Ajak Cintai Pangan Lokal
A
A
A
KEPRIHATINAN terhadap kondisi petani dan produk lokal mendorong komunitas ini giat mendorong masyarakat akan pentingnya mendukung produk pertanian dan petani lokal.
Komunitas Agritektur, yang berasal dari kata “agrikultur” dan “arsitektur”, merupakan sebuah komunitas pemuda yang berasal dari Kota Bandung. Komunitas ini bertujuan sebagai ruang interaksi terpadu antara produsen dan konsumen lokal. Berdiri pada akhir November 2012, Agritektur dilatarbelakangi keprihatinan akan kondisi petani lokal dan nasib produk lokal.
“Petani kita banyak yang miskin dan didominasi oleh usia di atas 40 tahun. Mereka sudah malas untuk berinovasi dalam pengembangan dan penelitian sehingga kalah kualitas dan harga dari produk impor,” kata Robbi Zidna Ilman, Ketua Agritektur membuka pembicaraan. Hal tersebut diperparah dengan kurangnya minat generasi muda untuk mengambil bagian di industri pertanian yang dinilai kurang prestisius.
Karena itulah, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk lokal, komunitas ini merancang acara yang menarik. Menggandeng STPB (Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung), Agritektur mengajak masyarakat menikmati pangan lokal dengan cara unik. Dari salad bar, jamu shot , makan udunan, makan pilih sendiri, alfresco , makan di luar, dan sebagainya. Agritektur juga mencoba berinteraksi dengan petani.
“Kami membuat acara kemping di kebun petani yang dikemas semenarik mungkin. Ini sebagai cara agar petani merasa dihargai sekaligus untuk mendata para petani,” sebut Robbi. Tak berhenti sampai di situ, komunitas ini menjembatani interaksi antara produsen dan konsumen melalui Parappa (Pasar Para Petani) yang rutin dilaksanakan setiap Selasa dan Sabtu di jalan Mataram No 2, Bandung.
Robbi berharap komunitas yang dibesutnya kelak berdampak besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Konsep Agritektur, harapnya, dapat diduplikasi di berbagai kota sebagai dukungan untuk petani lokal. “Profesi petani juga dianggap menjadi pekerjaan yang keren,” harap Robbi. Berminat bergabung? Datang saja ke Parappa.
Sri noviarni
Komunitas Agritektur, yang berasal dari kata “agrikultur” dan “arsitektur”, merupakan sebuah komunitas pemuda yang berasal dari Kota Bandung. Komunitas ini bertujuan sebagai ruang interaksi terpadu antara produsen dan konsumen lokal. Berdiri pada akhir November 2012, Agritektur dilatarbelakangi keprihatinan akan kondisi petani lokal dan nasib produk lokal.
“Petani kita banyak yang miskin dan didominasi oleh usia di atas 40 tahun. Mereka sudah malas untuk berinovasi dalam pengembangan dan penelitian sehingga kalah kualitas dan harga dari produk impor,” kata Robbi Zidna Ilman, Ketua Agritektur membuka pembicaraan. Hal tersebut diperparah dengan kurangnya minat generasi muda untuk mengambil bagian di industri pertanian yang dinilai kurang prestisius.
Karena itulah, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk lokal, komunitas ini merancang acara yang menarik. Menggandeng STPB (Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung), Agritektur mengajak masyarakat menikmati pangan lokal dengan cara unik. Dari salad bar, jamu shot , makan udunan, makan pilih sendiri, alfresco , makan di luar, dan sebagainya. Agritektur juga mencoba berinteraksi dengan petani.
“Kami membuat acara kemping di kebun petani yang dikemas semenarik mungkin. Ini sebagai cara agar petani merasa dihargai sekaligus untuk mendata para petani,” sebut Robbi. Tak berhenti sampai di situ, komunitas ini menjembatani interaksi antara produsen dan konsumen melalui Parappa (Pasar Para Petani) yang rutin dilaksanakan setiap Selasa dan Sabtu di jalan Mataram No 2, Bandung.
Robbi berharap komunitas yang dibesutnya kelak berdampak besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Konsep Agritektur, harapnya, dapat diduplikasi di berbagai kota sebagai dukungan untuk petani lokal. “Profesi petani juga dianggap menjadi pekerjaan yang keren,” harap Robbi. Berminat bergabung? Datang saja ke Parappa.
Sri noviarni
(ars)