Akhir Kisah Penghuni Museum

Sabtu, 27 Desember 2014 - 15:08 WIB
Akhir Kisah Penghuni...
Akhir Kisah Penghuni Museum
A A A
Secret of the Tomb adalah film ketiga dari trilogi Night at the Museum. Jika masih ingat, film pertamanya menawarkan kesegaran cerita dengan keunikan karakter tokoh-tokohnya.

Film kedua, meski tak sebaik film pertama, masih menyimpan pesona tentang kisah para pengisi museum yang bisa hidup saat malam hari. Pada film terakhir, pesona tersebut semakin lama semakin hilang. Kelemahan utama seri terakhir ini ada dalam pengembangan ceritanya yang terlalu sederhana.

Dikisahkan, Larry (Ben Stiller) tengah mempersiapkan atraksi yang akan dilakukan patung- patung koleksi museum yang hidup pada malam hari. Mereka akan menghibur para tamu di acara Night Time di museum. Saat atraksi berlangsung, tiba-tiba Teddy Roosevelt (Robin Williams) seperti hilang akal hingga mengacaukan acara besar yang tengah berlangsung.

Selidik punya selidik, ternyata penyebab kekacauan tersebut adalah pengaruh lempengan emas dari Mesir yang disimpan di museum. Lempengan tersebut sebenarnya adalah benda yang membuat patung-patung dan bendabenda di museum hidup. Namun kini, lempengan tersebut malah berubah menjadi kutukan bagi para penghuni museum.

Untuk mencari solusinya, Larry dan kawan-kawan patungnya pergi ke museum di London untuk bertemu dengan patung Firaun dari Mesir. Dibanding dua film lainnya yang memiliki kekuatan cerita yang cukup, Secret of the Tomb seperti kehabisan energi untuk membuat cerita sepanjang 98 menit.

Berbagai lelucon konyol dilempar sembarang, seperti menyatukan cuplikan-cuplikan lelucon ke dalam satu film. Pokoknya yang penting lucu. Yang paling kentara adalah tokoh antagonis sekaligus konfliknya yang terlalu sederhana. Begitu sederhananya, hingga belum apa-apa, tiba-tiba konflik langsung selesai dengan solusi yang begitu mudahnya.

Pergantian posisi penulis, dari dua film sebelumnya yang dipegang oleh Thomas Lennon dan Robert Ben Garant ke David Guion dan Robert Ben Garant bisa jadi salah satu penyebabnya. David dan Robert memang lebih banyak mengandalkan adegan-adegan konyol ketimbang lelucon khas yang mewakili tiap-tiap karakter.

Teddy, duo mini Jedediah (OwenWilson) dan Octavianus (Steve Coogan), AttilaThe Hun(Patrick Gallagher), Ahkmenrah (RamiMalek), dan monyet Dexter yang kembali muncul memainkan peran untuk menciptakan adegan-adegan konyol tersebut.

Jadi, kita sebagai penonton akan melihat Jedediah dan Octavianus tersedot lubang angin atau penjaga museum yang seorang perempuan bertubuh subur yang karakternya dibuat sekarikatural mungkin. Tak cukup dengan pemain-pemain lama, dimunculkan pula tokoh baru untuk memancing tawa, yaitu Laa (juga diperankan Ben Stiller), manusia purba yang menyangka Larry adalah ayahnya.

Juga Sir Lancelot (Dan Stevens) yang merasa dirinya masih bekerja untuk King Arthur. Memang, humor konyol tersebut banyak yang berhasil memancing tawa. Namun hanya sebatas itu. Pesona utama seri Night at the Museum yang fokus pada karakter-karakter tokoh dunia (baik yang fiksi maupun yang nyata) dan lelucon khasnya nyaris hilang di film terakhir ini.

Singkatnya, Secret of the Tomb mungkin akan menghibur jika dilihat sebagai sebuah film nostalgia belaka. Dengan demikian, keputusan mengakhiri kisah ini pada seri ketiga adalah pilihan yang tepat.

Herita endriana
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9208 seconds (0.1#10.140)