Klinik Ini Membuat Resep Jamu

Rabu, 28 Januari 2015 - 11:42 WIB
Klinik Ini Membuat Resep Jamu
Klinik Ini Membuat Resep Jamu
A A A
Dalam upaya menyediakan pelayanan berbasis penelitian untuk menyediakan bukti ilmiah tentang khasiat dan keamanan jamu, di daerah Tawamangu, Karanganyar, Jawa Tengah, B2P2TOOT Badan Litbangkes Kemenkes mendirikan Klinik Saintifikasi Jamu atau disebut juga dengan Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus.

RRJ merupakan pelayanan kesehatan yang meresepkan bahan herbal satu-satunya di Indonesia. Kliniknya berstatus tipe A berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 003 Tahun 2010 tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Tempat ini diresmikan oleh menteri kesehatan kala itu, Nafsiah Mboi, pada 31 Januari 2013.

Klinik ini sebenarnya sudah dirintis sejak 2007. Namun, sejak 30 April 2012 menempati gedung baru dengan penambahan fasilitas lebih lengkap berupa laboratorium riset klinik dan unit pelayanan umum dengan fasilitas rawat jalan dan inap. Koordinator RRJ B2P2TOOT Badan Litbangkes Kemenkes dr Danang Ardiyanto mengatakan minat dan apresiasi masyarakat semakin besar terhadap pelayanan di klinik ini.

Rata-rata setiap hari klinik ini bisa melayani 50 sampai 150 orang per hari. Bukan hanya masyarakat dari seluruh Indonesia yang datang, juga warga negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. “Pasien yang datang juga ada yang kami jadikan subjek riset klinik untuk mengetahui khasiat sebuah racikan jamu,”sebutnya.

RRJ memiliki delapan tenaga dokter, lima perawat, dua apoteker, enam asisten apoteker, satu sarjana gizi dan dua analisis kesehatan. Dokter Danang mengatakan, setelah diperiksa dan didiagnosis oleh dokter, pasien akan diberikan resep berupa jamu dalam bentuk racikan simplisia, serbuk, dan ekstrak tanaman obat.

Obat tanaman herbal yang sudah disaintifikasi, di antaranya untuk penyakit asam urat dan hipertensi ringan. Jamu saintifikasi sudah melewati uji klinik pada manusia dan bisa disetarakan dengan obat modern. Ramuan untuk obat hipertensi ringan, di antaranya campuran daun seledri, daun kumis kucing, temulawak, meniran, dan kunyit.

Secara ilmiah, daun kumis kucing terbukti dapat melancarkan buang air kecil dan seledri melebarkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Sementara itu, temulawak berfungsi untuk kesegaran tubuh dan meniran untuk meningkatkan daya tahan tubuh. “Satu racikan jamu memang terdiri atas kombinasi beberapa tanaman berkhasiat. Jadi, satu formula bisa banyak manfaat, seperti itulah filosofi jamu,” ujarnya.

Untuk keluhan asam urat, pasien akan diberikan jamu campuran secang, kemuning, dan tempuyung. Tanaman secang diketahui mampu menurunkan sintesis asam urat. Adapun kemuning dan tempuyung berfungsi mengeluarkan asam urat. Pada tahun ini target saintifikasi jamu akan mengarah pada penyakit osteoarthritis, ambeien, dan maag. Sementara pada tahun depan akan dilakukan penelitian saintifikasi untuk jamu untuk pengobatan diabetes dan hiperkolesterol.

Menurut dia, pasien yang berobat ke klinik saintifikasi jamu ini paling banyak yang berhubungan dengan penyakit regeneratif, seperti hipertensi, asam urat, diabetes mellitus, kolesterol, dan osteoporosis. ”Ada juga sebagai promotif preventif, ada juga yang ingin langsing, dan tak sedikit pula yang mencari obat afrosidiak atau meningkatkan libido,” kata dr Danang.

Jamu yang disediakan di RRJ juga tergolong murah, yakni hanya seharga Rp20.000 untuk konsumsi seminggu. Salah satu pasien RRJ yang ditemui KORAN SINDOadalah Mursyid Hananto, 45. Pria yang berprofesi sebagai penata musik dan konduktordi Harmonia Orchestra ini telah menderita asam lambung kronis sejak tiga tahun lalu, hingga merembet ke sakit dan nyeri di daerah punggung.

Penyakitnya ini ditengarai akibat dirinya yang sering telat makan, suka begadang saat membuat lagu, mengonsumsi makanan pedas, merokok, dan terlalu lama berdiri saat latihan orkestra.

Rendra hanggara
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8280 seconds (0.1#10.140)