Teknik Terbaru Transplantasi Kornea

Senin, 12 Januari 2015 - 09:35 WIB
Teknik Terbaru Transplantasi Kornea
Teknik Terbaru Transplantasi Kornea
A A A
Transplantasi kornea merupakan prosedur bedah yang melibatkan penggantian kornea yang sudah rusak atau tidak berfungsi dengan kornea baru (kornea donor).

Ketika penglihatan berkurang akibat gangguan kornea, seperti infeksi, cedera kornea, dan penyakit degeneratif, transplantasi atau cangkok kornea merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembalikan kesehatan penglihatan. Teknik transplantasi kornea yang umum digunakan sebelumnya, yaitu penetrating keratoplasty (PK).

Ini adalah tindakan mengganti seluruh lapisan kornea dengan kornea donor walaupun hanya beberapa bagian kornea yang rusak dan harus diganti. Kini hadir teknik terbaru yang bernama lamellar keratoplasty . Menurut Chairman Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) Dr Setiyo Budi Riyanto, pada teknik ini kornea yang diganti hanyalah bagian yang rusak, sedangkan jaringan kornea yang masih sehat tetap dipertahankan.

Dengan cara ini, proses adaptasi mata pasien terhadap kornea baru menjadi lebih mudah dan risiko penolakan pun bisa diminimalkan. “Proses pemulihan pascaoperasi juga lebih cepat dibanding dengan metode konvensional karena hanya membutuhkan sedikit jahitan pada saat proses transplantasi,” kata Dr Setiyo Budi saat menjelaskan mengenai teknik lamellar keratoplasty di Jakarta Eye Center Kedoya, Jakarta, Kamis (8/1).

Dr Setiyo lebih lanjut menjelaskan, teknik ini sudah aman dan agar pasien juga tertib setelah proses operasi. “Jangan kena air dulu, jangan kena debu, dan tidak ada efek samping. Selama ini bagus-bagus saja,” katanya. Teknik lamellar keratoplasty terdiri atas dua jenis, yaitu deep anterior lamellar keratoplasty (DALK). Prosedur ini ditujukan untuk mengganti sebagian besar lapisan depan kornea, termasuk bagian kornea yang lebih dalam.

Kedua, descements stripping automated endothelial keratoplasty (DSEK) untuk mengganti lapisan tipis kornea terdalam melalui lubang atau sayatan kecil tanpa jahitan. Menurut Ketua Kolegium Ophtamologi Indonesia (KOI) DR Dr Tjahjono D Gondhowiarjo SpM PhD, ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan pada kornea.

Salah satunya pemakaian lensa kontak. Menurutnya, pemakaian lensa kontak akan menimbulkan risiko. “Risikonya begitu dia kotor dan kita tidak disiplin dan kita tidak punya waktu, sama saja kita memberikan lingkungan yang tidak baik pada mata itu,” ucapnya. Setelah kotor akan menimbulkan oksigen yang kurang, bengkak, dan akan tergores lalu infeksi. Sayangnya, saat ini lensa kontak lebih sering dipakai untuk bergaya.

“Teknik yang dulu, seluruh lapisan diganti saat ini dengan teknik lamellar hanya satu atau dua lapisan yang diganti. Misal yang harus diganti bagian luar, ya bagian luarnya saja yang diperbaiki,” ujarnya.

Iman firmansyah
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7785 seconds (0.1#10.140)
pixels