Pulihkan Stamina dengan Tidur Siang

Selasa, 17 Februari 2015 - 15:32 WIB
Pulihkan Stamina dengan Tidur Siang
Pulihkan Stamina dengan Tidur Siang
A A A
Sebuah penelitian mengungkap, cukup dengan tidur siang selama 30 menit, bisa memulihkan stamina akibat kurang tidur pada malam hari. Sebagian orang yang harus bekerja secara shift pada malam hari kerap mengalami masalah kurangnya waktu tidur pada malam hari.

Padahal, kondisi ini bisa memengaruhi kondisi tubuh. Demikian juga pada penderita insomnia. Kurangnya awaktu tidur dapat menaikkan tingkat risiko obesitas, diabetes, dan depresi. Baru-baru ini, penelitian menemukan tidur siang dapat membantu memulihkan kondisi tubuh akibat kurang tidur.

Hasil penelitian mengungkapkan, 30 menit untuk tidur siang dapat menyembuhkan gejala penyakit akibat kurang tidur. Para peneliti berharap temuan ini dapat membantu pekerja shift malam dan penderita insomnia. Dengan hanya memanjakan diri tidur siang bisa menyembuhkan gejala penyakit akibat kurang tidur.

Tidur siang selama 30 menit dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengembalikan hormon dan protein ke dalam level yang normal. Dengan adanya aktivitas tidur siang, diharapkan membantu para pekerja malam atau para penderita insomnia mengurangi gejala penyakit bagi mereka yang memiliki waktu tidur yang sangat sedikit.

Kenyataannya, kurangnya waktu tidur tidak hanya membuat meningkatnya tingkat kecelakaan akibat mengantuk saat berkendara, juga berpotensi meningkatkan beberapa penyakit kronis, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan depresi. Seorang peneliti dari Université Paris Descartes-Sorbonne Paris Cité Dr Brice Faraut mengatakan, sangat disarankan untuk tidur siang selama 30 menit karena ini dapat mengembalikan perubahan hormon akibat kurang tidur pada malam hari.

Menurut dia, ini penelitian pertama yang menemukan bahwa tidur siang dapat mengembalikan biomarker dari neuroendokrin serta kesehatan imun pada kondisi normal. Tidur siang bisa dijadikan salah satu cara untuk mengurangi dampak kurangnya waktu tidur dengan membantu sistem kekebalan tubuh (imun) dan neuroendokrin untuk kembali pulih.

“Penelitian ini mendukung pengembangan strategi praktis untuk mengatasi gejala penyakit akibat kurang tidur kronis, seperti yang sering terjadi pada pekerja malam,” tambahnya. Penelitian ini telah menguji hubungan antara hormon pada 11 orang pria sehat yang berusia sekitar 25 hingga 32 tahun. Pada sesi pertama, pria itu dibatasi waktu tidurnya hanya dua jam pada malam hari.

Pada sesi lainnya, mereka diberikan waktu untuk tidur siang selama 30 menit, setelah waktu tidur yang diberikan hanya 2 jam pada malam hari. Pada tiga hari percobaan pertama, pria tersebut menghabiskan waktu tidurnya selama 8 jam dan diakhiri dengan tidur tanpa dibatasi waktu. Urine dan saliva (air liur) mereka kemudian dianalisis untuk menentukan bagaimana sedikit waktu tidur pada malam hari dan aktivitas tidur siang dapat mengubah kadar hormon.

Setelah tidur yang dibatasi, tingkat norepinefrin pada pria tersebut meningkat hingga 2,5 kali lipat, hormon dan neutrotransmitter yang terlibat dalam respons tubuh terhadap stres. Norepinefrin yang berfungsi menyampaikan impuls saraf dari satu neuron ke neuron yang lain, meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan gula darah.

Larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5398 seconds (0.1#10.140)