikan popok yang dipilih tidak mengandung bahan plastik supaya kulit bayi tidak lembap. Bahan plastik memang penting untuk menghindari kebocoran.
“Namun, plastik haruslah yang berpori agar udara mudah bersirkulasi sehingga tidak lembap,” ujar Maria Rosita Leonardi, Brand Manager Baby Diapers PT KAO Indonesia. Popok juga harus berbahan lembut agar kulit bayi tidak mudah tergesek. Hindari pula memakaikan popok bayi terlalu ketat agar bayi bebas bergerak dan karetnya tidak melukai kulit pinggang bayi.
Sri noviarni
Penasaran? Popok bukan hanya wadah penampung kotoran bayi semata. Lebih dari itu, popok juga berpengaruh pada kesehatan kulit dan perkembangannya. Ada dua jenis popok, popok kain dan popok sekali pakai (disposable diapers). Popok kain kini banyak dijajakan, baik di pasar maupun secara online dengan ragam motif.
Uniknya, popok ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan pada bayi usia berapa pun. Ada beberapa kancing pada popok kain tersebut yang bisa diatur ukurannya. Jika ingin dibesarkan, tinggal membuka kancing-kancing yang ada. Sebaliknya, jika ingin dikecilkan cukup mengancingkan kenop-kenopnya. Tentu popok jenis ini lebih hemat.
Masalahnya, jika mencucinya tidak bersih, akan meninggalkan kuman yang jika tertinggal dapat menimbulkan masalah kulit, seperti ruam. Di samping itu, kemampuan penyerapan popok kain juga dipertanyakan. Popok ini bisa membuat kulit mudah lembap dan kotoran tidak terserap maksimal.
“Keduanya merupakan salah satu faktor penyebab ruam,” kata spesialis anak dr Herbowo Soetomenggolo pada acara penyuluhan para kader posyandu yang digelar produk popok Merries Good Skin di Bogor, Selasa (9/12). Ruam popok adalah terminologi yang mengacu pada peradangan di daerah yang tertutup popok, seperti sekitar alat kelamin, pantat, dan pangkal paha bagian dalam.
Masalah kulit ini umum dialami oleh bayi yang baru lahir terlebih kulit bayi masih sangat peka dan sensitif. Faktor penyebab ruam, yakni kelembapan yang berlebihan, terpapar bakteri, dan penggunaan plastik serta alergi. Kulit bayi yang terlalu lama terkena urine atau kotoran bayi akibat popok yang terlalu lama dikenakan dalam kondisi kotor akan menimbulkan bakteri.
Sementara itu, pemakaian popok yang terbuat dari plastik atau karet bisa menyebabkan iritasi. Alergi juga merupakan salah satu faktor penyebab ruam, khususnya jika anak mempunyai alergi pada bahan-bahan tertentu. Dokter anak dari IDAI Jakarta ini menyebutkan ciriciri ruam popok.
Di antaranya, kulit yang kemerahan dengan lecetlecet ringan dan gatal. Di beberapa negara maju, jumlah kasus ruam popok ini bisa mencapai 10% hingga 30% dari kasus kulit lainnya. Di Indonesia, kata Herbowo, belum ada data pasti. Namun, dia memperkirakan, kasusnya juga mencapai 30%.
Hal ini menandakan, kewaspadaan orang tua terhadap masalah ruam popok masih sangat rendah. Rasa gatal dan kulit kemerahan yang menyerang si kecil membuatnya tidak nyaman. Kondisi ini dapat mengganggu tidur anak. Padahal, tidur sangat penting bagi tumbuh kembangnya, terutama pada perkembangan otak dan kesehatan mental bayi.
Ada dua fase yang terjadi selama bayi terlelap, yakni fase tidur aktif atau sering disebut rapid eye movement (REM). Pada tahap ini, otak mengembangkan sinapsis, yaitu koneksi penting yang memungkinkan manusia belajar, bergerak, berpikir, dan mengembangkan berbagai keterampilan baru.
Sebaliknya, fase non-REM yang juga disebut deep sleep adalah tahapan seseorang benar-benar tertidur pulas. Pada fase tersebut, tubuh bekerja untuk menghasilkan growth hormon (hormon pertumbuhan) untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak. Nah, agar tidurnya tak terganggu, pastikan popok yang dipilih tidak mengandung bahan plastik supaya kulit bayi tidak lembap. Bahan plastik memang penting untuk menghindari kebocoran.
“Namun, plastik haruslah yang berpori agar udara mudah bersirkulasi sehingga tidak lembap,” ujar Maria Rosita Leonardi, Brand Manager Baby Diapers PT KAO Indonesia. Popok juga harus berbahan lembut agar kulit bayi tidak mudah tergesek. Hindari pula memakaikan popok bayi terlalu ketat agar bayi bebas bergerak dan karetnya tidak melukai kulit pinggang bayi.
Sri noviarni
(bbg)