Para Penggila Makanan
A
A
A
IBU-IBU di komunitas Food Monster memang luar biasa. Selain sibuk mengurus rumah tangga, mereka gemar membuat kue, memasak, dan mengikuti kegiatan kuliner bersama.
Komunitas yang berbasis di Surabaya ini diketuai oleh Liliany Dewi dan teman-temannya, Monica Tan, Ary Ampama, dan Neny Anita. Berawal dari Liliany atau yang lebih akrab disapa Lia yang melihat banyaknya mailing list (milis) seputar kuliner yang mayoritas didirikan di Jakarta, Lia merasa tertantang untuk mendirikan komunitas serupa di Surabaya.
”Awalnya kami bentuk milis untuk para Monster, sebutan sesama anggota khusus untuk di daerah Surabaya saja. Lama-lama kami yang asli Surabaya bertemu sesama Monster yang ada di Jakarta melalui milis, kumpul bareng, dan akhirnya sampai muncul komunitas ini,” ungkap Lia.
Food Monster memiliki tujuan yang sangat sederhana, yaitu memfasilitasi minat dan keinginan ibu-ibu pencinta kuliner untuk saling berbagi. Hal ini pun terlihat dari semakin bertambahnya jumlah anggota komunitas yang berdiri pada Februari lalu. Hampir setiap bulannya para Monster selalu memiliki kegiatan rutin, salah satunya mengadakan latihan masak bersama. Uniknya, kegiatan ini selalu diadakan di rumah para anggotanya.
”Kegiatan ini memang diadakan untuk anggota, jadi sifatnya kebersamaan dari anggota untuk anggota lagi. Selain itu, untuk lebih mengakrabkan anggota yang baru bergabung dengan anggota lama. Para anggota kita pun sudah ada yang memiliki usaha kuliner rumahan, prinsipnya for the power sharing ,” papar Lia.
Pada saat memasak inilah para Monster saling berbagi trik, tips, dan resep. Misalnya, ketika ada salah satu anggota yang mahir membuat ayam kodok, sang master Monster pun tidak segan-segan untuk mengajari para Monster lainnya agar menguasai cara pembuatannya. ”Kebersamaan inilah yang membuat para anggota Monster menjadi termotivasi untuk mencoba menjual hasil dapurnya ataupun membuka bisnis kuliner sendiri,” tutur Lia.
Lia pun menambahkan, para anggota yang lainnya tidak akan pernah pelit untuk berbagi dan memberi bocoran tentang rahasia resep mereka. ”Semua yang tergabung menjadi Monster harus sama-sama mendukung dan membantu para Monster lain sehingga bisa sukses bersama,” imbuhnya.
Tidak hanya memasak bersama, komunitas Food Monster juga melakukan kegiatan lainnya, seperti piknik yang biasa disebut Family Gathering , bakti sosial, wisata kuliner, hangout bersama, ataupun belajar fotografi dengan objek masakan yang telah selesai dihias.
Tidak hanya itu, komunitas ini juga sering mengadakan acara besar seperti demo masak dengan mendatangkan para chef profesional.
Aprilia s andyna
Komunitas yang berbasis di Surabaya ini diketuai oleh Liliany Dewi dan teman-temannya, Monica Tan, Ary Ampama, dan Neny Anita. Berawal dari Liliany atau yang lebih akrab disapa Lia yang melihat banyaknya mailing list (milis) seputar kuliner yang mayoritas didirikan di Jakarta, Lia merasa tertantang untuk mendirikan komunitas serupa di Surabaya.
”Awalnya kami bentuk milis untuk para Monster, sebutan sesama anggota khusus untuk di daerah Surabaya saja. Lama-lama kami yang asli Surabaya bertemu sesama Monster yang ada di Jakarta melalui milis, kumpul bareng, dan akhirnya sampai muncul komunitas ini,” ungkap Lia.
Food Monster memiliki tujuan yang sangat sederhana, yaitu memfasilitasi minat dan keinginan ibu-ibu pencinta kuliner untuk saling berbagi. Hal ini pun terlihat dari semakin bertambahnya jumlah anggota komunitas yang berdiri pada Februari lalu. Hampir setiap bulannya para Monster selalu memiliki kegiatan rutin, salah satunya mengadakan latihan masak bersama. Uniknya, kegiatan ini selalu diadakan di rumah para anggotanya.
”Kegiatan ini memang diadakan untuk anggota, jadi sifatnya kebersamaan dari anggota untuk anggota lagi. Selain itu, untuk lebih mengakrabkan anggota yang baru bergabung dengan anggota lama. Para anggota kita pun sudah ada yang memiliki usaha kuliner rumahan, prinsipnya for the power sharing ,” papar Lia.
Pada saat memasak inilah para Monster saling berbagi trik, tips, dan resep. Misalnya, ketika ada salah satu anggota yang mahir membuat ayam kodok, sang master Monster pun tidak segan-segan untuk mengajari para Monster lainnya agar menguasai cara pembuatannya. ”Kebersamaan inilah yang membuat para anggota Monster menjadi termotivasi untuk mencoba menjual hasil dapurnya ataupun membuka bisnis kuliner sendiri,” tutur Lia.
Lia pun menambahkan, para anggota yang lainnya tidak akan pernah pelit untuk berbagi dan memberi bocoran tentang rahasia resep mereka. ”Semua yang tergabung menjadi Monster harus sama-sama mendukung dan membantu para Monster lain sehingga bisa sukses bersama,” imbuhnya.
Tidak hanya memasak bersama, komunitas Food Monster juga melakukan kegiatan lainnya, seperti piknik yang biasa disebut Family Gathering , bakti sosial, wisata kuliner, hangout bersama, ataupun belajar fotografi dengan objek masakan yang telah selesai dihias.
Tidak hanya itu, komunitas ini juga sering mengadakan acara besar seperti demo masak dengan mendatangkan para chef profesional.
Aprilia s andyna
(ars)