Terjemahkan Bahasa Verbal lewat Foto
A
A
A
Mengambil nama dari rumah keluarga yang memang sering disebut Rumah Kayu, Komunitas Rumah Kayu Fotografi terbentuk.
Inilah komunitas yang punya citacita merekam potret anak-anak Indonesia. Rumah yang begitu unik, asli dari kayu jati Belanda dengan pintu lengkung mirip terowongan, dan dinding bata merah yang tidak diplester. Sejak sang ibunda dari Fendi, Ketua Komunitas Rumah Kayu Fotografi (RKF) berpulang pada 2011 silam, rumah hangat terbuat dari kayu itu menjadi tempat berkumpul, perpustakaan, bahkan tempat belajar fotografi "Rumah Baca dan Rumah Belajar".
Satu ruangan di Rumah Kayu dijadikan perpustakaan untuk siapapun yang datang. Dan sebagai rumah belajar, diputuskan, pelajaran pertama yang akan diluncurkan adalah fotografi, dengan Fendi sebagai gurunya, dan kerabat serta teman-teman dekat sebagai pesertanya. Pada awalnya yang tergabung adalah keluarga, kerabat dan teman-teman dekat yang memiliki minat dalam bidang fotografi.
Jumlah anggota grup pada waktu itu juga tidak lebih dari 50 orang. Namun perkembangannya, karena komunitas ini memiliki akun di Facebook group, membuat anggota komunitas ini berkembang pesat terutama melalui referensi dari anggota-anggotanya.
Saat ini anggota Facebook group RKF telah mencapai 4.562 orang, yang tersebar di berbagai kota di Indonesia dan mancanegara. Kegiatan regular RKF di antaranya hunting bareng, workshop, dan pameran. Pelaksanaannya tergantung pada ketersediaan waktu anggota. Dalam satu tahun hunting bareng terselenggara kira-kira minimal 6 kali dengan tema tertentu yang bergantiganti. "Terkadang bersifat spontan, atau jika ada event budaya, atau pertunjukan yang memang menarik untuk diliput," ucap Fendi.
Untuk bergabung dengan RKF siapa saja dapat mengajukan request atau by invitation, yang akan disetujui oleh admin group di Page Facebook RKF. Namun biasanya akan ada seleksi, karena grup ini dibuat untuk mengakomodir mereka yang merupakan penggemar, pembelajar, dan pencinta fotografi. RKF punya misi agar komunitas ini tidak menjadi komunitas yang kegiatannya hanya untuk hobi atau kesenangan saja.
"Ke depan kita ingin mengajak kerjasama dengan komunitas lain dan membuat data melalui foto yang merekam tentang anak di Indonesia lalu diunggah dalam website khusus agar bisa dilihat oleh khalayak dan pemerintah sebagai rekam jejak," sebut Fendi.
Dyah ayu pamela
Inilah komunitas yang punya citacita merekam potret anak-anak Indonesia. Rumah yang begitu unik, asli dari kayu jati Belanda dengan pintu lengkung mirip terowongan, dan dinding bata merah yang tidak diplester. Sejak sang ibunda dari Fendi, Ketua Komunitas Rumah Kayu Fotografi (RKF) berpulang pada 2011 silam, rumah hangat terbuat dari kayu itu menjadi tempat berkumpul, perpustakaan, bahkan tempat belajar fotografi "Rumah Baca dan Rumah Belajar".
Satu ruangan di Rumah Kayu dijadikan perpustakaan untuk siapapun yang datang. Dan sebagai rumah belajar, diputuskan, pelajaran pertama yang akan diluncurkan adalah fotografi, dengan Fendi sebagai gurunya, dan kerabat serta teman-teman dekat sebagai pesertanya. Pada awalnya yang tergabung adalah keluarga, kerabat dan teman-teman dekat yang memiliki minat dalam bidang fotografi.
Jumlah anggota grup pada waktu itu juga tidak lebih dari 50 orang. Namun perkembangannya, karena komunitas ini memiliki akun di Facebook group, membuat anggota komunitas ini berkembang pesat terutama melalui referensi dari anggota-anggotanya.
Saat ini anggota Facebook group RKF telah mencapai 4.562 orang, yang tersebar di berbagai kota di Indonesia dan mancanegara. Kegiatan regular RKF di antaranya hunting bareng, workshop, dan pameran. Pelaksanaannya tergantung pada ketersediaan waktu anggota. Dalam satu tahun hunting bareng terselenggara kira-kira minimal 6 kali dengan tema tertentu yang bergantiganti. "Terkadang bersifat spontan, atau jika ada event budaya, atau pertunjukan yang memang menarik untuk diliput," ucap Fendi.
Untuk bergabung dengan RKF siapa saja dapat mengajukan request atau by invitation, yang akan disetujui oleh admin group di Page Facebook RKF. Namun biasanya akan ada seleksi, karena grup ini dibuat untuk mengakomodir mereka yang merupakan penggemar, pembelajar, dan pencinta fotografi. RKF punya misi agar komunitas ini tidak menjadi komunitas yang kegiatannya hanya untuk hobi atau kesenangan saja.
"Ke depan kita ingin mengajak kerjasama dengan komunitas lain dan membuat data melalui foto yang merekam tentang anak di Indonesia lalu diunggah dalam website khusus agar bisa dilihat oleh khalayak dan pemerintah sebagai rekam jejak," sebut Fendi.
Dyah ayu pamela
(ars)