Bisnis Hijab Diprediksi Terus Berkembang

Kamis, 08 Januari 2015 - 09:13 WIB
Bisnis Hijab Diprediksi Terus Berkembang
Bisnis Hijab Diprediksi Terus Berkembang
A A A
BANDUNG - Bisnis Hijab dan Kerudung diprediksi terus berkembang memasuki tahun 2015. Tren pemakaian hijab berhasil mendongkrak bisnis para pemainnya. Omzet mereka pun turut bermekaran, bahkan penjualan mendominasi pemasukan dari bisnis pakaian muslim.

Salah seorang perajin kerudung di Kampung Cihantap RT 02/RW10, Desa Margaasih Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Yogi Yogaswara mengaku prediksi tersebut tidak jauh dari kenyataan. Menurut Yogi, kerudung saat ini sudah bukan sekadar busana muslim melainkan menjadi mode dan gaya hidup kaum muslimah Indonesia.

"Potensi bisnis ini masih besar, karena makin banyak perempuan berhijab dan berkerudung. Artinya kerudung bukan hanya kewajiban berkerudung saja, lebih dari itu sudah jadi mode atau tren busana saat ini,” kata Yogi kepada Sindonews, Rabu 7 Januari 2015.

Sebagai home industry yang diberi label Y2 Jaya Collection ini, usaha Yogi dalam seminggu bisa mencapai lebih dari 200-an kodi. Apalagi kalau tiba Ramadan dan menjelang Lebaran, pemesanan kerudung kerap melonjak hingga 100 persen dari hari atau bulan biasa.

Kalau sudah memasuki puasa dan Lebaran, Yogi mengaku sampai kewalahan untuk memenuhi pesanan para konsumennya. Dengan jumlah pekerja yang hanya 10 orang, ia harus memenuhi kebutuhan konsumennya yang meningkat.

"Kewalahan banget soalnya banyak yang pesan. Modelnya juga macam-macam kan. Proses menjahitnya juga lama karena modelnya cukup ribet. Jadi butuh waktu yang lama," ujar kata pria yang mengaku omsetnya bisa mencapai Rp500 juta dalam sebulan ini.

Bahkan saat ini pun, imbuh Yogi, usahanya agak terkendala dengan tenaga penjahit sebab diperlukan keterampilan khusus dalam menjahit kerudung.

"Sulitnya mendapatkan para penjahit ini sangat terasa kalau sudah ada order borongan. Pekerja yang ada bahkan sampai menginap di tempat kerja kalau sudah ada borongan itu,” kata dia.
Bisnis Hijab Diprediksi Terus Berkembang


Para penjahit juga harus memiliki keterampilan dalam menjahit model kerudung keluaran terbaru. Seperti model kerudung hudi, siria dan selendang merupakan model yang sedang populer saat ini.

Selain kedua model itu, masih ada delapan model lagi yang banyak dicari oleh masyarakat. “Kendala lainnya terkadang juga kita sulit mendapatkan bahan baku,” ungkap Yogi.

Perajin lainnya, Iim (50 tahun) menyatakan, pesanan dari berbagai daerah biasaya mulai berdatangan dua pekan menjelang Lebaran. "Pesanan banyak datang dari Garut, Sukabumi dan Bandung," kata Iim.

Usaha yang dirintis Iim bersama istrinya setahun lalu itu pun kewalahan melayani pesanan ketika menjelang Lebaran. Sebab kata Iim, pembuatan jilbab di rumah produksi miliknya hanya dilakukan beberapa orang saja.

"Karena bukan pabrik atau hanya industri rumahan, kami bekerja secara mandiri dibantu saudara, anak, dan empat penjahit," kata Iim.

Menurutnya, produksi jilbabnya jauh lebih banyak menjelang Lebaran. "Kalau hari biasa kami bisa produksi dan mengeluarkan barang sekitar 30-50 kodi. Tapi menjelang lebaran kami harus memproduksi sebanyak 70-80 kodi untuk memenuhi pemesanan," ujar Iim.

Iim mengatakan, jilbab yang diproduksinya yang diberi label Aspha Collection itu terbuat dari Kain Grey itu memiliki beberapa motif, yakni segitiga, selendang kepang, selendang polos, bergo atau terusan, dan bunga.

Sedangkan, warna yang ditawarkan kepada konsumen adalah merah cabai, ungu violet, hijau botol, kuning busuk, merah marun, kopi tutung, kopi susu, cream, oranye tua, biru dan abu-abu.

Iim mengatakan, kerudung buatannya dijual per kodi. Ia mengaku jarang melayani pengecer."Satu kodi ada sebanyak 20 jilbab. Per kodinya Rp250-300 ribu," kata dia.

Senada dengan Yogi, Iim pun mengaku meningkatnya harga bahan baku dan sulitnya tenaga kerja yang terampil, jadi kendala produsen jilbab seperti dirinya yang tidak menggunakan mesin modern seperti di pabrik-pabrik besar.

Akibatnya Iim kerap kesulitan memenuhi pesanan. "Akibat kendala tersebut keuntungan yang diperoleh pun menipis," pungkas Iim.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6342 seconds (0.1#10.140)