Popularitas Tas Bucket
A
A
A
Tas bentuk klasik dari era 1990-an ini membuat dampak signifikan hingga banyak label dan desainer kembali menciptakannya.
Mulai dari yang diciptakan oleh Alexander Wang hingga Louis Vuitton, ada begitu banyak model tas bucket swingy yang menggabungkan bentuk dan fungsi. Tas bucket memang terkenal karena bak kantong ajaib yang lapang tapi ringkas.
“Memiliki aksen pada tarikan tali, tas bucket tetap bisa diperbesar muatannya, bahkan untuk menyimpan botol air, tongkat selfie atau apapun yang wanita butuhkan untuk aktivitas hariannya,” tulis Fenella Weeb dari Graziadaily.co.uk. Awalnya tas bucket muncul dalam nada sederhana dan minimalis. Kemudian desainnya kembali diperbaharui dengan palet, pattern , dan bentuk yang lebih dinamis.
Bahkan, memainkan efek serut yang ada pada tas. Tak hanya itu, desainnya mengambil pengaruh potongan retro dan tambahan warna pop dengan gradasi maupun tampil klasik. Namun, ada beberapa versi kompak tas bucket menawan dari salah satu rumah mode besar, Louis Vuitton, lewat tas bucket Petit Noe yang memiliki sisi keanggunan tersendiri. Tahan lama karena material terbaiknya. Tas yang mengambil sisi rumit bicolored material kulit ini sangat ideal untuk penggunaan sehari-hari.
Sementara membawanya pun akan terasa mudah, stylish, dan elegan. Bentuk lipit lentur dari Petit Noe NM sangat ideal untuk menampilkan gaya klasik rumah mode asal Italia tersebut dengan ikon kanvas monogram khasnya. “Terkesan santai, elegan, dan tentu saja langsung dikenali, tas bucket dengan monogram LV sangat cocok untuk penggunaan sehari-hari,” tulis Kathleen Lee Joe, penulis fashion dari Dailylife.com.
Bukan cuma bermain pada bentuk, penerapan tali pun dimodifikasi. Ada yang mencapai bahu, dijadikan dan dipakai seperti gaya saat memakai ransel. Semuanya telah menjadi favorit dan sering terlihat untuk street style . Desain kulit binatang atau pattern tak biasa dari material tas ikut memberi pembaharuan. Sebutlah satu inspirasi tas bucket yang datang dari Mango lewat crocodile bucket bag .
Dalam palet abu-abu, kulit buaya yang timbul memberi efek lain sebuah tas bucket beserta tali serutnya. Bagi yang masih memfavoritkan motif binatang, ada alternatif tas bucket dari Elizabeth and James cynnie leopard bucket bag. Nada leopard masih ditambahkan dengan aksen ritsleting di bagian depan, kemudian tas berukuran sedang ini juga memiliki serut di atas, serta tali yang bisa diubah panjang pendeknya.
Label Maison Martin Margiela juga punya bentuk tali tas bucket yang dibuat sebagai crossbody bucket bag . Tak memiliki serut, tapi tas ember ini diberi palet velvet bermaterial kulit. Dari label Gucci, Yellow Diamante Leather meski tampak sederhana seperti tas bucket klasik, namun warna kuning cerahnya memberi getaran baru. Tas ini terbuat dari kulit dengan trim dan natural linen Gucci jacquard .
Kemudian dari label Etro, tas bucket muncul unik karena pattern bunga-bunga cerah melalui double print . Adapun efek serutnya di bibir tas dibuat tidak kentara. Selanjutnya muncul lebih berbeda, ada Vaughan Drawstring bucket bag dari Anya Hindmarch yang memiliki degradasi warna antara merah dan abu-abu gelap.
Dyah ayu pamela
Mulai dari yang diciptakan oleh Alexander Wang hingga Louis Vuitton, ada begitu banyak model tas bucket swingy yang menggabungkan bentuk dan fungsi. Tas bucket memang terkenal karena bak kantong ajaib yang lapang tapi ringkas.
“Memiliki aksen pada tarikan tali, tas bucket tetap bisa diperbesar muatannya, bahkan untuk menyimpan botol air, tongkat selfie atau apapun yang wanita butuhkan untuk aktivitas hariannya,” tulis Fenella Weeb dari Graziadaily.co.uk. Awalnya tas bucket muncul dalam nada sederhana dan minimalis. Kemudian desainnya kembali diperbaharui dengan palet, pattern , dan bentuk yang lebih dinamis.
Bahkan, memainkan efek serut yang ada pada tas. Tak hanya itu, desainnya mengambil pengaruh potongan retro dan tambahan warna pop dengan gradasi maupun tampil klasik. Namun, ada beberapa versi kompak tas bucket menawan dari salah satu rumah mode besar, Louis Vuitton, lewat tas bucket Petit Noe yang memiliki sisi keanggunan tersendiri. Tahan lama karena material terbaiknya. Tas yang mengambil sisi rumit bicolored material kulit ini sangat ideal untuk penggunaan sehari-hari.
Sementara membawanya pun akan terasa mudah, stylish, dan elegan. Bentuk lipit lentur dari Petit Noe NM sangat ideal untuk menampilkan gaya klasik rumah mode asal Italia tersebut dengan ikon kanvas monogram khasnya. “Terkesan santai, elegan, dan tentu saja langsung dikenali, tas bucket dengan monogram LV sangat cocok untuk penggunaan sehari-hari,” tulis Kathleen Lee Joe, penulis fashion dari Dailylife.com.
Bukan cuma bermain pada bentuk, penerapan tali pun dimodifikasi. Ada yang mencapai bahu, dijadikan dan dipakai seperti gaya saat memakai ransel. Semuanya telah menjadi favorit dan sering terlihat untuk street style . Desain kulit binatang atau pattern tak biasa dari material tas ikut memberi pembaharuan. Sebutlah satu inspirasi tas bucket yang datang dari Mango lewat crocodile bucket bag .
Dalam palet abu-abu, kulit buaya yang timbul memberi efek lain sebuah tas bucket beserta tali serutnya. Bagi yang masih memfavoritkan motif binatang, ada alternatif tas bucket dari Elizabeth and James cynnie leopard bucket bag. Nada leopard masih ditambahkan dengan aksen ritsleting di bagian depan, kemudian tas berukuran sedang ini juga memiliki serut di atas, serta tali yang bisa diubah panjang pendeknya.
Label Maison Martin Margiela juga punya bentuk tali tas bucket yang dibuat sebagai crossbody bucket bag . Tak memiliki serut, tapi tas ember ini diberi palet velvet bermaterial kulit. Dari label Gucci, Yellow Diamante Leather meski tampak sederhana seperti tas bucket klasik, namun warna kuning cerahnya memberi getaran baru. Tas ini terbuat dari kulit dengan trim dan natural linen Gucci jacquard .
Kemudian dari label Etro, tas bucket muncul unik karena pattern bunga-bunga cerah melalui double print . Adapun efek serutnya di bibir tas dibuat tidak kentara. Selanjutnya muncul lebih berbeda, ada Vaughan Drawstring bucket bag dari Anya Hindmarch yang memiliki degradasi warna antara merah dan abu-abu gelap.
Dyah ayu pamela
(ftr)