Berdayakan Pengrajin di NTT

Minggu, 01 Maret 2015 - 12:04 WIB
Berdayakan Pengrajin di NTT
Berdayakan Pengrajin di NTT
A A A
AWALNYA Komunitas Pewarna Alam terbentuk tidak sengaja, saat Cendic Mirnaz bersama rekannya mengunjungi Nusa Tenggara Timur ( NTT) untuk traveling.

Di sana mereka menemukan para pengrajin yang mengolah kain khas NTT dengan basis pewarnaan alam. Bekerja sama dengan sebuah sanggar di Maumere, NTT, setelah berbincang banyak dengan ketua perkumpulan pengrajin kemudian terpikirlah agar sekumpulan pengrajin ini lebih diberdayakan.

Cendic dan rekan akhirnya membuat sebuah merek bernama Noesa yang menjual berbagai prodak hasil kerajinan dari tangan para pengrajin lewat pewarnaan alam. ”Jadi karena kebanyakan orang atau desainer mengangkat hanya kain dari sebuah daerah, kita ingin lebih mengangkat pengrajinnya,” ungkap Cendic penggagas Komunitas Pewarna Alam.

Seiring berjalan waktu, hampir setahun berdiri, Komunitas Pewarna Alam akhirnya tak hanya memberdayakan pengrajin. Kegiatan di dalamnya juga turut ingin mempromosikan dan mengedukasi penggunaan pewarna alam. Tahun lalu komunitas ini sempat membuat acara bertajuk ”Polekale” yang merupakan sebuah workshop pewarnaan alam di Museum Tekstil Jakarta.

Anggotanya yang merupakan pengrajin terdiri sekitar 20 orang lebih pun pergi ke Jakarta untuk mengikuti workshop ini. ”Kita lihat ada antusiasme dan ketertarikan orang-orang untuk mengetahui pewarnaan alam ini, padahal kita baru kabari beberapa hari sebelum event lewat media sosial,” tukas Cendic lagi.

Rencananya, tambah Cendic, kegiatan serupa akan diadakan lagi untuk memberikan pengaruh lebih luas bagi kaum muda mengetahui tentang pewarnaan alam. Selain, lewat Noesa yang melakukan promosi lewat Instagram dan media sosial, Cendic dan rekannya ingin turut memperkenalkan produk etnik yang unik misalnya lewat aksesori, passport holder, dompet, termasuk kain hasil buatan pengrajin. Ke depannya, Noesa akan memberdayakan pengrajin lewat produk mode yang memiliki banyak ragam.

”Dengan begini para pengrajin memiliki tambahan pendapatan, sekaligus kaum muda bisa memakai sesuatu yang etnik dan unik,” ungkapnya lagi.
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4933 seconds (0.1#10.140)