Kurang Gerak Lebih Berbahaya Dibanding Obesitas

Kamis, 15 Januari 2015 - 17:47 WIB
Kurang Gerak Lebih Berbahaya...
Kurang Gerak Lebih Berbahaya Dibanding Obesitas
A A A
LONDON - Kurang gerak atau olah raga ternyata menewaskan orang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan obesitas di Eropa. Ini adalah hasil sebuah penelitian selama 12 tahun yang melibatkan lebih dari 300.000 orang.

Menurut para periset di Cambridge, sekitar 676.000 kematian tiap tahun terjadi akibat kurang olahraga atau kurang gerak. Angka ini lebih tinggi dibanding 337.000 kematian akibat obesitas. Mereka kemudian menyimpulkan, orang yang melakukan jalan kaki setidaknya 20 menit per hari akan lebih sehat karena jalan kaki bermanfaat bagi semua orang dengan berbagai macam berat badan.

Obesitas dan kurang gerak sering kali berjalan beriringan. Tapi, orang kurus pun punya risiko kesehatan yang tinggi jika mereka kurang gerak. Dan, orang gemuk yang berolahraga memiliki kesehatan yang lebih baik ketimbang yang tidak.

Dalam kajian tersebut, para periset mengikuti 334.161 orang Eropa selama 12 tahun. Mereka kemudian menaksir level olahraga dan ukuran pinggang mereka serta mencatat tiap kematian.

“Risiko (kematian dini) yang lebih besar berada di mereka yang termasuk kurang gerak dan itu konsisten dengan berat badan normal, kelebihan berat badan dan yang obesitas,” papar salah satu periset itu, Ulf Ekelund, kepada BBC.

Dia menyatakan, menyingkirkan kurang gerak di Eropa akan mengurangi angka kematian hingga 7,5% atau 676.000 kematian. Tapi, menghilangkan obesitas hanya akan mengurangi angka itu hingga 3,6%.

“Tapi saya kira ini bukanlah satu kasus atau lainnya. Kita juga harus tetap mengurangi obesitas, tapi saya kira aktivitas fisik harus diakui sebagai strategi kesehatan umum yang sangat penting,” ujar Ekelund.

Menurut Ekelund, cara sederhana agar tetap sehat adalah berjalan kaki. “Saya rasa orang harus mempertimbangkan 24 jam mereka. Sekitar 20 menit aktivitas fisik itu sama dengan jalan cepat seharusnya. Ini seharusnya bisa dilakukan sebagian besar orang ketika sedang menuju atau pulang kerja atau ketika makan siang atau di waktu malam hari ketimbang nonton televisi,” tutur Ekelund.

Penyakit yang disebabkan kurang gerak dan obesitas hampir sama, misalnya penyakit jantung. Tapi, diabetes tipe 2 lebih umum terjadi pada penderita obesitas.

“Kajian ini sekali lagi menegaskan kembali pentingnya aktif secara fisik bahkan ketika tubuh kelebihan berat badan. Mengubah gaya hidup adalah berita yang bagus bagi kesehatan jantung, tapi aktivitas fisik selalu lebih mudah untuk dilakukan dan dipertahankan tanpa banyak beban,” papar Barbara Dinsdale dari yayasan Heart Research UK.

Presiden Fakultas Kesehatan Umum John Ashton menyatakan perubahan juga dibutuhkan agar olahraga lebih mudah. “Kita membutuhkan investasi substansial dalam infrastruktur bersepeda agar jalanan kita lebih aman. Kalau lebih banyak orang bersepeda atau berjalan ke tempat kerja atau sekolah, maka itu akan membuat perubahan besar dalam meningkatkan level aktivitas fisik,” ujar dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1424 seconds (0.1#10.140)