Dalam Lingkaran Tipu Daya

Sabtu, 28 Februari 2015 - 10:41 WIB
Dalam Lingkaran Tipu...
Dalam Lingkaran Tipu Daya
A A A
Focus adalah film yang menghibur dengan kemasannya yang renyah dan gemerlap. Tapi sebagai sebuah film tentang para penipu, film ini tak terlalu cerdas. Di atas langit ada langit.

Di antara penipu amatiran akan ada penipu kelas kakap. Inilah yang dipelajari Jess (Margot Robbie) saat berusaha menipu Nicky (Will Smith). Alih-alih menjadikan Nicky korbannya, pada akhirnya Jess malah memohon untuk berguru pada Nicky tentang cara mencopet yang elegan. Ya, Nicky memang bukan pencopet biasa. Dia punya jaringan pencopet dengan puluhan karyawan.

Dia bekerja di bandara, di hotel-hotel mewah, juga di pertandingan-pertandingan yang penuh para penjudi. Hanya dalam beberapa hari, dia dan timnya bisa mengumpulkan uang dan perhiasan seharga USD1,2 juta. Meski hebat, Nicky punya kelemahan. Hatinya terlalu lembut. Sebagai seorang penipu, dia harusnya kuat hati. Namun, dia malah jatuh cinta kepada Jess.

Romansa di tempat kerja inilah yang akhirnya menjadi masalah bagi Nicky saat jasanya disewa oleh Garriga (Rodrigo Santoro), seorang pemilik perusahaan mobil balap yang ingin menghancurkan karier lawannya, McEwen (Robert Taylor). Produser Denise Di Novi dan duet sutradara sekaligus penulis skenario Glenn Ficarra dan John Requa tahu betul bagaimana membuat Focusmenjadi film yang menghibur dengan skenario yang tak istimewa.

Pertama, mereka harus memilih duet aktor dan aktris yang tepat. Pilihan pada Will Smith yang flamboyan dan Margot Robbie yang seksi adalah keputusan yang cerdas. Kedua, ciptakan romansa tarik ulur di antara keduanya. Berikan sedikit cerita sedih. Memasangkan Smith dengan Robbie cukup tepat, karena chemistry antara keduanya lumayan bagus, meski tak terlalu kental betul.

Langkah berikutnya, siapkan setting atau latar tempat yang heboh dan gemerlap. Di hotel mewah, di pertandingan football, di sirkuit balap, dan di kota yang eksotis. Dengan pilihan pemain bintang dan segala kemewahan tersebut, penonton akan lupa, hilang fokus, pada skenario yang tampak cacat di sana-sini.

Skenario Focusbukanlah skenario yang buruk. Hanya, berbagai kejutan dan twist yang disebar di sepanjang film, satu-dua di antaranya tampak tak sejalan dengan keseluruhan cerita. Ada pertanyaan yang tertinggal. Ada adegan yang ganjil. Belum lagi, tak ada potongan-potongan puzzleyang ditinggalkan Glenn dan John untuk dirakit penonton demi bisa menebak kelanjutan cerita.

Penonton hanya dibiarkan tanpa petunjuk ( atau seolah-olah diberi petunjuk), kemudian dikejutkan dengan twistyang ada. Jadi bagi penonton yang mau sok menebak-nebak, lebih baik jangan dilakukan. Tak perlu fokus pada detail. Nikmati saja guliran cerita ini dengan santai. Karena jika sibuk dengan detail, akan timbul pertanyaan-pertanyaan yang membuat skenario atau adegan semakin terlihat cacat.

Memang, ada beberapa sceneyang menarik dan layak diacungi jempol. Misalnya adegan saat tim Nicky bekerja melakukan pencopetan dengan rapi. Ini mungkin sceneyang klise, tapi tetap menarik ditonton karena dilakukan dengan editingyang rapi. Juga saat Nicky dan Jess bertemu Liyuan (BD Wong) di pertandingan football. Adegannya sangat intens, mendebarkan, sekaligus menggemaskan.

BD Wong berhasil mencuri spotlightdi scene ini. Juga adegan saat orang suruhan Garriga memburu Nicky. Persiapan yang dilakukannya sebelum menabrakkan mobilnya ke mobil Nicky membuat Focussejenak menjadi film yang sangat stylish. Tidak lupa, beberapa humor yang ditebar juga cukup memancing senyum. Jadi, saat menonton Focussiapkan ekspektasi untuk menonton sebuah film hiburan ala Hollywood. Filmnya memang tidak istimewa, tapi sedap untuk dipandang dan gurih untuk disimak.
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6993 seconds (0.1#10.140)