Mengejar Irit Lewat Ban

Kamis, 05 Maret 2015 - 09:52 WIB
Mengejar Irit Lewat...
Mengejar Irit Lewat Ban
A A A
Ban kendaraan bisa menjadi salah satu faktor utama dalam meraih efisiensi bahan bakar. Bahkan, ban merupakan ujung tombak yang paling depan untuk mewujudkannya.

Harga bahan bakar sudah mengikuti harga pasar. Alhasil, harga bahan bakar bisa naik turun. Seperti saat ini ketika harga bahan bakar premium oktan 88 dipatok di harga Rp6.800 atau naik Rp200 dari Rp6.600. Dengan fleksibelnya harga bahan bakar, otomatis masyarakat harus mencermati betul penggunaan bahan bakar. Saat ini banyak kendaraan yang memiliki tingkat konsumsi bahan bakar yang efisien.

Selain itu, ada berbagai tips yang bisa memaksa mobil tidak terlalu boros dalam menggunakan bahan bakar. Ada juga yang berusaha mencari celah menghemat dengan penggunaan produk penghemat bahan bakar. Padahal, ada cara sederhana guna menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang salah satunya bisa dilakukan dengan perawatan kondisi ban.

Percaya atau tidak, ban adalah ujung tombak mobil dalam upaya mengirit BBM. Ban yang berada dalam kondisi prima sangat baik dalam menjaga konsumsi bahan bakar. Jadi, memerhatikan kondisi ban adalah hal yang perlu dilakukan setiap pemilik kendaraan. Apalagi ban adalah bagian mobil yang paling sering kontak langsung dengan jalan yang memiliki kondisi beragam.

Itulah sebabnya, ban bisa saja mengalami kondisi unbalance . Getaran yang dihasilkan jelas mengurangi kenyamanan berkendara. Anda pun harus menekan pedal gas lebih dalam agar kecepatan mobil melampaui zona getaran tersebut. Alhasil, Anda tak bisa mengatur irama berkendara dengan baik dan cenderung agresif saat menekan pedal gas. Selain itu, mesin butuh kekuatan ekstra ketika memutar ban yang bergetar.

Sedikit banyak akan menaikkan konsumsi BBM. Selain memerhatikan kondisi keseimbangan ban, Anda juga perlu memerhatikan sudut keselarasan roda (wheel alignment ). Sudut keselarasan roda memengaruhi kinerja ban. Sudut ban yang tidak sesuai standar pabrikan membuat Anda sulit mengarahkan kemudi di jalan.

Akibatnya, Anda “dipaksa” menekan pedal gas lebih dalam supaya putaran ban tidak terhambat dan selaras kemauan pengemudi. Selain itu satu hal yang sering dilupakan adalah tekanan angin. Terkadang karena terasa simpel, banyak pemilik kendaraan melupakan, bahkan melewatkan pengisian kembali tekanan angin.

Padahal, tekanan angin yang kurang, sudah pasti membuat konsumsi BBM boros karena mesin butuh tenaga ekstra untuk memutar ban. Lalu berapa tekanan angin ban paling pas? Mudah, sesuaikan saja dengan rekomendasi pabrikan yang biasa tertera di pintu pengemudi. Jangan berpikir bahwa tekanan angin yang lebih tinggi dari standar pabrikan akan memberikan konsumsi bahan bakar yang lebih baik.

Secara logika, ban bertekanan angin tinggi memang lebih mudah menggelinding karena friksi dengan jalan semakin rendah. Namun, jika kendaraan dibelokkan, jadi justru membutuhkan tambahan tenaga mesin karena ban lebih cenderung bergerak lurus.

Wahyu sibarani
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0861 seconds (0.1#10.140)